Scroll untuk baca artikel
Sains

Ditemukan Masjid Awal Islam di Israel yang Sudah Menghadap Ka’bah

5
×

Ditemukan Masjid Awal Islam di Israel yang Sudah Menghadap Ka’bah

Share this article
Ditemukan Masjid Awal Islam di Israel yang Sudah Menghadap Ka'bah
Ditemukan Masjid Awal Islam di Israel yang Sudah Menghadap Ka'bah

Spilltekno – Reruntuhan masjid kuno yang diyakini berasal dari awal penyebaran Islam kembali ditemukan di Israel. Masjid ini menjadi penemuan penting kedua setelah penemuan sebelumnya pada 2019, dan sama-sama berada di Kota Rahat, Negev utara.

Penemuan terbaru ini memperkuat dugaan bahwa Islam telah hadir di wilayah tersebut sejak abad ke-7. Lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter dari reruntuhan rumah mewah milik seorang warga Kristen Bizantium yang kaya.

Israel Antiquities Authority (IAA) mengumumkan temuan ini pada Juni 2019. Penggalian dilakukan oleh tim arkeolog yang dipimpin oleh Oren Shmueli, Dr Elena Kogan-Zehavi, dan Dr Noe David Michael. Kedua masjid yang ditemukan diperkirakan berusia sekitar 1.200 tahun, meski penanggalannya tidak mudah dilakukan secara pasti.

Yang menarik, masjid ini dipenuhi dengan keramik khas abad ke-7. “Ini menjadikannya salah satu masjid paling awal yang pernah ditemukan di dunia,” ungkap Dr Elena Kogan-Zehavi, dikutip dari Haaretz pada Sabtu (22/3/2025).

Meski Islam baru menjadi mayoritas pada abad ke-9, bangunan ini sudah menghadap kiblat, yaitu ke arah Ka’bah di Makkah. Fitur arsitektur seperti ruang persegi, mihrab setengah lingkaran, dan arah bangunan menunjukkan dengan jelas bahwa bangunan ini adalah masjid.

Dalam konteks sejarah, penemuan ini menunjukkan peralihan budaya dari komunitas Kristen Bizantium menuju komunitas Muslim semi-nomaden. Ini juga memperkuat bukti bahwa Islam sudah hadir lebih awal di wilayah Negev utara dan hidup berdampingan dengan komunitas Kristen yang ada.

Selain masjid, ditemukan juga rumah pertanian era Bizantium yang dilengkapi menara kecil dan halaman luas. Para arkeolog menduga rumah ini dulunya dihuni oleh petani Kristen.

Namun, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Apakah komunitas Kristen di sana beralih keyakinan menjadi Muslim? Ataukah daerah itu dihuni kembali oleh kelompok semi-nomaden dari Jazirah Arab yang membawa agama baru?

Baca Juga:  Tarantula Biru Super Langka Ditemukan Youtuber Asal Thailand

Dr Kogan-Zehavi menyatakan, “Bisa jadi keduanya. Semua kemungkinan masih terbuka dan sekarang tugas kami adalah mengumpulkan lebih banyak bukti.”

Teka-teki lain muncul karena kedua masjid dibangun agak terpisah dari permukiman. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah masjid hanya digunakan saat hari Jumat atau memiliki fungsi lain dalam keseharian.

Saat ini, Rahat merupakan pemukiman permanen terbesar bagi orang-orang Bedouin di dunia. Kogan-Zehavi mengatakan masyarakat lokal sangat menghargai nilai sejarah kedua masjid ini dan berharap bisa terus melestarikannya.

“Sejarah memang selalu berulang. Orang Bedouin di Rahat telah meninggalkan gaya hidup nomaden dan kini hidup menetap di kota. Mereka sedang membangun kehidupan baru, dan temuan ini menjadi bagian dari warisan mereka,” tutup Kogan-Zehavi.

Penemuan dua masjid kuno di Rahat ini juga memberi gambaran tentang dinamika sosial dan budaya masyarakat pada masa transisi dari era Bizantium ke awal periode Islam. Para arkeolog mencatat adanya perubahan dalam pola permukiman dan arsitektur bangunan. Jika sebelumnya dominan dengan gaya bangunan permanen khas Kristen Bizantium, pada abad ke-7 mulai muncul gaya arsitektur yang lebih sederhana dan fleksibel, mencerminkan kehidupan semi-nomaden.

Hal ini memperlihatkan bahwa perubahan keagamaan turut memengaruhi tata ruang dan kebiasaan masyarakat. Dari sudut pandang sejarah, masa ini adalah momen penting ketika penduduk mulai beradaptasi dengan tradisi Islam, tanpa sepenuhnya meninggalkan jejak kehidupan masa lalu. Transisi ini menjadi bukti hidup bahwa peralihan budaya dan agama bisa terjadi secara bertahap, bukan melalui konflik atau penghapusan total.

Penemuan ini juga menjadi pengingat penting bahwa keberadaan komunitas Muslim awal di wilayah yang kini dikenal sebagai Israel bukanlah hal baru. Bukti arkeologis seperti mihrab dan orientasi kiblat memperkuat keyakinan bahwa masjid sudah menjadi bagian dari kehidupan spiritual masyarakat sejak abad ke-7. Ini sekaligus membantah pandangan bahwa penyebaran Islam di wilayah tersebut hanya terjadi pada masa-masa belakangan.

Baca Juga:  Di Balik Lubang Raksasa Cenote Suci Meksiko, Terkubur Harta Karun dan Kisah Maut!

Arkeolog pun masih terus melanjutkan penggalian untuk mencari lebih banyak petunjuk yang bisa menjelaskan bagaimana kehidupan masyarakat saat itu. Mereka juga berharap bisa menemukan artefak lain yang bisa memberi gambaran lebih luas tentang aktivitas keagamaan, perdagangan, dan interaksi sosial antar komunitas.

Seiring berjalannya waktu, Rahat tidak hanya menjadi lokasi hunian masyarakat Bedouin modern, tetapi juga simbol penting pelestarian sejarah lintas peradaban. Warga lokal kini menunjukkan ketertarikan besar terhadap warisan budaya mereka, bahkan menyambut baik rencana pelestarian dua masjid bersejarah tersebut sebagai bagian dari identitas kota.

Update terbaru menyebutkan bahwa proses konservasi situs sedang dalam tahap perencanaan oleh Israel Antiquities Authority bersama komunitas lokal. Mereka tengah mempertimbangkan kemungkinan menjadikan area ini sebagai situs edukasi sejarah yang bisa dikunjungi masyarakat luas. Spilltekno

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *