Spilltekno – Para ilmuwan akhirnya menemukan jawaban atas sinyal sinar-X misterius yang telah membingungkan dunia astronomi sejak 1980. Berdasarkan data terbaru dari Chandra X-ray Observatory milik NASA dan satelit XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa (ESA), sebuah planet hancur akibat katai putih—bintang yang sangat redup—di pusat Nebula Helix, atau yang dikenal sebagai “WD 2226-210”.
Nebula planet sendiri merupakan tahap akhir kehidupan sebuah bintang yang telah melepaskan lapisan luarnya, menyisakan katai putih sebagai inti yang sangat kecil dan padat. “Kami mungkin akhirnya menemukan penyebab dari misteri yang telah bertahan lebih dari 40 tahun,” ungkap Sandino Estrada-Dorado dari National Autonomous University of Mexico.
Sinyal sinar-X yang terdeteksi diyakini berasal dari puing-puing planet yang tertarik ke dalam katai putih, memberikan bukti kuat bahwa bintang tersebut telah menghancurkan sebuah planet. Jika teori ini terbukti, maka ini akan menjadi pertama kalinya sebuah planet benar-benar terlihat hancur akibat pengaruh bintang pusat dalam nebula planet.
Data dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa sinyal sinar-X mengalami perubahan halus dan teratur setiap 2,9 jam. “Ini memberikan indikasi bahwa sisa-sisa planet tersebut berada sangat dekat dengan katai putih,” jelas tim dari Chandra X-ray Center (CXC).
Sebelumnya, para ilmuwan sempat mengamati bahwa sebuah planet hancur seukuran Neptunus mengorbit katai putih ini dalam waktu kurang dari tiga hari. Namun, temuan terbaru menunjukkan kemungkinan adanya planet hancur lain, seukuran Jupiter, yang lebih dekat lagi ke bintang tersebut.
“Awalnya, planet ini mungkin berada cukup jauh dari katai putih, tetapi interaksi gravitasi dengan planet lain dalam sistemnya menyebabkan migrasi menuju bintang,” jelas CXC. “Begitu berada dalam jarak kritis, gravitasi katai putih akan menghancurkan sebagian atau bahkan seluruh planet tersebut.”
Penemuan ini dinilai sangat penting dalam memahami bagaimana planet hancur atau justru bertahan di sekitar bintang yang memasuki fase akhir kehidupannya. “Semakin banyak sistem seperti ini yang kita temukan, semakin besar pula pemahaman kita tentang masa depan planet hancur di sekitar bintang seperti Matahari,” kata astrofisikawan Jesus Toala. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel