Spilltekno – Telkom Indonesia sedang menyiapkan gebrakan baru di dunia digital dengan lahirnya infraNexia. Rencananya, pertengahan 2026, “anak perusahaan” ini akan resmi beroperasi, membawa angin segar dalam pengelolaan aset fiber optik. Kabarnya, ini akan membuka pintu peluang baru, tak hanya untuk Telkom Group, tapi juga pihak eksternal. Lalu, apa saja yang bisa kita harapkan dari perubahan besar ini?
Di Balik Layar infraNexia: Mengapa dan Apa Tujuannya?
Proses Spin-Off: Kapan infraNexia Lahir?
Telkom (TLKM) lagi ngebut nih, mematangkan rencana “spin-off” untuk melahirkan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), yang nantinya dikenal sebagai infraNexia. Targetnya sih, pertengahan 2026 sudah kelar. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra, sempat cerita soal ini di acara media beberapa waktu lalu. “Kami targetkan pertengahan 2026 sudah beres. Sekarang, prosesnya masih on track,” katanya. Kabarnya, lebih dari separuh aset fiber dan bisnis pilihan Telkom sudah dialihkan ke TIF. Mantap!
Kenapa Sih Harus Ada infraNexia?
Ternyata, ada alasan kuat di balik langkah ini. Telkom pengen bisnisnya lebih transparan dan fokus. Dengan adanya infraNexia, aset fiber yang dimiliki Telkom jadi lebih kelihatan “wah” gitu, sehingga potensi nilainya bisa meningkat. Kata Pak Angelo, “Tujuannya biar masyarakat tahu aset fiber Telkom itu segede apa. Ini luar biasa banget.” Harapannya, dengan struktur yang lebih terfokus, infraNexia bisa lebih gesit dan efisien dalam merespon kebutuhan pasar.
Apa Sih Peran dan Fungsi infraNexia?
Pegang Kendali Jaringan Fiber Optik
infraNexia bakal jadi “bos” untuk urusan pengelolaan aset fiber optik dan operasional jaringan Telkom. Perkiraannya, perubahan ini mulai jalan Desember 2025, dan diharapkan sudah full operasional sebelum pertengahan 2026. Nantinya, infraNexia nggak cuma menjalankan operasional, tapi juga jadi pemilik asetnya. Jadi, semua aset fiber yang sebelumnya tercatat di Telkom, bakal dipindahkan dan jadi milik infraNexia sepenuhnya. “Setelah Desember 2025, Infranexia akan memiliki aset tersebut sepenuhnya,” jelas Pak Angelo.
Model Operasi: Lebih Ramping dan Netral
Salah satu alasan utama dibentuknya infraNexia adalah menciptakan model operasi yang lebih ramping dan netral. Fokusnya pada tata kelola yang kuat, transparansi keuangan, operasional, dan netralitas layanan. Tujuannya? Supaya bisa memberikan layanan yang lebih baik dan efisien ke semua pelanggan. “Pemisahan ini juga memastikan model operasi yang ramping untuk Infraco dengan fokus pada tata Kelola yang kuat, transparansi keuangan, dan operasional serta netralitas layanan,” kata Pak Angelo. Ini termasuk pelaporan independen dan tata kelola yang lebih jelas, biar makin akuntabel dan terpercaya.
Apa Dampak dan Potensi infraNexia?
Aset Infrastruktur Digital Telkom: Nilainya Bakal Naik?
Dengan adanya infraNexia, nilai aset infrastruktur digital Telkom diharapkan bisa meningkat. Pengelolaan yang lebih fokus dan transparan bisa mengoptimalkan potensi aset fiber optik Telkom. Tentu saja, ini akan berdampak positif pada kinerja keuangan Telkom secara keseluruhan. “Kami percaya bahwa pemisahan ini akan membuka potensi peningkatan nilai dari aset infrastruktur digital yang kami miliki,” ujar Pak Angelo. Analis pasar pun menyambut baik langkah ini, dan yakin infraNexia bisa jadi kekuatan baru di pasar infrastruktur digital.
Peluang Baru untuk Pelanggan
infraNexia nggak cuma untuk melayani kebutuhan internal Telkom Group saja, tapi juga membuka peluang bagi pelanggan eksternal. Pak Angelo bilang, sebagian besar pelanggan infraNexia memang dari internal Telkom Group, tapi ada juga dari pihak luar, termasuk operator lokal. “88 persen internal dari Telkom grup, 12 persennya dari luar, ada juga dari local operator,” ungkapnya. Dengan begitu, infraNexia diharapkan bisa jadi pemain penting dalam menyediakan infrastruktur digital bagi berbagai industri. Ini membuka pintu untuk kolaborasi dan inovasi di sektor telekomunikasi dan teknologi.
Kesimpulan Singkat
Intinya, pembentukan infraNexia adalah langkah strategis Telkom untuk jadi lebih efisien, transparan, dan meningkatkan nilai aset infrastruktur digitalnya. Dengan target kelar pertengahan 2026, infraNexia diharapkan membawa perubahan positif dalam pengelolaan fiber optik dan membuka peluang baru. Kuncinya ada pada model operasi yang ramping, netralitas layanan, dan tata kelola yang kuat. Kita tunggu saja perkembangannya, terutama dampaknya bagi industri telekomunikasi Indonesia dan percepatan transformasi digital.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





