Scroll untuk baca artikel
Sains

Mengenal Jam Kiamat yang Sebentar Lagi Umumkan ‘Kiamat 2025’

3
×

Mengenal Jam Kiamat yang Sebentar Lagi Umumkan ‘Kiamat 2025’

Share this article
Mengenal Jam Kiamat yang Sebentar Lagi Umumkan 'Kiamat 2025'

SpillteknoJam Kiamat 2025—sebuah indikator metaforis ancaman global—kembali akan disetel ulang oleh para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists (BAS). Proses tahunan ini tidak hanya menjadi momen evaluasi atas “prediksi” masa depan Bumi, tetapi juga mengukur dampak krisis seperti perang, perubahan iklim, dan disrupsi teknologi terhadap posisi jarum Jam Kiamat 2025. Hasilnya akan mencerminkan seberapa dekat peradaban manusia dengan titik kehancuran akibat ulahnya sendiri di tahun yang dinilai krusial ini.

Prosedur ini umumnya dilakukan pada Januari, dengan siaran langsung melalui situs resmi BAS atau platform digital seperti Facebook dan YouTube. Pada momen tersebut, dunia akan mengetahui apakah posisi jarum Jam Kiamat akan mengalami pergeseran atau tetap stabil di tahun 2025—sebuah tahun yang dianggap krusial dalam memantau respons manusia terhadap tantangan seperti perubahan iklim, risiko nuklir, dan ketidakstabilan geopolitik.

Memahami Jam Kiamat 2025: Simbol Ancaman Global dan Peran Ilmuwan

Jam Kiamat adalah representasi simbolis yang menggambarkan risiko bencana global akibat ulah manusia, seperti perang nuklir atau krisis iklim. Dikelola sejak 1947 oleh Bulletin of the Atomic Scientists (BAS)—kelompok ilmuwan berbasis di University of Chicago, AS—jam ini menjadi alat peringatan akan kerentanan peradaban.

BAS, organisasi yang terdiri dari pakar sains dan teknologi, bertugas menganalisis dampak perkembangan ilmu pengetahuan terhadap keberlangsungan manusia. Awalnya, BAS didirikan oleh ilmuwan mantan anggota Manhattan Project (proyek rahasia pengembangan bom atom AS pada Perang Dunia II). Nama organisasi ini terinspirasi dari upaya mereka mengedukasi publik tentang bahaya senjata nuklir.

Jam Kiamat awalnya diciptakan sebagai alat pemantau ancaman nuklir, dengan jarum yang bergerak mendekati atau menjauhi “tengah malam”—simbol kehancuran total. Pergeseran waktunya ditentukan berdasarkan penilaian para ilmuwan terhadap tingkat risiko global, mulai dari konflik geopolitik hingga destabilisasi lingkungan.

Baca Juga:  Baterai Berlian: Revolusi Teknologi Energi untuk Perangkat Jangka Panjang

Meski BAS menegaskan bahwa jam ini bukan pengukur pasti kehancuran Bumi, ia berfungsi sebagai pengingat untuk mendorong dialog tentang isu kompleks seperti perubahan iklim atau penyalahgunaan teknologi. Di tahun 2025, posisi jarum Jam Kiamat akan menjadi sorotan khusus, mencerminkan apakah upaya mitigasi manusia cukup efektif atau justru gagal mencegah bencana multidimensi.

Membaca Jam Kiamat 2025: Simbol Kedekatan Umat Manusia dengan Kehancuran Global*

Jam Kiamat berfungsi sebagai metafora visual untuk mengukur kerentanan manusia terhadap bencana buatan sendiri. Prinsipnya sederhana: semakin dekat jarum ke angka “tengah malam” (12.00), semakin tinggi risiko kehancuran global. Namun, ini bukan prediksi literal, melainkan peringatan simbolis tentang kerusakan sistematis seperti krisis iklim, eskalasi nuklir, atau disinformasi yang menggerogoti stabilitas peradaban.

Seperti dilaporkan BBC (27 Januari 2025), Jam Kiamat 2025 tidak sekadar mengukur tingkat ancaman, tetapi juga mengevaluasi sejauh mana respons manusia dalam memitigasi risiko tersebut. Sejak pertama kali ditetapkan pada 1947 di posisi 7 menit menuju tengah malam, jarum jam terus bergerak dinamis. Pada 1991, jaraknya pernah mencapai rekor 17 menit dari tengah malam—terjadi setelah AS dan Uni Soviet sepakat mengurangi persenjataan nuklir.

Faktor penentu pergeseran jarum meliputi:

  1. Ancaman nuklir (uji coba senjata, konflik geopolitik).
  2. Perubahan iklim (kenaikan suhu, bencana ekstrem).
  3. Disrupsi teknologi (penyalahgunaan AI, disinformasi).
  4. Krisis kesehatan global (pandemi, ketimpangan akses medis).

BAS menegaskan bahwa Jam Kiamat 2025 tidak mengukur krisis secara terpisah, tetapi interaksi kompleks dari ancaman sistemik. Misalnya, kombinasi perang, krisis iklim, dan ketidakstabilan politik dapat mempercepat pergerakan jarum. Pada akhirnya, posisi jam ini menjadi cermin kolektif atas kegagalan atau keberhasilan manusia dalam membangun ketahanan global.

Baca Juga:  6 Perbedaan antara Homo Neanderthal dan Homo Sapiens, Leluhur Manusia yang Dianggap Mirip

Pengumuman Jam Kiamat 2025: Simbol Ancaman Global dan Momen Evaluasi Peradaban

Jam Kiamat 2025 akan diresmikan oleh para ilmuwan Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) pada Selasa, 28 Januari 2025, pukul 10.00 EST (15.00 GMT / 16.00 CET). Acara ini dapat diakses secara global melalui siaran langsung di saluran YouTube resmi mereka (@BulletinAtomic), menjadi momen krusial untuk memahami tingkat risiko kehancuran manusia akibat krisis multidimensi.

Dalam pernyataan resminya, BAS menjelaskan: “Untuk tahun 2025, Dewan Sains dan Keamanan (SASB) akan mengevaluasi kompleksitas ancaman global yang memengaruhi pergerakan Jam Kiamat, termasuk proliferasi senjata nuklir, teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan (AI), eskalasi konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, ketegangan Israel-Hizbullah, potensi ancaman biologis, serta dampak krisis iklim yang semakin masif.”

Poin Kunci Pengumuman Jam Kiamat 2025:

  1. Faktor Penentu Pergerakan Jarum:
    • Konflik Bersenjata: Perang regional yang berpotensi memicu krisis global (Rusia-Ukraina, Israel-Hamas).
    • Teknologi Destruktif: Penyalahgunaan AI, senjata otonom, dan serangan siber.
    • Krisis Iklim: Kegagalan mitigasi emisi, bencana ekstrem, dan keruntuhan ekosistem.
    • Ancaman Nuklir: Perlombaan senjata dan ketegangan geopolitik yang memicu eskalasi.
    • Risiko Biologis: Pandemi baru atau kebocoran patogen berbahaya.
  2. Makna Simbolis “Tengah Malam”:
    Posisi jarum yang semakin dekat ke angka 12 menunjukkan kegagalan kolektif manusia dalam mengatasi ancaman sistematis. Sebaliknya, jarak yang menjauh mencerminkan kemajuan diplomasi, kebijakan iklim, atau pengendalian teknologi.
  3. Tautan dengan Konteks Historis:
    Sejak 1947, Jam Kiamat telah menjadi barometer krisis global. Di tahun 2025, evaluasi ini menjadi semakin relevan mengingat konvergensi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, mulai dari disrupsi teknologi hingga fragmentasi geopolitik.

Masyarakat dunia dapat menyaksikan pengumuman ini secara real-time melalui YouTube BAS untuk memahami apakah upaya manusia selama ini cukup efektif “menghentikan jarum” atau justru membiarkannya bergerak menuju titik kritis. Spilltekno

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *