Dari hasil analisis ini, para ilmuwan menemukan bahwa struktur inti dalam Bumi lebih rumit dari yang diduga, dan bahwa anisotropi (perbedaan dalam karakteristik material) di inti terdalam dapat menjelaskan beberapa temuan seismik yang tidak konsisten dengan model lama.
Studi ini menunjukkan adanya variasi dalam bagaimana gelombang seismik bergerak melalui inti dalam.
Sementara beberapa model menunjukkan bahwa gelombang ini bergerak lebih cepat ketika sejajar dengan ekuator, model lain mengungkapkan bahwa material di dalam inti Bumi dapat menyebabkan gelombang bergerak lebih cepat ketika sejajar dengan sumbu rotasi Bumi.
Meski begitu, perdebatan mengenai derajat perbedaan ini masih berlangsung.
Struktur Besi dan Dua Peristiwa Pendinginan Terpisah
Salah satu penemuan paling menarik dari penelitian ini adalah bukti adanya perubahan struktur besi di dalam inti dalam Bumi.
Bukti ini mengarah pada spekulasi bahwa ada dua peristiwa pendinginan terpisah yang terjadi dalam sejarah Bumi.
Peristiwa ini, meskipun rinciannya masih belum diketahui sepenuhnya, dapat menjelaskan banyak hal tentang pembentukan dan evolusi planet kita.
Pada sudut 54 derajat dari permukaan inti dalam, gelombang seismik yang bergerak lebih cepat menjadi indikator kuat bahwa ada perbedaan struktural yang signifikan dalam susunan besi di lapisan terdalam ini.
Jika temuan ini terbukti benar, hal ini dapat mengubah cara kita memahami proses pembentukan Bumi dan mempengaruhi model evolusi planet di masa depan.
Masa Depan Penelitian: Mengisi Celah yang Masih Ada
Meskipun penelitian ini membuka banyak pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang inti Bumi, para ilmuwan masih menghadapi kendala dalam hal distribusi gempa bumi dan data seismik global.
Banyak data yang hilang karena keterbatasan lokasi gempa dan penerima seismik, terutama di wilayah antipoda kutub.