Scroll untuk baca artikel
Sains

Saturnus Tambah 128 Bulan Baru, Jauh Tinggalkan Jupiter!

3
×

Saturnus Tambah 128 Bulan Baru, Jauh Tinggalkan Jupiter!

Share this article
Saturnus Tambah 128 Bulan Baru, Jauh Tinggalkan Jupiter!
Saturnus Tambah 128 Bulan Baru, Jauh Tinggalkan Jupiter!

Spilltekno – Saturnus kembali menegaskan dominasinya sebagai planet dengan jumlah bulan terbanyak di tata surya. Baru-baru ini, planet bercincin itu resmi memiliki tambahan 128 bulan baru yang mengorbit di sekelilingnya.

Dengan tambahan ini, total bulan alami Saturnus kini mencapai 274, jauh meninggalkan Jupiter yang hanya memiliki 95 bulan. Sementara itu, Bumi masih setia dengan satu bulan yang setia meneranginya.

Penemuan luar biasa ini merupakan hasil penelitian tim astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis pada 2023 menggunakan Canada France Hawaii Telescope (CFHT). Namun, pengakuan resmi dari International Astronomical Union baru diberikan pada 11 Maret 2025.

Sebagian besar bulan baru yang ditemukan berukuran kecil, hanya beberapa kilometer, dan memiliki bentuk tidak beraturan. Namun, semuanya memenuhi kriteria sebagai satelit alami karena terbukti mengorbit Saturnus.

Tim astronom ini bukan pertama kalinya menemukan bulan baru di sekitar Saturnus. Pada periode 2019 hingga 2021, observasi menggunakan CFHT telah mengidentifikasi 62 bulan baru yang mengelilingi planet raksasa tersebut.

“Dengan asumsi bahwa masih ada banyak bulan yang belum terdeteksi, kami mengamati kembali langit di area yang sama selama tiga bulan berturut-turut pada 2023,” ujar Dr. Edward Ashton dari Institute for Astronomy and Astrophysics di Academia Sincia, dikutip dari Space.com, Senin (17/3/2025).

“Hasilnya, kami berhasil menemukan 128 bulan baru,” lanjutnya.

Bulan pertama Saturnus, Titan, ditemukan oleh Christiaan Huygens pada 1655. Beberapa dekade kemudian, Jean-Dominique Cassini mengidentifikasi Iapetus, Rhea, Dione, dan Tethys. Pada 1789, William Herschel menambahkan Mimas dan Enceladus ke dalam daftar bulan Saturnus.

Sesuai tradisi, ratusan bulan baru ini akan diberi nama berdasarkan mitologi Galia, Nordik, dan Inuit Kanada. Sebagian besar dari mereka termasuk dalam gugusan Nordik, yang berarti para astronom perlu mencari lebih banyak nama dari dewa-dewa Viking untuk melengkapi daftar panjang bulan Saturnus.

Baca Juga:  Nikmati Fenomena Hujan Meteor Geminid di Destinasi Terbaik Asia Pasifik

Beberapa astronom meyakini bahwa jumlah bulan Saturnus mungkin masih terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi pengamatan. Dengan teleskop yang semakin canggih, objek-objek kecil yang sebelumnya sulit dideteksi kini lebih mudah ditemukan. Para peneliti pun terus mengamati orbit Saturnus untuk memastikan apakah ada satelit alami lain yang belum teridentifikasi.

Keberadaan bulan-bulan kecil ini juga memberikan wawasan lebih dalam tentang evolusi sistem Saturnus. Para ilmuwan menduga bahwa beberapa bulan baru yang ditemukan mungkin adalah sisa-sisa tabrakan di masa lalu. Tabrakan ini kemungkinan besar terjadi antara benda langit kecil di sekitar Saturnus, yang kemudian membentuk gugusan bulan tidak beraturan.

Salah satu hal menarik dari penelitian ini adalah bagaimana bulan-bulan tersebut dapat memberikan petunjuk mengenai pembentukan planet. Saturnus yang memiliki begitu banyak satelit alami menunjukkan bahwa sistem di sekelilingnya kaya akan material sejak awal pembentukannya. Kondisi ini berbeda dengan Bumi yang hanya memiliki satu bulan, yang diyakini terbentuk akibat tabrakan besar miliaran tahun lalu.

Penambahan bulan baru ini juga berdampak pada pemetaan orbit di sekitar Saturnus. Para astronom kini harus lebih cermat dalam melacak pergerakan objek-objek kecil tersebut agar bisa memahami interaksi gravitasi di antara bulan-bulan yang ada. Hal ini penting untuk studi lebih lanjut mengenai dinamika benda langit dalam tata surya.

Sementara itu, perkembangan eksplorasi luar angkasa juga semakin mendukung studi bulan-bulan Saturnus. Misi seperti Cassini yang pernah mengorbit Saturnus selama bertahun-tahun memberikan banyak data berharga tentang atmosfer, cincin, dan bulan-bulan planet ini. Di masa depan, kemungkinan akan ada misi baru yang didedikasikan untuk mempelajari satelit alami Saturnus lebih detail.

Bertambahnya jumlah bulan Saturnus juga memunculkan tantangan dalam proses penamaan. Dengan banyaknya satelit baru, astronom harus terus mencari referensi dari mitologi Nordik, Galia, dan Inuit yang belum digunakan. Pemberian nama ini bukan sekadar formalitas, tetapi juga bagian dari upaya memahami karakteristik unik setiap bulan.

Baca Juga:  Paus Pembunuh Menguasai Taktik Berburu Hiu Paus, Makhluk Laut Terbesar

Hingga kini, komunitas astronomi global terus menantikan kemungkinan penemuan lebih lanjut. Dengan meningkatnya akurasi teknologi pengamatan, bukan tidak mungkin jumlah bulan Saturnus akan bertambah lagi dalam waktu dekat. Para ilmuwan berharap bahwa penelitian lebih lanjut dapat mengungkap lebih banyak misteri mengenai pembentukan dan evolusi tata surya. Spilltekno

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *