Spilltekno – Kosmologi telah menjadi medan pertempuran intelektual selama beberapa dekade, dengan teori-teori yang bersaing untuk menjelaskan asal-usul dan perkembangan alam semesta. Salah satu perdebatan kosmologi paling menarik melibatkan Teori Big Bang, yang selama ini mendominasi pemahaman kita tentang asal-usul alam semesta, dan Teori Tired Light, sebuah konsep yang diajukan sebagai alternatif oleh ilmuwan Fritz Zwicky.
Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara kedua teori ini, bagaimana masing-masing teori mendapat dukungan dari kalangan ilmuwan, serta apa yang bisa kita pelajari dari kontroversi ini.
Sejarah Teori Big Bang: Fondasi Pengetahuan Modern
Pada akhir 1920-an, Edwin Hubble, seorang astronom asal Amerika Serikat, mengamati bahwa galaksi-galaksi di luar sana tampak bergerak menjauh dari Bumi.
Fenomena ini dikenal sebagai redshift, atau pergeseran spektrum cahaya ke arah merah. Redshift menjadi bukti bahwa alam semesta sedang mengembang, bukan statis seperti yang sebelumnya diyakini oleh banyak ilmuwan.
Pengamatan Hubble ini menjadi dasar bagi Georges Lemaître, seorang fisikawan Belgia, untuk memperkenalkan gagasan Big Bang pada tahun 1931.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta dimulai dari titik singularitas yang sangat panas dan padat, lalu mengalami ekspansi besar-besaran yang terus berlangsung hingga sekarang. Menurut perhitungan ilmiah modern, Big Bang diperkirakan terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.
Pendukung Empiris untuk Teori Big Bang
Banyak bukti empiris yang mendukung teori Big Bang, salah satunya adalah Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmis (CMB), yaitu radiasi sisa dari ledakan kosmik yang pertama kali diamati oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada 1965.
Radiasi ini telah memberikan gambaran yang mendetail tentang alam semesta pada tahap awal, semakin menguatkan posisi teori Big Bang di dalam komunitas ilmiah.
Selain itu, pengamatan Hubble tentang redshift juga memberikan bukti kuat bahwa semakin jauh galaksi dari Bumi, semakin cepat mereka bergerak menjauh. Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta tidak hanya mengembang, tetapi juga mengalami percepatan.
Teori Tired Light: Alternatif untuk Alam Semesta yang Statis
Namun, tidak semua ilmuwan setuju dengan gagasan bahwa alam semesta mengembang. Pada awal abad ke-20, Fritz Zwicky, seorang astrofisikawan Swiss, mengajukan teori tired light sebagai alternatif.