Scroll untuk baca artikel
AI

Yesus Berteknologi AI Hadir di Gereja Swiss untuk Dengar Pengakuan Dosa

2
×

Yesus Berteknologi AI Hadir di Gereja Swiss untuk Dengar Pengakuan Dosa

Sebarkan artikel ini

Spilltekno – Teknologi canggih telah merambah ke ranah spiritual. Sebuah gereja di Swiss telah menghadirkan sosok Yesus yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk mendengarkan pengakuan dosa dalam 100 bahasa.

Sebagai pengganti pendeta, kapel Santo Petrus di Lucerne, gereja tertua di Swiss, telah memasang komputer bertenaga AI di bilik pengakuan dosa. Inisiatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi interaksi manusia dengan kecerdasan buatan dalam konteks religius.

Yesus Berteknologi AI Hadir di Gereja Swiss

Yesus Hologram Penjawab Pengakuan Dosa

Setelah berdiskusi tentang avatar yang paling tepat untuk pendengar pengakuan dosa, gereja memutuskan untuk fokus pada sosok Yesus sendiri. Terhubung ke bilik pengakuan dosa adalah komputer yang telah dilatih dalam teologi Kristen. Hologram Yesus dipancarkan ke layar untuk menjawab pertanyaan para jemaat.

Sebelum memulai pengakuan dosa, para jemaat diminta untuk tidak membagikan informasi pribadi. Setelah menyetujui persyaratan tersebut, mereka dapat mengungkapkan kekhawatiran dan keresahan mereka kepada sosok Yesus yang ditampilkan secara virtual.

Respons Positif dari Para Jemaat

Proyek ini telah berjalan sejak bulan Agustus dan akan berakhir pada tanggal 27 November. Analisis hasilnya akan memberikan wawasan berharga tentang bagaimana orang bereaksi terhadap sosok religius yang diwujudkan oleh AI.

Menurut laporan, lebih dari 1.000 orang telah “berbicara” dengan Yesus AI, termasuk wisatawan dari berbagai negara dan bahkan umat Muslim. Menariknya, sekitar dua pertiga dari mereka merasa bahwa pengalaman tersebut bersifat spiritual dan positif.

Implikasi dan Masa Depan AI dalam Agama

Kehadiran Yesus AI di gereja Swiss ini membuka pertanyaan menarik tentang peran kecerdasan buatan dalam agama. Meskipun proyek ini dipandang sebagai eksperimen, keberhasilannya dapat memicu pertimbangan lebih lanjut tentang bagaimana teknologi dapat memfasilitasi praktik keagamaan.

Baca Juga:  ASUS Vivobook S 15 OLED: Copilot AI-Powered yang Mengubah Produktivitas

Namun, penting untuk dicatat bahwa AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan pemimpin agama atau otoritas keagamaan. Sebaliknya, AI dapat menjadi alat yang melengkapi pengalaman spiritual, memberikan akses yang lebih luas dan mudah ke bimbingan dan dukungan. Spilltekno

Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *