Spilltekno – Awas! Phishing makin pintar dan sasar data biometrik serta tanda tangan digital. Jangan kaget kalau email atau pesan yang kamu terima terasa sangat personal. Ini semua berkat kecanggihan AI yang dimanfaatkan para penjahat dunia maya.
Evolusi Phishing: Bukan Cuma Password, Ada Target Baru!
Serangan Phishing Makin Menggila
Jangan anggap remeh urusan phishing. Serangan ini makin menjadi-jadi dan perlu banget diwaspadai. Coba lihat data kuartal II 2025, ada lebih dari 142 juta upaya phishing yang berhasil dihentikan. Angka ini naik 3,3% dari kuartal sebelumnya! Artinya, para penjahat siber makin gencar aja nih.
“Kenaikan ini jelas menunjukkan kita harus lebih hati-hati dan memperkuat pertahanan siber,” kata Dr. Arya Pratama, pakar keamanan siber dari Universitas Teknologi Nasional. “Phishing sekarang bukan lagi sekadar spam email, tapi ancaman super canggih dan personal.”
Data Biometrik & Tanda Tangan Digital: Rebutan Baru Para Hacker
Dulu, incaran utama phishing itu ya informasi pribadi kayak password atau nomor kartu kredit. Tapi sekarang, sasarannya lebih sensitif: data biometrik (sidik jari, wajah, iris mata) dan tanda tangan digital. Soalnya, data-data ini makin sering dipakai buat verifikasi identitas dan transaksi online.
Bahayanya, kalau data ini bocor, bisa dipakai buat macam-macam kejahatan. Mulai dari mencuri identitas sampai bikin penipuan finansial yang rumit. “Data biometrik dan tanda tangan digital itu kunci ke identitas digital kita. Kalau sampai jatuh ke tangan yang salah, dampaknya parah,” ujar Kompol Budi Santoso, Kasubdit Siber Polres Jakarta Pusat. Bisa-bisa rekening bank atas nama kamu dibuka tanpa izin, pinjaman ilegal diajukan, atau bahkan informasi medis pribadi diakses orang lain.
AI Bikin Phishing Makin Jitu
Serangan Lebih Personal Berkat AI
Kenapa sih serangan phishing sekarang makin ampuh? Salah satu kuncinya adalah pemanfaatan AI. Teknologi ini bikin penjahat siber bisa mempersonalisasi serangan dengan akurasi tinggi. Mereka bisa bikin email, pesan teks, atau website palsu yang super meyakinkan. Jadi, jangan heran kalau kamu nggak nemu lagi kesalahan tata bahasa yang biasanya jadi ciri khas email phishing jadul.
“AI itu game changer di dunia phishing,” jelas Siti Aminah, analis keamanan siber dari sebuah perusahaan teknologi. “Dulu, kita gampang banget kenali email phishing dari typo atau ejaan yang salah. Sekarang, emailnya profesional banget, susah dibedain sama email asli.”
Deepfake & Kloning Suara: Senjata Baru Penipu
Nggak cuma teks, AI juga bisa dipakai buat bikin deepfake (video palsu yang realistis) dan kloning suara. Keduanya bisa dipakai buat menipu korban agar kasih informasi pribadi atau melakukan tindakan merugikan.
Bayangin aja, penjahat siber kloning suara manajer kamu dan minta transfer dana ke rekening palsu. Atau bikin video deepfake CEO yang nawarin investasi bodong. “Teknologi ini bahaya banget, bisa nipu orang yang paling waspada sekalipun,” kata Dr. Pratama.
Teknik Phishing Makin Kreatif
Numpang Tenar di Platform Terpercaya
Para penjahat siber makin pintar memanfaatkan platform terpercaya buat melancarkan serangan phishing. Mereka sering pakai layanan populer kayak Telegram atau Google Translate buat nyebarin link berbahaya dan mengelabui korban. Misalnya, Telegram dipakai buat hosting konten phishing, atau Google Translate buat bikin website palsu yang kelihatan asli.
“Dengan numpang di platform yang udah dipercaya masyarakat, penjahat siber bisa ningkatin kredibilitas serangan mereka dan bikin korban lebih gampang ketipu,” jelas Kompol Santoso. Ini bikin deteksi serangan phishing makin susah, karena korban cenderung lebih percaya sama konten yang datang dari platform yang mereka kenal.
CAPTCHA Juga Dibajak!
Salah satu trik terbaru yang dipakai penjahat siber adalah memasang CAPTCHA di website phishing mereka. CAPTCHA itu kan mekanisme anti-bot buat bedain manusia dan robot. Nah, dengan nampilin CAPTCHA sebelum ngarahin pengguna ke halaman berbahaya, penjahat siber kasih kesan kalau website mereka aman.
“Ini trik yang cerdas banget,” kata Siti Aminah. “Dengan nampilin CAPTCHA, penjahat siber ngecoh korban buat mikir kalau mereka lagi interaksi sama website yang sah, padahal mereka lagi dijebak.” Korban yang berhasil lewatin CAPTCHA biasanya merasa lebih aman dan tanpa sadar kasih informasi pribadi mereka.
Jadi, mulai sekarang, hati-hati banget sama semua komunikasi online. Pastikan kamu verifikasi identitas pengirim sebelum kasih informasi pribadi apa pun. Aktifin otentikasi dua faktor (2FA) buat ngelindungin akun online kamu. Kalau ada yang mencurigakan, langsung laporin ke pihak berwajib. Dengan lebih waspada dan ngambil langkah pencegahan yang tepat, kita bisa ngelindungin diri sendiri dan orang lain dari ancaman phishing yang makin canggih. Semoga teknologi keamanan siber terus berkembang dan penegakan hukum makin ketat biar kejahatan siber bisa ditekan.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





