Menurut Zwicky, redshift yang diamati dari galaksi-galaksi jauh tidak disebabkan oleh ekspansi alam semesta, melainkan oleh foton yang kehilangan energi saat menempuh jarak yang sangat jauh melalui ruang angkasa. Dalam proses ini, frekuensi cahaya menurun, sehingga terlihat lebih merah.
Hipotesis Dasar Tired Light
Teori tired light mengusulkan bahwa cahaya dari objek yang lebih jauh tampak lebih merah karena mengalami penurunan energi selama perjalanannya melintasi alam semesta.
Foton-foton kehilangan energi akibat interaksi dengan partikel di ruang angkasa, menyebabkan pergeseran spektrum mereka ke ujung merah.
Pendukung teori ini meyakini bahwa fenomena redshift bukanlah bukti alam semesta yang mengembang, melainkan karena foton-foton “lelah” seiring perjalanannya yang panjang.
Dalam pandangan ini, alam semesta bersifat statis dan tidak mengalami ekspansi seperti yang dijelaskan dalam teori Big Bang.
Kelemahan Teori Tired Light: Tidak Ada Bukti Eksperimental
Salah satu alasan utama mengapa teori tired light tidak diakui secara luas oleh komunitas ilmiah adalah kurangnya bukti eksperimental.
Hingga saat ini, tidak ada pengamatan empiris yang menunjukkan bahwa foton kehilangan energi saat bergerak melalui ruang angkasa.
Sejumlah percobaan dan pengamatan telah dilakukan untuk menguji hipotesis ini, namun belum ada yang berhasil memberikan hasil yang mendukung teori tired light.
Albert Einstein, salah satu ilmuwan terbesar abad ke-20, juga memberikan komentar kritis terhadap teori ini pada tahun 1931.