Membandingkan “Star Wars Outlaws” dengan game-game Ubisoft sebelumnya seperti “Assassin’s Creed Odyssey” dan “Valhalla”, jelas terlihat bahwa penurunan penjualan bukan hanya karena ekspektasi yang terlalu tinggi dari gamer.
Ubisoft harus menyadari bahwa mereka bersaing dengan standar yang mereka tetapkan sendiri, di mana kedua game tersebut berhasil meraih penjualan fantastis.
- Assassin’s Creed Odyssey: Meraih 1,4 juta salinan hanya dalam tujuh hari pertama sejak peluncurannya.
- Assassin’s Creed Valhalla: Menghasilkan pendapatan lebih dari USD 1 miliar dengan 20 juta kopi terjual.
Jika dibandingkan, tentu penjualan “Star Wars Outlaws” yang hanya mencapai satu juta kopi dalam satu bulan terasa sangat mengecewakan.
Apalagi mengingat game ini mengusung franchise besar seperti “Star Wars”, yang seharusnya memiliki basis penggemar yang kuat.
Masalah Manajemen Internal Ubisoft
Sementara gamer mungkin memiliki ekspektasi tinggi, hal tersebut seharusnya bukan menjadi alasan utama kegagalan game ini.
Menurut laporan yang beredar, masalah internal di Ubisoft mungkin menjadi faktor lebih signifikan. Sebuah penyelidikan internal bahkan diluncurkan oleh Dewan Direksi perusahaan terkait dengan peluncuran buruk “Star Wars Outlaws”.
Masalah keuangan dan peluncuran game yang mengecewakan seolah-olah menjadi pola yang terus berulang dalam beberapa tahun terakhir.
Penundaan peluncuran game lain seperti “Assassin’s Creed Shadows”, yang semula dijadwalkan rilis pada 15 November 2024, namun ditunda hingga 14 Februari 2025, semakin memperburuk kondisi ini.
Penundaan seperti ini bisa menurunkan kepercayaan konsumen terhadap Ubisoft, terutama jika tidak ada perbaikan yang signifikan dari masalah yang berulang.
Apakah Ubisoft Harus Berubah?
Saat ini, fokus Ubisoft tampaknya lebih pada mencapai target kuantitas daripada kualitas. Ini terlihat dari berbagai masalah teknis yang sering kali muncul pada saat peluncuran game baru.