Scroll untuk baca artikel
Sains

Mengenal Perbedaan Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon: Fenomena Langit yang Memesona

16
×

Mengenal Perbedaan Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon: Fenomena Langit yang Memesona

Sebarkan artikel ini
Mengenal Perbedaan Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon Fenomena Langit yang Memesona

Spilltekno – Perbedaan Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon sering kali membingungkan banyak orang karena ketiganya terjadi saat purnama, namun masing-masing memiliki karakteristik yang unik.

Supermoon membuat Bulan tampak lebih besar dan lebih terang, Blue Moon merujuk pada bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender, sedangkan Blood Moon terjadi saat gerhana bulan total, membuat Bulan tampak kemerahan.

Ketiga fenomena ini tak hanya indah untuk disaksikan, tetapi juga memicu kekaguman akan keajaiban alam yang terjadi di langit malam.

Dalam artikel ini, kami akan mengulas perbedaan dari ketiga fenomena tersebut serta bagaimana mereka terbentuk di langit malam.

Apa Itu Supermoon?

Supermoon adalah salah satu fenomena langit yang cukup populer. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika Bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Mengapa hal ini terjadi? Supermoon terjadi ketika Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi dalam orbit elipsnya.

Secara astronomis, fenomena ini disebut sebagai perigee-syzygy, yang menggambarkan posisi Bulan, Bumi, dan Matahari yang sejajar, dengan Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi.

Dalam kondisi ini, Bulan akan terlihat sekitar 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.

Namun, perubahan ukuran dan kecerahan ini sering kali sulit disadari tanpa perbandingan langsung. Bahkan, beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang menyaksikan Supermoon, kecuali jika mereka telah diberitahu sebelumnya.

Baca Juga:  Misteri Harta Karun Villena: Perhiasan dan Senjata dari Luar Angkasa di Zaman Perunggu

Berikut adalah karakteristik utama dari Supermoon:

  • Bulan tampak lebih besar hingga 14 persen.
  • Kecerahan Bulan meningkat hingga 30 persen.
  • Fenomena ini terjadi ketika Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi dalam orbitnya.

Dampak Supermoon Terhadap Pasang Surut Laut

Supermoon tidak hanya mempengaruhi penampakan Bulan di langit, tetapi juga berdampak pada pasang surut laut di Bumi.

Karena gaya gravitasi Bulan yang lebih kuat saat berada di dekat Bumi, fenomena pasang naik dan pasang surut laut menjadi lebih ekstrem.

Fenomena ini dikenal sebagai pasang surut perigee. Meskipun efeknya tidak selalu signifikan, daerah pesisir tertentu dapat mengalami peningkatan pasang yang lebih tinggi dari biasanya.

Blue Moon: Bulan Purnama Kedua dalam Satu Bulan

Banyak yang salah mengira bahwa Blue Moon berarti Bulan berwarna biru, padahal tidak demikian. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan fenomena ketika dalam satu bulan kalender terjadi dua kali bulan purnama. Bulan purnama yang kedua inilah yang disebut sebagai Blue Moon.

Fenomena ini terjadi karena siklus bulan purnama berlangsung sekitar 29,5 hari, sementara satu bulan kalender biasanya memiliki 30 hingga 31 hari.

Dengan demikian, dalam beberapa kesempatan langka, satu bulan kalender dapat mencakup dua kali bulan purnama. Rata-rata, Blue Moon hanya terjadi setiap dua setengah tahun sekali, sehingga cukup jarang terjadi.

Meskipun dinamakan Blue Moon, tidak ada perubahan tampilan Bulan. Bulan tetap terlihat seperti bulan purnama biasa tanpa perubahan warna atau ukuran. Istilah ini lebih kepada urutan dan frekuensi purnama dalam kalender.

Mengapa Disebut Blue Moon?

Asal mula istilah Blue Moon cukup menarik. Dalam bahasa Inggris, kata “blue” dalam frasa “once in a blue moon” digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang sangat jarang terjadi. Ini sejalan dengan fenomena Blue Moon yang memang langka dalam kalender.

Baca Juga:  Teori Tired Light vs Teori Big Bang: Menyusuri Kontroversi Kosmologi Modern

Blood Moon: Purnama Berwarna Merah Saat Gerhana Bulan Total

Blood Moon atau “Bulan Darah” adalah fenomena yang paling dramatis di antara ketiga istilah ini. Blood Moon terjadi saat gerhana bulan total, di mana Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga sinar Matahari terhalang untuk mencapai permukaan Bulan. Pada saat inilah Bulan terlihat memancarkan warna merah.

Warna merah ini disebabkan oleh atmosfer Bumi yang menyaring cahaya Matahari. Saat cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, spektrum cahaya biru tersebar, sementara spektrum cahaya merah diteruskan ke permukaan Bulan, yang kemudian dipantulkan kembali ke pengamat di Bumi. Inilah yang membuat Bulan tampak merah, seolah-olah dilumuri oleh darah.

Kapan Blood Moon Terjadi?

Blood Moon hanya terjadi selama gerhana bulan total, yang relatif jarang terjadi dibandingkan dengan purnama biasa.

Dalam satu tahun, kita mungkin hanya bisa menyaksikan satu atau dua kali gerhana bulan total, tergantung pada lokasi geografis dan kondisi cuaca.

Fenomena Blood Moon di Berbagai Budaya

Blood Moon juga memiliki makna simbolis di banyak kebudayaan di seluruh dunia. Dalam beberapa tradisi, fenomena ini dianggap sebagai pertanda perubahan besar atau peristiwa penting yang akan terjadi.

Di sisi lain, secara ilmiah, Blood Moon memberikan kesempatan bagi para astronom untuk mempelajari lebih lanjut tentang dinamika orbit Bulan dan interaksinya dengan Bumi.

Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon adalah tiga fenomena purnama yang menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia.

Masing-masing memiliki karakteristik unik yang membedakan satu sama lain. Supermoon memukau dengan ukurannya yang besar dan kecerahan yang lebih terang, Blue Moon menarik perhatian karena kelangkaannya, dan Blood Moon menggetarkan dengan warna merahnya yang dramatis selama gerhana bulan total.

Baca Juga:  Fenomena Kolam Lelehan Es di Kutub Utara: Indikator Perubahan Iklim yang Mengkhawatirkan

Fenomena-fenomena ini tidak hanya indah untuk dilihat, tetapi juga menjadi pengingat tentang keajaiban alam semesta yang selalu memukau kita setiap saat.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ketiga istilah ini, kita dapat lebih menikmati dan mengapresiasi setiap fenomena purnama yang terjadi di langit malam. Spilltekno

Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *