Scroll untuk baca artikel
Sains

Fenomena Mengerikan yang Terjadi Pada Tubuh Manusia Jika Terjebak di Luar Angkasa

4
×

Fenomena Mengerikan yang Terjadi Pada Tubuh Manusia Jika Terjebak di Luar Angkasa

Sebarkan artikel ini
Fenomena Mengerikan yang Terjadi Pada Tubuh Manusia Jika Terjebak di Luar Angkasa

Spilltekno – Membayangkan terjebak di luar angkasa mungkin terdengar seperti skenario film fiksi ilmiah, tetapi realitanya, hal ini bisa terjadi kapan saja. Astronot yang mengorbit di luar Bumi menghadapi bahaya besar, mulai dari masalah teknis hingga ancaman lingkungan ekstraterestrial.

Simulasi terbaru menunjukkan gambaran yang menakutkan tentang apa yang akan terjadi pada tubuh manusia jika berada dalam ruang hampa udara tanpa pelindung. Kita akan membahas fenomena tersebut secara mendalam dan dampaknya pada tubuh manusia.

Mengapa Astronot Bisa Terjebak di Luar Angkasa?

Meskipun teknologi antariksa terus berkembang pesat, insiden seperti astronot terjebak di luar angkasa bukanlah hal yang mustahil. Pada Juni 2024, dua astronot NASA, Barry ‘Butch’ Wilmore dan Sunita Williams, mengalami kerusakan pada pesawat mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Kerusakan ini menyebabkan kebocoran sistem propulsi, yang membuat mereka terjebak tanpa kemampuan untuk kembali ke Bumi. Beruntungnya, misi penyelamatan yang melibatkan pesawat SpaceX Dragon berhasil, dan mereka diharapkan pulang pada awal 2025.

Namun, kejadian ini memicu pertanyaan serius: apa yang akan terjadi pada tubuh manusia jika terjebak di ruang hampa luar angkasa tanpa perlindungan pakaian antariksa?

Kondisi Tubuh di Ruang Hampa Udara

Luar angkasa adalah lingkungan yang sangat tidak bersahabat bagi tubuh manusia. Tanpa perlindungan pakaian antariksa, tubuh akan mengalami beberapa perubahan fisiologis yang drastis. Pertama-tama, udara dalam paru-paru kita akan segera keluar karena kurangnya tekanan atmosfer.

Baca Juga:  Aplikasi untuk Ujian, Mudah, Fleksibel dan Interaktif!

Menahan napas bukanlah solusi karena justru dapat menyebabkan paru-paru pecah. Cara terbaik adalah menghembuskan napas sebanyak mungkin untuk mengosongkan paru-paru sebelum terlempar ke ruang angkasa.

Dalam waktu sekitar dua menit, tubuh manusia masih bisa bertahan hidup, tetapi dalam kondisi yang sangat tidak stabil. Air dalam tubuh akan mulai menguap, menyebabkan tubuh mulai membengkak hingga dua kali lipat dari ukuran aslinya.

Fase-fase Awal: Penguapan dan Pembengkakan Tubuh

Tanpa tekanan atmosfer yang mendukung, air dalam tubuh, termasuk yang ada di jaringan lunak seperti mata dan lidah, akan mengalami penguapan.

Kondisi ini lebih menyerupai penguapan ekstrem daripada mendidih, namun tetap berbahaya. Tubuh akan kehilangan kelembapan dengan cepat, dan kita hanya akan sadar selama sekitar 15 detik sebelum akhirnya kehabisan oksigen.

Pada saat ini, radiasi matahari akan mulai merusak tubuh kita. Jika terpapar langsung ke cahaya bintang, kita bisa mengalami sengatan matahari yang parah, tanpa ada atmosfer yang melindungi dari radiasi ultraviolet.

Suhu ekstrem di luar angkasa, yang diperkirakan sekitar -455 derajat Celsius, tidak akan langsung membekukan kita karena tubuh akan mempertahankan suhu inti untuk beberapa waktu.

Kematian di Luar Angkasa: Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Hal menarik (dan mengerikan) terjadi setelah kematian di luar angkasa. Dalam kondisi ruang hampa yang beku, bakteri yang biasanya menguraikan mayat di Bumi tidak akan berfungsi. Ini berarti tubuh kita tidak akan mengalami dekomposisi biasa.

Sebaliknya, tubuh akan mengalami mumi alami akibat hilangnya cairan dan suhu beku. Tubuh bisa tetap terawetkan selama jutaan tahun, mirip dengan kondisi yang kita lihat pada spesimen mumi yang ditemukan di pegunungan es.

Skenario ini memicu rasa ngeri sekaligus keingintahuan. Bayangkan jika suatu saat, tubuh kita yang terjebak di ruang angkasa akhirnya ditemukan oleh generasi manusia atau makhluk lain di masa depan. Mereka mungkin akan menemukan kita dalam kondisi mumi yang hampir sempurna.

Baca Juga:  Misi Europa Clipper NASA: Mencari Tanda-Tanda Kehidupan di Bulan Europa

Menjadi Mumi di Luar Angkasa: Fantasi atau Kenyataan?

Beberapa orang, termasuk musisi asal Kanada, Grimes, bahkan bercita-cita untuk mati di luar angkasa. Grimes, yang juga mantan pasangan Elon Musk (pemilik SpaceX), secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk meninggal di luar angkasa.

Jika hal itu terjadi, maka tubuhnya akan melayang seperti mumi di antara bintang-bintang selama jutaan tahun.

Fenomena ini menarik, tetapi juga menimbulkan pertanyaan filosofis dan etis: Apakah manusia benar-benar ingin meninggalkan jejak abadi di luar angkasa?

Jawabannya tentu bergantung pada sudut pandang masing-masing, tetapi skenario ini menegaskan bahwa kematian di luar angkasa bisa lebih dari sekadar akhir perjalanan—bisa menjadi awal dari sejarah abadi tubuh yang terawetkan di ruang angkasa.

FAQ:

  1. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup di luar angkasa tanpa pakaian antariksa? Manusia bisa bertahan hidup sekitar dua menit, tetapi akan kehilangan kesadaran setelah 15 detik.
  2. Apa yang terjadi pada tubuh manusia di luar angkasa? Tubuh akan mulai membengkak karena hilangnya tekanan atmosfer, dan air dalam tubuh akan menguap, menyebabkan kondisi seperti mendidih.
  3. Apakah tubuh manusia akan membeku di luar angkasa? Tidak langsung. Meskipun suhu di luar angkasa sangat dingin, tubuh kita akan mempertahankan suhu inti untuk sementara waktu.
  4. Mengapa bakteri tidak bisa mengurai tubuh di luar angkasa? Radiasi ekstrem dan suhu beku di luar angkasa menghentikan aktivitas bakteri, sehingga tubuh tidak mengalami dekomposisi biasa.
  5. Apakah tubuh bisa terawetkan di luar angkasa? Ya, tubuh manusia dapat terawetkan dalam kondisi mumi selama jutaan tahun karena kondisi ekstrem di luar angkasa.

Terjebak di luar angkasa tanpa perlindungan memang terdengar seperti mimpi buruk terburuk. Tubuh manusia, yang sangat bergantung pada atmosfer Bumi, akan mengalami perubahan mengerikan ketika terpapar ruang hampa.

Baca Juga:  10 Game Santai Terbaik untuk Orang Sibuk: Hiburan Ringan di Tengah Kesibukan

Penguapan air, pembengkakan tubuh, radiasi ekstrem, dan suhu dingin semuanya berkontribusi pada proses yang sangat cepat dan tak terhindarkan.

Meski demikian, teknologi terus berkembang untuk mengurangi risiko ini, dan misi eksplorasi luar angkasa terus berlanjut.

Dengan kemajuan dalam teknologi antariksa, kita mungkin bisa melihat masa depan di mana manusia tidak hanya bertahan di luar angkasa tetapi juga memecahkan tantangan biologis dan teknis yang saat ini membuat ruang angkasa begitu mematikan. Spilltekno

Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *