Spilltekno – ByteDance, perusahaan induk TikTok, menggugat mantan karyawan magang mereka, Tian Keyu, sebesar USD1,1 juta (sekitar Rp16,5 miliar) atas dugaan perusakan proyek pelatihan kecerdasan buatan (AI). Gugatan tersebut diajukan di pengadilan distrik Beijing.
ByteDance menuduh Tian Keyu dengan sengaja merusak kode untuk tugas pelatihan model AI perusahaan. Kasus ini awalnya disebutkan dalam pemberitahuan disiplin internal bulan ini.
ByteDance Gugat Mantan Karyawan Magang Rp 16,5 Miliar atas Kerusakan AI
Dugaan Perusakan dan Kerugian
Menurut laporan dari beberapa media China, ByteDance menuntut Tian Keyu sebesar 8 juta yuan (sekitar Rp16,5 miliar) dan permintaan maaf publik. Gugatan ini berfokus pada klaim bahwa Tian Keyu merusak sekitar 8.000 chip spesialis, yang disebut GPU, sehingga mengakibatkan kerugian jutaan dolar.
Namun, ByteDance sebelumnya membantah laporan tersebut, menyatakan bahwa laporan tersebut terlalu dibesar-besarkan. Perusahaan mengklaim bahwa Tian Keyu adalah karyawan magang di tim teknologi, bukan di lab AI.
Profil LinkedIn yang Dipertanyakan
ByteDance juga menyatakan bahwa profil media sosial Tian Keyu, khususnya LinkedIn, berisi ketidakakuratan. Profil LinkedIn Tian Keyu mengklaim bahwa dia telah menjadi karyawan magang penelitian di tim VC dan lab AI ByteDance sejak 2021.
Perusahaan menekankan bahwa profil LinkedIn tersebut tidak akurat dan merugikan reputasi perusahaan. ByteDance mengoperasikan chatbot paling populer di China, Doubao, yang mirip dengan ChatGPT milik OpenAI.
TikTok Menghadapi Larangan AS
Di Amerika Serikat, ByteDance menghadapi tenggat waktu 19 Januari untuk melepaskan saham TikTok kepada pembeli yang disetujui atau ditutup. Hal ini terjadi setelah Kongres mengesahkan undang-undang yang menyatakan TikTok sebagai ancaman keamanan nasional.
Beberapa pejabat pemerintah khawatir ByteDance dapat menyerahkan data sensitif pengguna TikTok AS kepada pemerintah China. Namun, mantan Presiden Donald Trump menyatakan akan mencoba menyelamatkan aplikasi tersebut. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News