Scroll untuk baca artikel
Sains

Bakteri Penghasil Emas: Revolusi Masa Depan di Dunia Pertambangan?

8335
×

Bakteri Penghasil Emas: Revolusi Masa Depan di Dunia Pertambangan?

Sebarkan artikel ini
Bakteri Penghasil Emas Revolusi Masa Depan di Dunia Pertambangan

Spilltekno – Di masa depan, teknologi menambang emas bisa berubah total. Bayangkan, para penambang emas tidak lagi bergantung pada metode konvensional seperti penambangan bawah tanah atau tambang terbuka, tetapi memanfaatkan bakteri penghasil emas.

Dalam dunia sains, sebuah penemuan mengungkapkan bahwa ada jenis bakteri yang mampu menghasilkan partikel emas berskala nano, yang menjadi harapan baru dalam mempermudah dan mengurangi dampak lingkungan dari proses penambangan.

Bakteri dan Peranannya dalam Menghasilkan Emas

Sebuah studi yang diterbitkan di Nature Chemical Biology menyatakan bahwa terdapat spesies bakteri yang dapat membentuk bongkahan emas nano untuk membantu mereka bertahan dalam lingkungan yang mengandung logam berat beracun.

Dua jenis bakteri yang terlibat dalam proses ini adalah Cupriavidus metallidurans dan Delftia acidovarans.

Cupriavidus metallidurans dan Biofilm Emas

Para peneliti, seperti Frank Reith dari University of Adelaide, menemukan bahwa C. metallidurans hidup di dalam lapisan biofilm pada bongkahan emas.

Bakteri ini mendetoksifikasi emas terlarut dan mengakumulasinya sebagai nanopartikel inert di dalam sel mereka.

Dalam jangka waktu yang panjang, partikel ini bisa membentuk deposit emas dalam ukuran yang lebih besar.

Delftia acidovarans dan Zat Delftibactin

Studi lebih lanjut yang dilakukan oleh Nathan Magarvey dari University of McMaster menemukan bahwa D. acidovarans memiliki kemampuan unik untuk menghasilkan nanopartikel emas di luar dinding selnya.

Proses ini melibatkan zat kimia bernama delftibactin, yang berfungsi untuk mengendapkan emas dari larutan logam mulia.

Baca Juga:  Galaxy S24 Ultra: HP Android Pertama Samsung Dengan Bingkai Titanium, Mirip iPhone 15 Pro

Proses Pembentukan Emas oleh Bakteri

Proses yang dilakukan oleh kedua bakteri ini berbeda namun saling melengkapi. Cupriavidus metallidurans bekerja dengan mengakumulasikan emas di dalam sel, sedangkan Delftia acidovarans menggunakan delftibactin untuk mendeposit emas di luar sel.

Dengan menggunakan analisis biokimia dan genom, para peneliti mengidentifikasi gen dan metabolit kimia yang bertanggung jawab untuk mengendapkan emas dari larutan beracun.

Ini memungkinkan kedua bakteri tersebut untuk bertahan hidup di lingkungan yang sangat tidak ramah bagi mikroorganisme lain.

Potensi Aplikasi Teknologi Bakteri Penghasil Emas

Penemuan ini memiliki potensi untuk merevolusi industri pertambangan di masa depan. Penggunaan bakteri penghasil emas untuk mengekstraksi emas dari air limbah tambang atau tanah sisa hasil penambangan dapat menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan.

Delftibactin yang dihasilkan oleh Delftia acidovarans bisa digunakan untuk memurnikan limbah dari logam berat atau bahkan menghasilkan katalis nanopartikel emas untuk berbagai reaksi kimia.

Masa Depan Industri Pertambangan dengan Teknologi Mikroba

Frank Reith, ahli mikrobiologi lingkungan, meyakini bahwa teknologi ini bisa diterapkan pada tumpukan limbah tambang.

Ide ini melibatkan penyemaian bakteri atau metabolit di limbah, membiarkannya bekerja selama beberapa tahun, dan melihat apakah terbentuk partikel emas dalam ukuran yang lebih besar. Dengan metode ini, proses penambangan emas bisa jauh lebih murah dan lebih berkelanjutan.

Selain itu, hak kekayaan intelektual atas delftibactin sudah diamankan oleh Magarvey, yang membuka peluang besar bagi pengembangan industri berbasis mikroba untuk menghasilkan emas.

Simbiosis Antara Cupriavidus metallidurans dan Delftia acidovarans

Berdasarkan temuan Frank Reith dan Nathan Magarvey, kedua spesies bakteri ini mungkin hidup dalam hubungan simbiosis.

Delftia acidovarans menggunakan delftibactin untuk mengurangi emas larut ke tingkat yang bisa diatasi oleh kedua spesies tersebut.

Baca Juga:  Fitur AI Baru YouTube, Pengguna Bisa Melompat ke Bagian Video Favorit

Simbiosis ini memungkinkan kedua bakteri bertahan hidup di lingkungan yang mengandung logam berat beracun seperti emas. Dalam lingkungan seperti ini, sebagian besar mikroorganisme lain akan mati, tetapi bakteri ini justru berkembang.

Penelitian yang Masih Berlanjut

Meskipun penelitian ini membuka pintu bagi berbagai aplikasi baru dalam bidang kimia dan pertambangan, para peneliti masih menghadapi banyak tantangan.

Mekanisme lengkap bagaimana bakteri ini mendetoksifikasi emas dan memanfaatkannya untuk tumbuh dan berkembang masih terus dipelajari.

Para ilmuwan berharap, dalam beberapa tahun mendatang, mereka dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi dari kedua spesies bakteri ini untuk menghasilkan partikel emas dalam skala besar.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan bakteri penghasil emas?
Bakteri penghasil emas adalah mikroorganisme yang mampu mendeposit emas dalam bentuk nanopartikel melalui proses biokimia. Dua bakteri yang dikenal melakukan ini adalah Cupriavidus metallidurans dan Delftia acidovarans.

Bagaimana cara bakteri ini menghasilkan emas?
Cupriavidus metallidurans mengakumulasi emas di dalam selnya, sementara Delftia acidovarans mengendapkan emas di luar sel menggunakan zat kimia bernama delftibactin.

Apa manfaat teknologi ini bagi industri pertambangan?
Teknologi ini berpotensi untuk mengekstraksi emas dari limbah tambang atau tanah dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan metode penambangan tradisional.

Apakah teknologi ini sudah diterapkan?
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, para ilmuwan sedang mengeksplorasi cara untuk mengkomersialkan penggunaan bakteri penghasil emas dalam industri pertambangan.

Penemuan tentang bakteri penghasil emas menawarkan peluang besar untuk revolusi teknologi di industri pertambangan.

Dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk mendeposit emas, kita mungkin dapat mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh praktik penambangan tradisional.

Selain itu, potensi penggunaan delftibactin dalam industri kimia bisa membuka jalan bagi berbagai inovasi baru di masa depan. Spilltekno

Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *