Spilltekno – Telkom Indonesia siap unjuk gigi dengan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Langkah ini tentu memunculkan banyak pertanyaan: Bisakah AI benar-benar mengubah cara kerja ribuan perusahaan yang bernaung di bawah Danantara? Sejauh mana AI akan berpengaruh? Dan bagaimana Telkom akan mewujudkannya?
Telkom Tawarkan Solusi AI Komprehensif untuk Danantara
Telkom menegaskan kesiapannya untuk mendukung Danantara dengan solusi AI yang lengkap. Intinya? Menyediakan infrastruktur digital yang kuat, platform yang canggih, dan layanan digital yang berbasis AI.
Fokus Digitalisasi dan Layanan AI Jadi Kunci
Direktur IT Digital Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi, dalam konferensi pers di Jakarta (14/8/2025) menyatakan dengan mantap, “Untuk piloting (uji coba), kami akan menjadi the only AI solution (satu-satunya solusi AI) untuk Danantara.” Pernyataan ini bukan sekadar janji, tapi sinyal kuat bahwa Telkom ingin jadi mitra strategis dalam perjalanan digital Danantara.
Danantara, dengan ekosistem yang luas mencakup lebih dari 1.046 perusahaan, dianggap Faizal sebagai “Indonesia kecil”. “Kenapa untuk AI solution kita, AI BigBox ini, plotting pertama kita adalah meng-AI-kan Danantara? Karena Danantara itu Indonesia kecil,” jelasnya. Dengan skala dan kompleksitas yang beragam, Danantara jadi lahan subur untuk menguji solusi AI Telkom.
Digitalisasi ini bukan hanya soal ikut-ikutan tren, tapi juga tentang meningkatkan efisiensi dan daya saing. Telkom percaya, perusahaan yang cuek dengan AI akan ketinggalan jauh. Jadi, integrasi AI adalah langkah wajib untuk bertahan di era digital ini.
AI Bukan Sekadar Pengganti, Tapi Pendorong Produktivitas
Wajar kalau ada yang khawatir AI akan menggantikan pekerjaan manusia. Tapi, Telkom menegaskan, tujuan utama mereka bukan memecat karyawan, melainkan mendongkrak produktivitas secara keseluruhan.
Pilot dan Co-pilot: Analogi yang Pas
Faizal menjelaskan peran AI dengan analogi pilot dan co-pilot. “Pilot yang tidak pakai co-pilot, tidak akan lebih produktif dari pilot yang pakai co-pilot,” ujarnya. Dalam konteks Danantara, AI akan jadi pendamping karyawan, membantu mereka mengerjakan tugas-tugas repetitif dan memakan waktu. Dengan begitu, karyawan bisa fokus pada pekerjaan yang lebih strategis dan kreatif.
“Sama di Danantara, once kita gunakan AI sebagai pendamping headcount, hasilnya akan lebih produktif,” imbuhnya. Jadi, AI memungkinkan karyawan bekerja lebih cerdas, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan.
Mengisi Kekosongan Karyawan Pensiun?
Meski menekankan bahwa AI tidak untuk menggantikan karyawan, Faizal mengakui bahwa AI berpotensi mengurangi kebutuhan rekrutmen di masa depan. Ia mencontohkan, karyawan yang pensiun mungkin tidak perlu digantikan sepenuhnya oleh karyawan baru.
“Perkara apakah AI di Danantara nanti menggantikan orang, ya mungkin saja,” ucapnya. Tapi, ia menambahkan, “Karyawan yang pensiun tidak diganti 100 persen oleh newcomers, ya, kayak fresh graduate, itu mungkin cuma 15-20 persen saja. Terus yang 80 persen diganti apa? Ya diganti AI.”
Penjelasan ini mengisyaratkan bahwa AI akan menutupi kekurangan tenaga kerja akibat pensiun atau turnover, tanpa harus merekrut besar-besaran. Ini bisa menghemat biaya operasional dan meningkatkan efisiensi.
“Jadi sebetulnya tidak ada mengurangi karyawan, hanya saja yang pensiun tidak digantikan 100 persen. Kira-kira seperti itu,” jelas Faizal. Jadi, implementasi AI dilihat sebagai solusi berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan demografi tenaga kerja.
Lebih jauh lagi, integrasi AI membuka peluang baru bagi pengembangan kompetensi karyawan. Alih-alih takut kehilangan pekerjaan, karyawan justru didorong untuk mempelajari keterampilan baru yang relevan dengan teknologi AI. Pelatihan dan pengembangan akan jadi kunci agar tenaga kerja bisa beradaptasi dengan perubahan lanskap pekerjaan yang disebabkan oleh AI.
Kesimpulannya, Telkom berusaha menghadirkan solusi AI yang tidak hanya meningkatkan produktivitas Danantara, tapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis dan adaptif. Implementasi AI diharapkan bisa mendorong inovasi, meningkatkan daya saing, dan membuka peluang baru bagi pertumbuhan bisnis di era digital. Langkah-langkah konkret terkait implementasi, pelatihan, dan pengelolaan perubahan akan sangat penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang inisiatif ini. Ke depan, Telkom akan terus memantau dan mengevaluasi dampak penerapan AI di Danantara, serta melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel