Scroll untuk baca artikel
Sains

Kesepakatan AS-China di Balik Layar, Apa yang Berubah untuk Sains?

8
×

Kesepakatan AS-China di Balik Layar, Apa yang Berubah untuk Sains?

Share this article
Kesepakatan AS-China di Balik Layar, Apa yang Berubah untuk Sains?
Kesepakatan AS-China di Balik Layar, Apa yang Berubah untuk Sains?

Spilltekno – Di tengah persaingan AS dan China di bidang sains dan teknologi, sebuah kesepakatan baru telah disepakati. Lalu, apa saja implikasinya bagi dunia sains?

Kesepakatan AS-China: Kolaborasi Terbatas di Bidang Sains

Dunia sains internasional baru-baru ini dihebohkan dengan pembaruan pakta kerjasama sains dan teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Di tengah tensi geopolitik yang meningkat dan persaingan ketat di bidang teknologi, kesepakatan ini memberikan secercah harapan bagi keberlangsungan kolaborasi ilmiah antara kedua negara adidaya tersebut. Meskipun cakupannya lebih sempit dibandingkan sebelumnya, kesepakatan ini dianggap penting untuk menjaga jalur komunikasi dan memungkinkan para ilmuwan dari kedua negara untuk tetap bekerja sama dalam proyek-proyek tertentu.

Latar Belakang Kesepakatan

Kesepakatan ini lahir dari kesadaran kedua belah pihak akan pentingnya kolaborasi ilmiah, terlepas dari perbedaan ideologi dan kepentingan nasional. Pakta kerjasama sains dan teknologi AS-China sebenarnya bukanlah hal baru. Perjanjian aslinya ditandatangani pada tahun 1979, ketika hubungan diplomatik antara kedua negara mulai mencair. Selama bertahun-tahun, pakta ini telah menjadi landasan bagi kerjasama ilmiah yang produktif, memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang bermanfaat bagi kedua negara.

Namun, seiring dengan meningkatnya persaingan antara AS dan China, terutama di bidang teknologi, masa depan pakta ini menjadi tidak pasti. Perjanjian sebelumnya berakhir pada 27 Agustus tahun lalu di tengah ketegangan yang meningkat. Meskipun kedua negara sepakat bahwa ketentuan baru diperlukan, mereka gagal mencapai kesepakatan sebelum tenggat waktu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kerjasama ilmiah antara AS dan China akan terhenti, menghambat kemajuan di bidang-bidang penting seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat, dan eksplorasi ruang angkasa.

Baca Juga:  Detektor Inframerah Berbasis Graphene: Terobosan dalam Pencitraan dan Deteksi

Isi dan Cakupan Perjanjian Baru

Perjanjian baru yang disepakati ini berdurasi lima tahun dan mengatur cara kedua negara bekerja sama dalam penelitian sains dan teknologi. Perbedaan signifikan dari perjanjian sebelumnya adalah cakupannya yang lebih sempit. Perjanjian ini hanya mencakup kerja sama dalam proyek sains dasar antara departemen dan lembaga pemerintah. Ini berarti bahwa kerja sama di sektor teknologi ‘kritis dan baru’ yang berpotensi penting bagi keamanan nasional, seperti kecerdasan buatan dan semikonduktor, tidak termasuk dalam perjanjian ini.

Selain itu, perjanjian baru ini tidak mencakup informasi tentang kerja sama antara universitas dan perusahaan swasta di China dan AS, yang sebelumnya menjadi bagian penting dari pakta kerjasama tersebut. Secara efektif, AS dan China “menghapus semuanya dan memulai dari awal,” seperti yang diungkapkan oleh Caroline Wagner, seorang spesialis dalam sains, teknologi, dan hubungan internasional di Ohio State University.

Departemen Luar Negeri AS saat ini akan memeriksa semua proyek penelitian untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak menimbulkan masalah keamanan nasional sebelum disetujui. Proposal juga akan ditinjau oleh badan dan lembaga AS lainnya yang dipimpin oleh Gedung Putih.

Reaksi Para Ahli

Meskipun cakupannya terbatas, para pakar hubungan AS-China menyambut baik kesepakatan ini. Duan Yibing, seorang peneliti kebijakan sains di Chinese Academy of Sciences, Beijing, mengatakan bahwa ia merasa lega melihat pembaruan pakta ini. Ia berharap pakta tersebut akan mempromosikan kolaborasi dalam penelitian dasar antara kedua negara.

Caroline Wagner berpendapat bahwa fokus yang sempit tampaknya tepat, mengingat status baru China sebagai kekuatan ilmiah dan ekonomi dunia. Ia menekankan bahwa AS telah mengakui bahwa hubungannya dengan China sekarang lebih simetris dibandingkan dengan saat perjanjian awal ditandatangani.

Baca Juga:  Kapal China Mampu Mengebor 11 Km, Bongkar Misteri Mantel Bumi

Marina Zhang, peneliti inovasi yang berfokus pada China di University of Technology Sydney, menggambarkan perjanjian itu sebagai “pendekatan yang pragmatis, meskipun serba terbatas, untuk mempertahankan kolaborasi ilmiah di tengah persaingan geopolitik.”

Pakta AS-China Sebelumnya: Kilas Balik

Pakta kerjasama sains dan teknologi AS-China yang pertama kali ditandatangani pada tahun 1979 merupakan tonggak penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Perjanjian tersebut menandai dimulainya era baru kerjasama dan pertukaran di bidang sains dan teknologi, yang sebelumnya terhalang oleh perbedaan ideologi dan politik.

Selama beberapa dekade, pakta ini telah memfasilitasi berbagai proyek penelitian bersama, pertukaran ilmuwan dan mahasiswa, serta transfer teknologi yang bermanfaat bagi kedua negara. Kerjasama ini mencakup berbagai bidang, termasuk pertanian, energi, lingkungan, kesehatan, dan eksplorasi ruang angkasa.

Perjanjian ini biasanya diperbarui setiap lima tahun, tetapi berakhir pada 27 Agustus tahun lalu di tengah meningkatnya ketegangan. Para peneliti dan spesialis lainnya memperingatkan bahwa tanpa perjanjian tersebut, yang bersifat simbolis dan tidak menyediakan pendanaan apa pun, kerja sama dan program penelitian antara kedua negara bisa gagal.

Proses Modernisasi dan Perlindungan Keamanan Nasional

Salah satu aspek penting dari kesepakatan baru ini adalah upaya untuk memodernisasi perjanjian dan memasukkan perlindungan bawaan untuk keamanan nasional AS. Pemerintah AS menyadari bahwa tanpa kesepakatan, kemajuan di bidang sains dan teknologi yang penting bagi AS akan terhambat.

Oleh karena itu, Departemen Luar Negeri AS akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap semua proyek penelitian yang diusulkan untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak menimbulkan masalah keamanan nasional. Proposal juga akan ditinjau oleh badan dan lembaga AS lainnya yang dipimpin oleh Gedung Putih. Proses peninjauan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan untuk kerjasama ilmiah dengan kebutuhan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional AS.

Baca Juga:  Dampak Ekstraksi Air Tanah pada Kemiringan Bumi

Fokus Kolaborasi: Bidang yang Mungkin Dilanjutkan

Meskipun kesepakatan baru ini membatasi kerja sama di bidang teknologi kritis dan baru, masih ada beberapa bidang ilmiah yang mungkin dilanjutkan kolaborasinya. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS memperkirakan bahwa proyek yang diizinkan mungkin mencakup penelitian tentang cuaca, oseanografi, dan geologi, serta pengumpulan data virus influenza dan kualitas udara.

Bidang-bidang ini dianggap kurang sensitif terhadap keamanan nasional dan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara. Misalnya, kerjasama dalam penelitian cuaca dan iklim dapat membantu kedua negara untuk lebih memahami dan mengatasi tantangan perubahan iklim. Demikian pula, kerjasama dalam pengumpulan data virus influenza dapat membantu mencegah dan mengendalikan pandemi di masa depan.

Meskipun cakupannya terbatas, kesepakatan baru ini memberikan kerangka kerja untuk kerjasama ilmiah yang berkelanjutan antara AS dan China. Dengan berfokus pada bidang-bidang yang tidak sensitif terhadap keamanan nasional dan menerapkan mekanisme peninjauan yang ketat, kedua negara dapat terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan memajukan pengetahuan ilmiah untuk kepentingan umat manusia. Masa depan kerjasama ilmiah AS-China mungkin tidak pasti, tetapi kesepakatan ini memberikan secercah harapan bahwa kerjasama tersebut dapat terus berlanjut, meskipun dalam bentuk yang lebih terbatas. Spilltekno

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *