Scroll untuk baca artikel
Info

Protes Meluas, Tesla dan Starlink Dibayangi Boikot

5
×

Protes Meluas, Tesla dan Starlink Dibayangi Boikot

Share this article
Protes Meluas, Tesla dan Starlink Dibayangi Boikot
Protes Meluas, Tesla dan Starlink Dibayangi Boikot

Spilltekno – Elon Musk kembali menghadapi gelombang protes yang semakin meluas. Miliarder yang mengendalikan X, SpaceX, hingga Tesla ini tengah mengalami tekanan besar akibat aksi boikot yang menargetkan bisnisnya.

Dilansir dari CNN, ratusan demonstran berkumpul di berbagai showroom Tesla di Amerika Serikat, memprotes kebijakan Musk yang dianggap sewenang-wenang dalam memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah. Kebijakan tersebut mencakup pemutusan hubungan kerja ribuan pegawai serta pemangkasan anggaran secara drastis.

Gerakan boikot ini dikenal dengan nama Tesla Takedown dan dipelopori oleh aktor Hollywood Alex Winter serta akademisi Joan Donovan dari Universitas Boston. Kampanye ini mendorong pemilik Tesla untuk menjual mobil mereka serta melepas saham perusahaan. Hingga akhir April, lebih dari 70 aksi demonstrasi telah dijadwalkan untuk menekan perusahaan kendaraan listrik tersebut.

Di berbagai kota besar, demonstrasi berlangsung dengan skala yang cukup besar. Sekitar 100 demonstran berkumpul di luar showroom Tesla di Dedham, pinggiran Boston, sementara jumlah serupa juga turun ke jalan di Philadelphia. Di Baltimore, sedikitnya 300 orang ikut serta dalam aksi protes. Sementara itu, di Washington, lebih dari 50 demonstran berunjuk rasa di depan ruang pamer Tesla, membawa poster dan bernyanyi, mendapat dukungan dari para pengemudi yang membunyikan klakson mereka.

Sara Knutson, mantan jurnalis yang ikut serta dalam aksi ini, menyatakan bahwa gerakan Tesla Takedown tidak ditujukan kepada pemilik Tesla maupun kendaraan itu sendiri, melainkan kepada Elon Musk secara langsung. Ia menegaskan bahwa protes ini bertujuan menentang otoritarianisme yang menurutnya tercermin dalam kepemimpinan Musk.

Di tengah meningkatnya tekanan, lebih dari 800 stiker anti-Musk telah terjual di Amazon dalam sebulan terakhir. Selain itu, sejumlah serangan terhadap dealer Tesla, stasiun pengisian daya, hingga kendaraan listrik Tesla sendiri dilaporkan terjadi di beberapa kota. Pada 3 Maret, tujuh stasiun pengisian Tesla di sebuah mal dekat Boston dibakar, sementara pada 8 Maret, enam demonstran ditangkap karena menduduki showroom Tesla di New York City. Insiden lainnya terjadi di Colorado, di mana seorang wanita dituduh melemparkan bom molotov ke kendaraan Tesla.

Baca Juga:  Kim Kardashian Terpesona dengan Robot Optimus Tesla, Menginginkan Ciuman

Dampak dari aksi boikot ini mulai terasa pada saham Tesla yang terus merosot, turut menggerus kekayaan Musk yang saat ini memegang sekitar 411 juta saham atau 13% dari total saham perusahaan.

Bukan hanya Tesla yang terkena dampaknya, layanan internet satelit Starlink dari SpaceX juga mulai kehilangan pelanggan. Sejumlah pengguna menyatakan tidak akan lagi menggunakan Starlink karena ketidaksukaan mereka terhadap keterlibatan Musk dalam politik. Barry Nisbet, seorang musisi asal Skotlandia, mengaku menghentikan layanan tersebut karena peran Musk dalam pemilu AS dan dominasi bisnisnya yang semakin besar.

Sikap serupa juga diungkapkan oleh Richard Opie, seorang konsultan asal pedesaan Inggris yang sebelumnya mengandalkan Starlink selama pandemi. Meski mengakui keunggulan layanan internet satelit itu, ia merasa tidak nyaman dengan arah politik Musk yang bersekutu dengan Donald Trump dan semakin menunjukkan pengaruhnya dalam berbagai keputusan penting.

Para analis menilai bahwa aksi boikot terhadap Tesla dan Starlink ini bisa berdampak lebih besar dalam jangka panjang. Selain tekanan dari demonstran, investor juga mulai mempertanyakan kepemimpinan Musk yang semakin kontroversial. Beberapa pemegang saham Tesla disebut-sebut mulai khawatir dengan pengaruh politik Musk yang bisa berdampak negatif pada citra perusahaan di mata konsumen.

Di sisi lain, pesaing Tesla di industri kendaraan listrik bisa saja diuntungkan oleh boikot ini. Perusahaan seperti Rivian, Lucid, hingga produsen mobil listrik dari China seperti BYD dan Nio semakin agresif menarik pelanggan Tesla yang mulai kehilangan kepercayaan terhadap Musk. Jika tren ini terus berlanjut, Tesla bisa kehilangan sebagian pangsa pasarnya dalam beberapa tahun ke depan.

Dampak boikot juga mulai terasa di sektor pemasaran. Beberapa merek besar dikabarkan mengurangi anggaran iklan mereka di platform X yang dimiliki Musk. Hal ini membuat pendapatan iklan di platform tersebut semakin tergerus setelah sebelumnya juga mengalami penurunan akibat perubahan kebijakan moderasi konten yang dianggap terlalu bebas.

Baca Juga:  Meta Membangun Kabel Bawah Laut, Investasi Rp 159 Triliun

Di sektor layanan internet satelit, boikot terhadap Starlink juga berpotensi menguntungkan pesaingnya. Perusahaan seperti Amazon dengan proyek Kuiper dan OneWeb yang didukung oleh SoftBank semakin berupaya merebut pangsa pasar layanan internet satelit di berbagai negara. Jika semakin banyak pelanggan meninggalkan Starlink karena faktor politik Musk, perusahaan-perusahaan ini bisa mendapatkan keuntungan besar.

Meski demikian, masih banyak pelanggan setia yang tetap menggunakan produk dan layanan Musk karena keunggulan teknologinya. Tesla tetap menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik dengan jaringan pengisian daya yang luas, sementara Starlink masih menjadi solusi terbaik bagi banyak daerah terpencil yang sulit mendapatkan akses internet cepat.

Di tengah situasi yang semakin memanas, Musk sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi boikot yang terus berkembang. Namun, beberapa kali ia terlihat menyindir para pengkritiknya melalui unggahan di X. Sikap Musk yang kerap menantang kritik justru bisa semakin memperkeruh situasi dan memperpanjang gelombang protes terhadap dirinya dan perusahaannya.

Seiring berjalannya waktu, akan menarik untuk melihat apakah boikot ini benar-benar memberikan dampak signifikan terhadap Tesla dan Starlink, atau justru malah memperkuat loyalitas pelanggan yang tetap percaya pada visi Elon Musk. Spilltekno

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *