Spilltekno – Para arkeolog berhasil mengungkap benteng tertua di dunia yang diperkirakan telah berdiri sejak 8.000 tahun lalu. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang peradaban kuno dan cara manusia zaman batu melindungi diri. Dengan bantuan teknologi modern, jejak sejarah yang tersembunyi di Siberia akhirnya terungkap.
Benteng Tertua di Dunia Terungkap
Situs benteng tertua di dunia ditemukan di wilayah terpencil Siberia, tepatnya di lokasi yang dikenal sebagai Amnya. Mengutip Newsweek, Amnya merupakan benteng zaman batu paling utara yang pernah ditemukan di Eurasia. Benteng ini dikelilingi pagar kayu, parit, dan tepi sungai yang menandakan adanya sistem pertahanan yang kompleks.
Awalnya, para peneliti memperkirakan benteng ini berusia sekitar 6.000 tahun. Namun, studi terbaru dalam jurnal Antiquity mengungkapkan bahwa bagian paling awal dari Amnya kemungkinan telah dibangun sekitar 8.000 tahun lalu. Pada masa itu, masyarakat di wilayah tersebut masih hidup dengan berburu, meramu, dan memancing.
Mirip dengan Struktur di Eropa
Penemuan ini menantang anggapan bahwa hanya masyarakat pertanian yang mampu membangun struktur pertahanan monumental. Menurut Tanja Schreiber, arkeolog dari Institut Arkeologi Prasejarah di Freie Universität, pemukiman berbenteng di Siberia ini telah dibangun jauh sebelum bangunan serupa muncul di Eropa.
Fenomena benteng yang dibangun oleh kelompok pemburu dan pengumpul makanan memang pernah diamati di wilayah pesisir pada akhir zaman prasejarah. Namun, keberadaannya di pedalaman Siberia Barat menjadi temuan yang luar biasa dan tidak tertandingi.
Masyarakat Siberia Hidup dengan Teknologi Maju
Pada tahun 2019, tim arkeolog melakukan penelitian lapangan di situs Amnya dan mengonfirmasi usianya sebagai benteng tertua yang pernah ditemukan. Penduduk prasejarah Siberia Barat diketahui menjalani kehidupan yang cukup maju dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Mereka menangkap ikan dari Sungai Amnya dan berburu hewan seperti rusa serta rusa kutub menggunakan tombak berujung batu dan tulang. Selain itu, mereka juga mampu membuat tembikar berhias untuk menyimpan minyak ikan dan daging.
Keberadaan benteng ini diduga berkaitan dengan persaingan dalam mendapatkan sumber daya alam. Pemukiman yang menghadap ke sungai kemungkinan berfungsi sebagai lokasi strategis untuk mengontrol titik penangkapan ikan yang kaya hasil.
Para peneliti juga menemukan bukti bahwa benteng ini beberapa kali mengalami kerusakan akibat kebakaran. Hal ini mengindikasikan adanya konflik atau serangan yang mungkin terjadi di masa lalu. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel