Spilltekno – Indonesia, negeri yang dijuluki cincin api Pasifik, memiliki deretan gunung berapi yang masih aktif. Salah satunya adalah Gunung Rokatenda atau yang juga dikenal dengan nama Gunung Paluweh. Keindahan alamnya menyimpan potensi bahaya letusan yang perlu diwaspadai. Artikel ini akan mengulas tuntas tentang Gunung Rokatenda, mulai dari lokasinya, sejarah erupsi, hingga status terkininya.
Gunung Rokatenda terletak di Pulau Palu’e, sebuah pulau kecil yang berada di sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau ini merupakan bagian dari Kabupaten Sikka. Secara geografis, Gunung Rokatenda berada pada koordinat 121° 42′ bujur timur dan 8° 19′ lintang selatan. Dengan ketinggian 875 meter di atas permukaan laut, Gunung Rokatenda menjadi titik tertinggi di Pulau Palu’e. Keberadaannya yang menjulang tinggi menjadikannya landmark yang mudah dikenali dari kejauhan.
Gunung Rokatenda: Keagungan dan Potensi Bahaya di Nusa Tenggara Timur
Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Rokatenda memiliki tipe stratovolcano dengan kubah lava di puncaknya. Tipe batuan yang mendominasi di kawasan ini adalah andesit, andesit basalt, basalt, hingga pikro-basalt. Ini disebabkan karena lokasinya yang berada di zona subduksi tektonik dan termasuk dalam kategori gunung api busur belakang (back arc volcano). Proses geologi yang kompleks ini membentuk karakteristik batuan yang unik di sekitar gunung.
Riwayat Letusan Gunung Rokatenda: Mengungkap Jejak Sejarah
Gunung Rokatenda memiliki sejarah erupsi yang panjang dan menarik untuk dikaji. Catatan pertama tentang letusan Gunung Rokatenda dimulai pada tahun 1650 Masehi dengan skala VEI 3. Setelah itu, gunung ini tercatat beberapa kali meletus, di antaranya pada tahun 1928, 1963-1966, 1972-1973, 1973, 1980-1981, 1984, 1985, 2012-2013, dan yang terbaru pada tahun 2024. Setiap letusan memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda-beda. Penting untuk mempelajari sejarah letusan ini untuk memahami potensi bahaya dan mitigasi bencana yang diperlukan.
Salah satu letusan yang paling dahsyat terjadi pada tahun 1928. Letusan ini menyebabkan perubahan bentuk pada kubah lava dan membentuk empat kawah baru. Dampaknya sangat signifikan, mengakibatkan kerusakan yang luas dan menelan korban jiwa hingga 266 orang, sebagian besar disebabkan oleh gelombang pasang yang dipicu oleh erupsi. Letusan ini menjadi pengingat akan kekuatan dahsyat alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Pada tahun 2012-2013, Gunung Rokatenda kembali meletus setelah 27 tahun tenang. Erupsi ini menyebabkan evakuasi besar-besaran penduduk di sekitar gunung. Aktivitas vulkanik yang tinggi menuntut kewaspadaan dan langkah-langkah antisipasi untuk melindungi keselamatan masyarakat. Pengalaman dari letusan-letusan sebelumnya menjadi pelajaran berharga dalam menghadapi ancaman bencana serupa di masa mendatang.
Status Terkini dan Imbauan Keselamatan
Pada Oktober hingga November 2024, Gunung Rokatenda kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Pemantauan yang dilakukan oleh Badan Geologi mencatat peningkatan aktivitas seismik, termasuk gempa vulkanik dangkal dan dalam. Bau belerang yang menyengat juga tercium di sekitar gunung. Status Gunung Rokatenda pun dinaikkan ke level II atau waspada. Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan menjadi kunci penting dalam menghadapi potensi bahaya letusan. Informasi terkini dari pihak berwenang harus selalu dipantau untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua pihak.
Menjaga Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan di Bawah Bayang-Bayang Rokatenda
Gunung Rokatenda, dengan segala keindahan dan potensinya, juga menyimpan potensi bahaya letusan. Memahami sejarah erupsinya, memantau status terkini, dan mematuhi imbauan keselamatan merupakan langkah-langkah penting untuk menjaga keamanan dan keselamatan. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan menjadi kunci dalam menghadapi potensi ancaman bencana. Semoga informasi ini bermanfaat dan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya mitigasi bencana, khususnya di daerah rawan bencana seperti sekitar Gunung Rokatenda. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News