Spilltekno – Saat ini, serangan siber menjadi momok yang semakin menakutkan bagi individu, perusahaan, hingga pemerintahan di seluruh dunia. Berdasarkan Digital Defense Report 2024 yang dirilis oleh Microsoft, lebih dari 600 juta serangan siber terjadi setiap harinya.
Jumlah yang sangat fantastis ini memberikan gambaran jelas tentang betapa parahnya situasi yang kita hadapi dalam dunia keamanan digital saat ini.
Serangan-serangan ini dilakukan oleh dua kelompok besar: aktor kriminal murni dan aktor negara. Namun, batasan di antara kedua kelompok ini semakin kabur seiring dengan semakin seringnya mereka bekerja sama dalam melancarkan serangan.
Serangan siber ini kini menggunakan teknologi terbaru seperti AI generatif yang membuat serangan semakin efektif dan sulit dideteksi.
Teknologi Canggih di Balik Serangan Siber
Pelaku serangan siber saat ini tak hanya menggunakan teknik lama yang kita kenal, namun mereka sudah mengadopsi kecerdasan buatan untuk memperkuat serangan mereka.
Misalnya, AI generatif yang memungkinkan peretas membuat malware atau virus secara otomatis dengan variasi yang lebih kompleks, sehingga semakin sulit untuk dikenali oleh sistem keamanan yang ada.
Serangan yang ditargetkan ke berbagai sektor, mulai dari finansial hingga pemerintahan, membuat para pelaku terus berinovasi. Seiring perkembangan teknologi, mereka mampu menciptakan serangan yang lebih sulit ditanggulangi oleh sistem keamanan siber tradisional.
Kolaborasi Antara Dedemit Maya dan Pemerintahan
Salah satu temuan yang mengejutkan dari laporan Microsoft ini adalah meningkatnya kolaborasi antara sindikat kriminal dunia maya dengan pemerintahan negara tertentu.
Kolaborasi ini membuat batasan antara serangan siber yang ditujukan untuk keuntungan finansial dan serangan yang dimotori oleh kepentingan politik atau militer menjadi semakin tidak jelas.
Sebagai contoh, Rusia disebut menggunakan jasa outsourcing untuk melancarkan serangan siber, terutama terhadap Ukraina. Sindikat hacker yang disewa oleh Rusia dilaporkan telah berhasil meretas setidaknya 50 perangkat militer Ukraina dengan menggunakan malware komoditas.
Iran, di sisi lain, menggunakan kombinasi serangan ransomware dan operasi pengaruh untuk mendapatkan keuntungan strategis.
Salah satu operasi yang dilaporkan adalah pencurian data dari situs kencan Israel, di mana hacker menawarkan untuk menghapus profil-profil tertentu dengan imbalan pembayaran.
Aktor Negara dan Serangan yang Mengincar Informasi Rahasia
Serangan siber dari aktor negara semakin menyebar dan menargetkan lebih banyak sektor, termasuk sektor militer. Negara-negara seperti Korea Utara dan China disebut dalam laporan Microsoft sebagai pelaku serangan yang konsisten.
Hacker dari Korea Utara dilaporkan telah membuat ransomware khusus bernama FakePenny, yang ditujukan untuk perusahaan pesawat angkasa dan kontraktor militer.
Aktivitas siber China, di sisi lain, telah fokus pada Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir. Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang China untuk mengumpulkan intelijen dan mencuri informasi penting dari negara-negara tersebut.
Kolaborasi Adalah Kunci Menghadapi Ancaman Siber
Microsoft menegaskan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting untuk menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks ini.
Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum untuk menciptakan sistem keamanan yang lebih kuat dan responsif terhadap ancaman siber.
Dengan demikian, ancaman yang datang dari dunia maya ini dapat lebih mudah diredam, meskipun serangannya semakin canggih dan masif.
Dengan lebih dari 600 juta serangan siber terjadi setiap hari, dunia semakin dihadapkan pada ancaman yang sulit diabaikan. Kolaborasi antara aktor kriminal dengan negara semakin memperparah situasi, membuat serangan-serangan ini lebih terkoordinasi dan kompleks.
Penggunaan teknologi seperti AI generatif oleh pelaku siber semakin menambah lapisan kesulitan bagi pihak yang berusaha mempertahankan keamanan digital.
Untuk melawan ancaman ini, kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting. Keamanan siber bukan lagi masalah satu entitas, tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, perusahaan, dan individu. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News