Spilltekno – Wah, ternyata bukan cuma di Indonesia ya? Soal ijazah, ternyata jadi sorotan juga di negara lain. Isu ini memang sensitif, apalagi kalau menyangkut tokoh penting, termasuk pemimpin negara. Ironisnya, beberapa pemimpin dunia juga pernah menghadapi tuduhan serupa, lho! Jadi, kasus “ijazah bermasalah” ini kayaknya bukan cuma masalah lokal, tapi juga punya gaung mendunia.
Daftar Pemimpin Dunia yang Sempat Diragukan Ijazahnya
1. Bola Tinubu, Presiden Nigeria
Ingat kasus Bola Ahmed Tinubu, Presiden Nigeria, di tahun 2023? Namanya sempat ramai dibicarakan karena dugaan ijazah palsu. Lawan politiknya, Atiku Abubakar, terang-terangan mempertanyakan keabsahan ijazah Tinubu, khususnya yang diklaim dari Universitas Chicago. Abubakar bahkan sampai membawa masalah ini ke pengadilan, menuntut klarifikasi dan bukti!
Abubakar punya alasan kuat. Dia mengklaim punya bukti bahwa Tinubu sebenarnya nggak pernah kuliah di Universitas Chicago. Bahkan, tim hukum Abubakar menuding Tinubu memalsukan dokumen demi bisa ikut pemilihan presiden. Tentu saja, pihak Tinubu membantah mentah-mentah. Mereka berkeras Tinubu sudah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk jadi calon presiden.
Yang bikin heboh, Universitas Chicago sendiri malah bilang nggak punya catatan lengkap soal riwayat pendidikan Tinubu. Wah, makin bikin curiga, kan? Meski begitu, universitas itu menegaskan kalau data yang nggak lengkap itu nggak otomatis membuktikan Tinubu nggak pernah jadi mahasiswa mereka.
Kasus ini terus bergulir sampai ke Mahkamah Agung Nigeria. Sampai sekarang, pengadilan masih mempelajari semua bukti yang diajukan kedua belah pihak. Putusan pengadilan nanti yang akan menentukan apakah ijazah Tinubu sah atau tidak, dan tentunya menentukan juga legitimasi kepemimpinannya sebagai Presiden Nigeria. “Kami yakin bukti yang kami punya cukup kuat untuk membuktikan ijazah Tinubu palsu,” kata Mike Enahoro-Ebah, pengacara Atiku Abubakar, beberapa waktu lalu. Kasus ini masih jadi perbincangan hangat di Nigeria.
2. Ali Kordan, Mantan Menteri Dalam Negeri Iran
Jauh sebelum itu, di tahun 2008, pemerintahan Iran juga pernah diguncang skandal ijazah palsu. Menteri Dalam Negeri saat itu, Ali Kordan, dituduh punya gelar doktor kehormatan palsu dari Universitas Oxford. Banyak yang meragukan validitas gelar itu, apalagi kredibilitas Kordan sebagai akademisi memang dipertanyakan.
Dan benar saja, Universitas Oxford langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah pernah memberikan gelar doktor kehormatan kepada Kordan. “Universitas Oxford tidak pernah menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Mr. Ali Kordan,” bunyi pernyataan resmi yang langsung bikin heboh dan memperburuk citra Kordan.
Setelah diselidiki, Kordan akhirnya mengaku jadi korban penipuan. Dia mengaku ditipu seseorang yang mengaku sebagai perwakilan Universitas Oxford. Orang itu menjanjikan gelar doktor kehormatan dengan imbalan sejumlah uang.
Skandal ini benar-benar menghancurkan karir politik Kordan. Karena tekanan publik dan desakan dari berbagai pihak, dia akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Ini jadi pelajaran pahit buat pejabat publik lainnya untuk selalu hati-hati dengan tawaran yang mencurigakan. “Saya menyesal atas kejadian ini dan saya bertanggung jawab penuh,” kata Kordan dalam konferensi pers setelah mengundurkan diri.
3. Pal Schmitt, Mantan Presiden Hungaria
Di tahun 2012, giliran Hungaria yang heboh karena skandal plagiarisme yang menyeret nama Presiden Pal Schmitt. Disertasi doktoral Schmitt yang ditulis tahun 1992 dituding sebagai hasil plagiat dari karya ilmuwan lain. Awalnya, ada laporan media yang menemukan banyak kesamaan antara disertasi Schmitt dengan karya tulis yang sudah dipublikasikan sebelumnya.
Universitas Semmelweis, tempat Schmitt meraih gelar doktornya, lalu membentuk tim independen untuk menyelidiki tuduhan itu. Hasilnya? Terbukti sebagian besar isi disertasi Schmitt memang hasil plagiat. Tim itu menemukan bahwa Schmitt menyalin bagian-bagian penting dari karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya.
Skandal ini memicu protes besar-besaran dan tuntutan agar Schmitt mengundurkan diri. Tekanan politik yang semakin kuat akhirnya memaksa Schmitt untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Hungaria. “Saya mengundurkan diri karena saya merasa tidak dapat lagi menjalankan tugas saya sebagai kepala negara dengan integritas setelah terungkapnya skandal ini,” kata Schmitt saat pidato pengunduran dirinya.
Kasus Pal Schmitt jadi pengingat betapa pentingnya integritas akademik dan etika dalam penulisan karya ilmiah. Skandal ini juga menyoroti perlunya pengawasan yang ketat terhadap proses penulisan disertasi untuk mencegah plagiarisme. Kejadian ini menjadi pukulan telak bagi citra Hungaria di mata internasional dan memicu perdebatan tentang standar etika di dunia akademik dan politik.
Dari kasus-kasus tadi, kelihatan kan kalau isu ijazah palsu atau plagiarisme itu bukan cuma masalah satu negara saja. Bahkan, pemimpin dunia pun bisa kena tuduhan serupa. Ini nunjukkin betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pendidikan dan pemerintahan. Kita juga perlu menyelidiki setiap tuduhan terkait keabsahan dokumen pendidikan dengan seksama. Kasus-kasus ini juga jadi pelajaran berharga buat para pemimpin untuk selalu menjaga integritas dan kredibilitas mereka, serta menjunjung tinggi etika dalam setiap tindakan dan keputusan. Di tengah banyaknya informasi yang beredar, kita juga harus lebih hati-hati dan selalu memverifikasi fakta sebelum mempercayai sesuatu. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel