Fantech FLASH HQ53 Headset Gaming Mobile Wired Garansi Resmi 1 Tahun Black White
Fantech FLASH HQ53 headset gaming ringan & nyaman, driver 50mm, mic jernih, kontrol volume mudah, efek lampu merah, dual koneksi AUX/USB. Garansi 1 tahun.
Lihat ProdukSpilltekno – “Tenang, Datamu Aman Kok Sampai 2025!” Begitu kira-kira pesan yang ingin disampaikan pemerintah terkait isu transfer data pribadi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kebijakan yang merupakan bagian dari kesepakatan tarif resiprokal ini memang sempat bikin khawatir banyak orang. Tapi, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria buru-buru menenangkan. Katanya, aturan ini belum akan langsung diterapkan, paling cepat ya 1 Agustus 2025. Sekarang, pemerintah lagi fokus mematangkan detail-detail pengaturan transfer data biar semuanya jelas dan aman.
COD FLIESTRONIC Cable Charger 3in1 Fast Charging / Cable Type C, Lightning & USB/ Kabel Pengisi Daya
Kabel charger 3in1 3A, panjang 1.2m, bisa isi 3 device sekaligus. Bahan nylon kuat. Plus adaptor 15W dual port USB Type C & A.
Lihat ProdukApa Kata Wamenkomdigi Soal Transfer Data?
Intinya, Wamenkomdigi ingin masyarakat nggak panik dulu. Beliau menegaskan, pemerintah sangat serius melindungi data warganya. Transfer data, kalaupun terjadi, harus aman dan sesuai aturan yang berlaku.
Pembahasan Teknis Masih Jalan Terus
Prosesnya ternyata masih panjang. Menurut Nezar, tim dari Indonesia dan Amerika Serikat masih terus berdiskusi soal teknis. “Lagi dibahas intensif, tergantung nanti permintaan dari Amerika seperti apa. Yang jelas, harus ada kejelasan soal bagaimana data pribadi itu ditransfer,” ujarnya saat ditemui di Jakarta belum lama ini. Kedua negara kayaknya lagi berusaha menyamakan standar keamanan data biar nggak ada celah.
Bayangkan, joint statement yang sudah disepakati itu baru garis besarnya. Sekarang, mereka harus memikirkan detail implementasinya, mulai dari cara enkripsi data, siapa saja yang boleh mengakses, sampai bagaimana proses pengawasannya. Rumit ya?
UU PDP Jadi Payung Hukum
Nggak perlu khawatir, Indonesia punya senjata ampuh untuk melindungi data pribadi warganya, yaitu Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP). “Kita punya UU PDP yang menjamin kerahasiaan data pribadi. Semangatnya jelas kok, Personal Data Protection,” jelas Nezar. UU PDP inilah yang jadi acuan utama dalam mengatur transfer data ke luar negeri.
UU PDP itu mengatur segala hal tentang data pribadi, mulai dari bagaimana data dikumpulkan, disimpan, digunakan, sampai ditransfer. Undang-undang ini memberikan hak kepada kita sebagai pemilik data untuk memegang kendali. Jadi, nggak sembarangan data kita bisa dipakai orang lain.
Prinsip “Data Flows with Condition” Itu Apa?
Indonesia punya prinsip yang namanya “data flows with condition.” Artinya, transfer data ke luar negeri boleh saja, tapi ada syaratnya. Syarat ini semua diatur dalam UU PDP. Tujuannya jelas, biar hak-hak pemilik data tetap terlindungi dan standar perlindungan data tetap tinggi.
Izin dari Pemilik Data Itu Wajib!
Salah satu syarat pentingnya adalah izin dari kita sebagai pemilik data. Wamenkomdigi merujuk ke Pasal 5 dan 6 UU PDP yang mengatur soal ini. “Di situ diatur soal prinsip adekuasi. Kalau negara tujuan transfer data itu standar perlindungannya nggak setara dengan kita, ya harus ada persetujuan dari si pemilik data,” jelasnya.
Prinsip adekuasi ini penting banget. Kita harus tahu, apakah negara yang menerima data kita punya aturan perlindungan data yang sama baiknya dengan Indonesia. Kalau nggak, ya kita berhak bilang “nggak boleh.”
Jangan Salah Paham Dulu, Ya!
Wamenkomdigi juga minta masyarakat nggak salah paham soal kebijakan ini. Ini bukan berarti Indonesia langsung menyerahkan semua data pribadi kita ke Amerika Serikat seenaknya. “Harap jangan salah paham ya. Kita tetap punya protokol yang diatur oleh UU PDP,” tegasnya.
Transfer Data Nggak Bebas Lepas
Pemerintah sadar betul kekhawatiran masyarakat. Makanya, mereka janji akan memperketat protokol dan pengawasan. Transfer data harus sesuai dengan UU PDP dan standar internasional. Proses audit dan penegakan hukum juga akan diperkuat biar nggak ada yang main curang soal data pribadi.
Kenapa Ada Kesepakatan Ini?
Jadi, begini ceritanya. Kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat itu luas banget cakupannya. Salah satu yang dibahas adalah soal transfer data pribadi. Pemerintah Amerika Serikat ingin Indonesia menghilangkan hambatan yang menghalangi perdagangan, jasa, dan investasi digital.
Kata Gedung Putih Soal Transfer Data
Gedung Putih sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia akan memberikan kepastian soal transfer data pribadi ke Amerika Serikat. Nah, pernyataan inilah yang bikin banyak orang Indonesia khawatir.
Tapi, pemerintah Indonesia berusaha mencari jalan tengah. Mereka ingin meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi digital, tapi tetap mengutamakan perlindungan data pribadi. Jadi, kesepakatan transfer data ini diharapkan bisa membawa keuntungan ekonomi, tapi dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip perlindungan data yang ketat.
Pemerintah juga terus berusaha memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat soal UU PDP dan kebijakan transfer data pribadi ini. Tujuannya biar kita semua paham hak-hak kita dan nggak salah paham soal kebijakan pemerintah. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan data pribadi itu jadi prioritas utama di era digital ini. Perkembangan terbaru soal kesepakatan ini akan terus diinformasikan kok, jadi pantau terus ya! Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel
Kotak Penyimpanan Kabel Data Charger Pouch Keychain Mini Bag Untuk Simpan Kabel Data Charger Headset Kosmetik Miniboneka
Kotak penyimpanan silikon berwarna, ukuran ±10x6.5x3cm, ringan & praktis dengan gantungan gesper. Cocok untuk menyimpan barang kecil saat bepergian.
Lihat Produk
