Spilltekno – Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah dimanfaatkan oleh para guru di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan oleh berbagai pendekatan inovatif yang diterapkan oleh para guru di berbagai daerah.
Teknologi AI Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Indonesia
Pendekatan Inovatif dengan Microsoft Copilot
Di Sulawesi Selatan, Mansur, seorang guru matematika di SMP Negeri 2 Pangsid, menerapkan pendekatan inovatif menggunakan Microsoft Copilot. Ia mengajak siswa menggunakan Copilot untuk memahami elaborasi rumus jawaban dari soal-soal yang diberikan. Dengan demikian, siswa tidak hanya mengetahui jawaban akhir, tetapi juga dapat menjelaskan proses dan pemahaman mereka terhadap soal matematika.
AI Sebagai Pendamping Siswa
Menurut Mansur, tujuan utama dari pemanfaatan AI bukanlah hanya mendapatkan jawaban akhir, melainkan membantu siswa melatih penalaran dan pemahaman mereka. AI berperan sebagai pendamping yang memungkinkan siswa melatih kemampuan berpikir analitis dan logis, serta tidak merasa rendah diri jika membutuhkan bantuan.
Peningkatan Minat Literasi dengan Reading Progress
Di Jawa Tengah, Marheni Widya Retna, seorang guru kelas 6 di SD Negeri Sendangmulyo 04, memanfaatkan fitur Reading Progress pada Microsoft Teams untuk meningkatkan minat literasi siswa. Dengan menyediakan teks berbahasa Inggris yang lebih variatif, siswa mendapatkan bacaan yang baru dan menarik, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Konsep AI Miss You untuk Berpikir Kritis
Di Jawa Timur, tiga guru dari Probolinggo, yaitu Fafan Adisumboro, Suci Romadani, dan Sigit Hadi W memperkenalkan konsep “AI Miss You” untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. Melalui metode pembelajaran “Tebalkan” (temukan, bayangkan, lakukan, dan bagikan), siswa diajak mengeksplorasi topik, membayangkan ide, mengimplementasikannya secara praktis, dan membagikan hasil karya mereka.
Eksplorasi Daun Mangga Menjadi Teh Herbal
Sebagai contoh penerapan metode “Tebalkan”, siswa diajak mengolah daun mangga menjadi teh herbal. Dengan menggunakan AI, siswa mencari resep dan membandingkan berbagai percobaan untuk mendapatkan cita rasa terbaik. Di sini, guru berperan membimbing dan memperkuat pemahaman siswa dalam berinovasi.
AI Sebagai Pendukung Peran Guru
Ketiga guru tersebut menekankan bahwa AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran guru, melainkan sebagai pendukung dan penguat peran mereka sebagai pendidik. Dengan demikian, teknologi AI menjadi alat bantu yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif dan kreatif. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News