Spilltekno – Sabtu malam (20/9/2025) jadi malam yang bikin kaget warga Sukabumi dan Bogor. Serangkaian gempa bumi terasa mengguncang, menimbulkan tanya soal apa yang sebenarnya terjadi. Guncangan yang lumayan kuat ini kemudian diikuti oleh puluhan gempa susulan, alhasil banyak yang memilih untuk tetap siaga. Kita coba bedah yuk, apa saja yang terjadi, kenapa bisa begini, dan apa dampaknya.
Gempa Beruntun Guncang Sukabumi-Bogor, Warga Terkejut
Guncangan pertama terasa sekitar pukul 23.47 WIB. Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa utama berkekuatan Magnitudo (M) 4,0. Sumber gempa ada di darat, dengan kedalaman yang terbilang dangkal. Beberapa wilayah, khususnya di Sukabumi dan Bogor, merasakan guncangan yang cukup terasa.
Gempa Utama, Lalu Gempa Susulan…
Setelah gempa pertama, nggak berhenti sampai di situ saja. Gempa susulan terus berdatangan. Sampai Minggu pagi (21/9/2025) pukul 06.00 WIB, BMKG mencatat ada 29 gempa susulan dengan kekuatan yang berbeda-beda. Yang paling besar M 3,8, sementara yang paling kecil M 1,9. Jelas, ini bikin was-was, apalagi buat yang rumahnya kurang kokoh.
“Kami terus pantau gempa susulan,” jelas Daryono, Direktur Gempa dan Tsunami BMKG. “Masyarakat tenang saja, tapi tetap waspada ya, jangan panik. Informasi resmi cuma dari BMKG.” Kabar baiknya, data terbaru menunjukkan frekuensi gempa susulan mulai berkurang.
Kenapa Bisa Gempa? Ini Kata BMKG
Menurut analisis BMKG, gempa di Sukabumi dan Bogor ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif. Dari lokasi pusat gempa dan kedalamannya, bisa dibilang ini gempa dangkal karena ada pergerakan patahan di bawah tanah.
“Ini gempa dangkal akibat sesar aktif,” tegas Daryono. Jadi, memang Sukabumi dan Bogor ini daerah yang rawan gempa karena ada sesar aktif di sekitarnya. Informasi ini penting banget biar kita lebih siap menghadapi kemungkinan gempa di masa depan.
Soal sesar aktif mana yang jadi biang kerok gempa ini, masih diteliti lebih lanjut oleh BMKG. Perlu analisis mendalam untuk tahu lebih detail soal sesar tersebut dan potensi gempanya.
Apa Saja Dampaknya?
Gempa utama M 4,0 terasa oleh warga di beberapa tempat. Di Pamijahan, Kabupaten Bogor, guncangannya lumayan terasa sampai bikin jendela rumah bergetar. Wilda, seorang warga, mengaku kaget. “Lagi nonton TV, tiba-tiba jendela goyang. Langsung lari keluar rumah,” katanya.
Selain di Pamijahan, Pelabuhanratu, Sukabumi juga merasakan guncangan. Untungnya, sampai sekarang belum ada laporan soal kerusakan atau korban jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terus memantau dan mendata di daerah-daerah yang terdampak.
Seberapa Parah Guncangannya?
BMKG mencatat intensitas guncangan gempa pakai skala Modified Mercalli Intensity (MMI). Di Pamijahan, Bogor, skala MMI-nya III. Artinya, getaran terasa nyata di dalam rumah, mirip getaran karena ada truk lewat. Kalau di Pelabuhanratu, Sukabumi, skala MMI-nya II. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Skala MMI ini menggambarkan seberapa parah guncangan yang dirasakan. Semakin tinggi skalanya, semakin besar potensi kerusakannya. Walaupun skala MMI di Sukabumi dan Bogor terbilang rendah, tetap harus waspada terhadap potensi gempa susulan dan dampaknya.
Penting nih, buat pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih siap menghadapi gempa bumi. Caranya? Perkuat bangunan, ikuti pelatihan mitigasi bencana, dan pahami potensi gempa di wilayah masing-masing. Edukasi soal apa yang harus dilakukan saat gempa juga penting banget buat mengurangi risiko korban jiwa dan kerusakan.
Selain itu, pemerintah juga perlu bikin peta zona rawan gempa yang detail. Ini bisa jadi acuan buat perencanaan pembangunan dan tata ruang wilayah. Dengan begitu, risiko akibat gempa bisa diminimalkan, dan masyarakat bisa hidup lebih aman dan nyaman.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel