Scroll untuk baca artikel
Sains

Saat Banjir Landa Sumatra, BAKTI Komdigi Gerak Cepat Kirim 18 Akses Internet Lewat Satelit Satria-1

2
×

Saat Banjir Landa Sumatra, BAKTI Komdigi Gerak Cepat Kirim 18 Akses Internet Lewat Satelit Satria-1

Share this article
Saat Banjir Landa Sumatra, BAKTI Komdigi Gerak Cepat Kirim 18 Akses Internet Lewat Satelit Satria-1
Saat Banjir Landa Sumatra, BAKTI Komdigi Gerak Cepat Kirim 18 Akses Internet Lewat Satelit Satria-1

Spilltekno – Ketika Banjir Melanda Sumatra, BAKTI Komdigi Sigap Kirim 18 Titik Internet Satelit SATRIA-1

Di tengah kepungan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital bergerak cepat. Mereka tak menunggu lama untuk mengirimkan 18 titik akses internet darurat. Mengandalkan teknologi satelit SATRIA-1, inisiatif ini bertujuan vital: memulihkan sekaligus menyediakan konektivitas bagi warga serta layanan publik di daerah yang terdampak, memastikan komunikasi tetap terjalin di saat-saat paling krusial. Spilltekno

BAKTI Komdigi Bertindak Cepat di Sumatra

Banjir besar yang menerjang beberapa provinsi di Sumatra tak hanya merusak rumah dan lahan, tapi juga melumpuhkan infrastruktur penting, termasuk jaringan telekomunikasi. Menghadapi situasi darurat ini, BAKTI Komdigi langsung tancap gas. Mereka segera mengerahkan sejumlah perangkat akses internet berbasis satelit untuk mengembalikan konektivitas di daerah-daerah yang kini terisolasi.

Distribusi Internet Darurat di Lokasi Banjir

Secara total, BAKTI Komdigi telah menyiapkan 18 lokasi dengan akses internet darurat yang mengandalkan keandalan satelit SATRIA-1. Titik-titik ini tersebar di tiga provinsi yang paling parah terkena dampak, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mitigasi cepat, demi memastikan kebutuhan komunikasi dasar masyarakat dapat terpenuhi.

Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar, menegaskan komitmen lembaganya dalam penanganan darurat ini. “Kami membangun untuk wilayah bencana itu sekitar 18 lokasi di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat,” ujar Fadhilah saat berbicara dalam konferensi pers di Stasiun Bumi (Gateway) SATRIA-1 Satelit Nusantara Tiga, Cikarang, pada Rabu, 10 Desember 2025. Ia menambahkan, penyaluran ini sangat penting untuk mendukung koordinasi bantuan serta aktivitas masyarakat yang terdampak.

Baca Juga:  Jejak Kaki Manusia Purba yang Mengubah Cara Kita Melihat Sejarah

Prioritas Penyaluran Akses Internet

Penyaluran akses internet darurat ini dilakukan dengan cermat, memprioritaskan area yang paling membutuhkan. Di Aceh, misalnya, akses ini disalurkan ke Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Sementara itu, di Sumatra Utara, titik-titik prioritas mencakup Sibolga dan Tapanuli Tengah. Untuk Sumatra Barat, akses internet darurat menjangkau Padang, Agam, dan Pesisir Selatan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada seberapa parah kerusakan infrastruktur dan mendesaknya kebutuhan komunikasi warga.

Memulihkan Konektivitas Pascabanjir

Selain mengirimkan akses internet darurat, BAKTI Komdigi juga aktif berupaya memulihkan jaringan yang rusak akibat banjir. Proses ini tentu tidak instan, dilakukan secara bertahap dan membutuhkan koordinasi lintas sektor. Tujuannya satu: mengembalikan layanan internet dan telekomunikasi ke kondisi normal secepat mungkin.

Update Progres Pemulihan Jaringan

Berdasarkan data terbaru per 6 Desember 2025, BAKTI Komdigi telah berhasil memulihkan sebagian besar akses internet di Sumatra yang terdampak banjir. Dari total 602 lokasi yang mengalami gangguan, kini sebanyak 413 lokasi sudah kembali beroperasi. Angka ini jelas menunjukkan kecepatan dan efektivitas tim di lapangan dalam menghadapi tantangan berat.

Fadhilah Mathar, yang sering disapa Indah, turut membeberkan data tersebut. “Ada 602 yang terdampak tetapi sekarang sudah pulih sebanyak 413 lokasi,” ungkapnya. Data ini menjadi bukti nyata dari usaha intensif yang dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana terhadap konektivitas digital di Sumatra.

Internet, Kebutuhan Vital di Masa Krisis

Di masa krisis seperti bencana banjir, keberadaan akses internet bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan dasar yang vital. Konektivitas memungkinkan komunikasi darurat, penyebaran informasi terkini, hingga koordinasi antarlembaga pemerintah dan para relawan. Oleh karena itu, BAKTI Komdigi berkomitmen penuh untuk memastikan pemulihan layanan publik berjalan mulus. Ini sejalan dengan misi besar lembaga untuk memperluas akses digital ke seluruh pelosok negeri.

Baca Juga:  Fenomena Cuaca yang Menyebabkan Sinar Gamma di Atmosfer: Memahami Thunderstorm Ground Enhancements (TGE)

SATRIA-1: Jembatan Konektivitas Nasional

SATRIA-1, singkatan dari Satelit Republik Indonesia 1, adalah tulang punggung utama BAKTI Komdigi dalam menyediakan akses internet, termasuk di situasi genting. Satelit ini memang dirancang khusus untuk menjembatani kesenjangan digital, terutama di area-area yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat.

Cerita di Balik Proyek SATRIA-1

Proyek SATRIA-1 adalah inisiatif Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi fantastis, sekitar Rp 6,42 triliun. Menggunakan skema Build–Operate–Transfer (BOT), proyek ini dilaksanakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP). Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bertindak sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK), dengan sebagian wewenangnya diserahkan kepada BAKTI Komdigi. Dengan kapasitas 150 Gbps, satelit ini sudah beroperasi sejak tahun 2024, mengemban misi besar untuk memperkuat konektivitas digital nasional, khususnya di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) serta lokasi prioritas layanan publik.

Jangkauan dan Manfaat SATRIA-1

Hingga 7 Desember 2025, SATRIA-1 sudah berhasil menjangkau 30.017 titik layanan publik di seluruh Indonesia. Titik-titik ini mencakup beragam fasilitas penting seperti sekolah, puskesmas, kantor pemerintahan, hingga pos pertahanan-keamanan. Setiap lokasi menikmati kecepatan internet hingga 10 Mbps, memungkinkan operasional layanan publik berjalan lebih efisien dan efektif. Kehadiran SATRIA-1 sangat krusial dalam mendukung percepatan transformasi digital dan pemerataan akses informasi di Tanah Air.

Infrastruktur Penunjang SATRIA-1

Agar operasional SATRIA-1 berjalan optimal, infrastruktur pendukung yang mumpuni juga telah dibangun. Proyek ini dilengkapi dengan 11 stasiun bumi (gateway) yang tersebar strategis di berbagai lokasi Indonesia. Gateway ini berfungsi sebagai penghubung utama antara satelit di orbit dan jaringan internet nasional. Lokasinya tersebar dari Batam, Pontianak, Banjarmasin, Cikarang, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Timika, Jayapura, hingga Tarakan. Jaringan gateway yang luas ini memastikan cakupan dan keandalan layanan SATRIA-1 dapat dipertahankan secara optimal di seluruh Nusantara.

Baca Juga:  Penghentian Penelitian Mikroba Cermin: Kekhawatiran Akan Risiko bagi Kehidupan di Bumi

Singkatnya, respons cepat BAKTI Komdigi dalam menyediakan akses internet darurat lewat SATRIA-1 di tengah bencana banjir Sumatra menegaskan betapa pentingnya peran teknologi satelit. Ini bukan hanya sekadar membantu memulihkan komunikasi pascabencana, tetapi juga kian memperkuat visi Indonesia untuk mewujudkan konektivitas digital yang inklusif dan merata di setiap sudut negeri.

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *