Scroll untuk baca artikel
AI

Regulasi AI Kota New York, Menggagas Masa Depan Rekrutmen

66
×

Regulasi AI Kota New York, Menggagas Masa Depan Rekrutmen

Sebarkan artikel ini
Regulasi AI Kota New York, Menggagas Masa Depan Rekrutmen

Spilltekno – Regulasi AI Kota New York, ketika kita memasuki era revolusi teknologi yang semakin pesat, kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah mengubah lanskap rekrutmen pekerjaan secara mendasar.

Pemerintah Kota New York, Amerika Serikat, telah merespons perubahan ini dengan menerbitkan instrumen hukum terbaru yang mengambil peran penting dalam melindungi hak-hak pekerja.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam kebijakan publik, pendukung dan kritiknya muncul dengan argumen yang kuat.

Latar Belakang Perkembangan AI dalam Rekrutmen

Perkembangan teknologi, khususnya dalam AI, telah mengubah cara perusahaan merekrut tenaga kerja.

Kemampuan AI untuk melakukan seleksi calon karyawan berdasarkan data dan algoritma telah menjadi tren utama dalam dunia rekrutmen.

Namun, kemunculan AI dalam proses rekrutmen juga membawa tantangan dan potensi diskriminasi yang perlu diatasi.

New York City dan Regulasi AI Pertama

Melalui kebijakan yang dikenal sebagai “NYC Law,” Pemerintah Kota New York telah memberikan contoh yang patut dicontoh dalam mengatur penggunaan AI dalam rekrutmen.

Setiap perusahaan yang menggunakan AI dalam proses rekrutmen diwajibkan untuk menginformasikan kepada para kandidat bahwa sistem otomatis digunakan dalam seleksi.

Selain itu, perusahaan juga diharuskan memiliki auditor independen yang memeriksa teknologi AI mereka setiap tahun untuk mengidentifikasi potensi bias.

Hak dan Tanggung Jawab Kandidat

Regulasi ini juga memberikan hak kepada para kandidat untuk meminta dan menerima informasi tentang data apa yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut dianalisis.

Dengan demikian, para kandidat memiliki kontrol yang lebih besar terhadap data pribadi mereka dan proses seleksi yang mereka ikuti. Perusahaan yang melanggar aturan ini berisiko didenda.

Baca Juga:  AI Pembuat Papan Iklan Otomatis dari NightCafe Creator

Tantangan dan Respon

Meskipun regulasi ini merupakan langkah maju dalam melindungi hak-hak pekerja, masih ada kritik yang diarahkan kepadanya.

Beberapa kalangan pendukung kepentingan publik berpendapat bahwa regulasi ini masih belum cukup kuat untuk melindungi pekerja dari potensi diskriminasi AI.

Di sisi lain, sebagian kelompok bisnis menganggap aturan ini tidak praktis dan berpotensi membebani perusahaan.

Menanggapi berbagai kritik ini, seorang profesor dari New York University, Julia Stoyanovich, mengungkapkan kekhawatirannya.

Meski ada celah untuk perbaikan, dia berpendapat bahwa memiliki regulasi seperti ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Pengaturan AI dalam rekrutmen adalah langkah awal yang perlu diambil, dan perubahan hanya akan terjadi jika kita berani mencobanya.

Implikasi Nasional

Regulasi AI dalam rekrutmen ini berlaku khusus untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki pekerja di kota New York. Namun, ini bisa menjadi preseden yang mempengaruhi regulasi serupa di seluruh Amerika Serikat.

Saat ini, ada empat negara bagian lain yang sedang mengembangkan regulasi serupa, yaitu California, New Jersey, New York, dan Vermont.

Dengan munculnya regulasi AI dalam rekrutmen, Kota New York telah memberikan tonggak penting dalam menghadapi tantangan yang dibawa oleh perkembangan teknologi.

Meskipun masih ada perdebatan tentang sejauh mana regulasi ini dapat melindungi hak-hak pekerja, satu hal yang pasti adalah bahwa langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju rekrutmen yang lebih adil dan transparan.

Semoga artikel ini memberikan gambaran yang jelas tentang regulasi AI dalam rekrutmen di Kota New York dan potensi dampaknya secara nasional. Teruslah mengikuti perkembangan dalam dunia teknologi dan hukum untuk tetap terinformasi. Spilltekno

Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News Spilltekno

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *