Spilltekno – Polytron, nama besar di dunia elektronik Indonesia, bikin kejutan dengan mengumumkan pengunduran dirinya dari pasar smartphone. Keputusan ini tentu saja mengundang tanya. Kenapa perusahaan yang sudah lama malang melintang di industri ini memilih “angkat tangan” dari persaingan smartphone yang begitu sengit?
Alasan Polytron Hengkang dari Pasar Smartphone
Ternyata, keputusan ini bukan ujug-ujug. Menurut keterangan resmi dari jajaran direksi, ada beberapa alasan kuat di balik langkah strategis ini. Utamanya adalah persaingan yang super ketat dengan merek lain yang lebih agresif, ditambah lagi keterbatasan internal dalam mengembangkan teknologi, terutama di sektor prosesor.
Kalah Saing dengan Merek Lain
Harus diakui, pasar smartphone di Indonesia itu medan pertempuran yang brutal. Merek-merek global, terutama dari Tiongkok dan Korea Selatan, saling sikut menawarkan produk dengan spek tinggi dan harga yang bikin ngiler. Mereka ini biasanya punya amunisi besar buat marketing dan tim R&D yang mumpuni.
Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, blak-blakan mengakui kalau mereka kesulitan mengimbangi gempuran merek-merek tersebut. “Dulu kita sempat masuk di tahun 2011, tapi terpaksa keluar di 2017. Ya, karena memang enggak bisa bersaing,” ujarnya saat peluncuran produk baru Polytron.
Keterbatasan sumber daya dan kemampuan adaptasi yang cepat jadi batu sandungan utama. Merek lain cenderung lebih jor-joran meluncurkan produk baru dengan fitur-fitur inovatif, sehingga Polytron keteteran untuk mengejar.
Keterbatasan dalam Pengembangan Prosesor
Selain perang harga, perkembangan teknologi prosesor yang gila-gilaan juga jadi tantangan besar. Prosesor itu kan otaknya smartphone, performanya sangat menentukan bagaimana smartphone bisa bekerja dan fitur apa saja yang bisa dijalankan.
Tekno Wibowo menjelaskan bahwa Polytron butuh waktu lumayan lama untuk mengembangkan software yang cocok dengan prosesor baru. “Begitu ada prosesor baru, kita perlu waktu enam bulan untuk mengembangkan software berbasis chipset tersebut,” jelasnya.
Masalahnya, kecepatan pengembangan prosesor di industri smartphone itu super ngebut. Begitu Polytron berhasil meluncurkan smartphone dengan prosesor tertentu, merek lain sudah keluarin produk dengan prosesor yang lebih baru dan lebih canggih. Alhasil, produk Polytron jadi cepat ketinggalan dan kurang menarik bagi konsumen.
“Begitu software-nya jadi, kita harus luncurkan. Kita cuma punya waktu jualan satu bulan. Setelah itu tiga bulan lainnya, merek lain sudah mengeluarkan dengan chipset yang baru. Nah, kita enggak bisa, kemampuan kita enggak sampai di situ,” kenang Tekno.
Perbedaan Strategi dengan Bisnis Laptop
Meski mundur dari pasar smartphone, Polytron enggak lantas patah arang. Justru mereka melebarkan sayap ke pasar laptop, dengan meluncurkan beberapa produk baru yang menyasar berbagai segmen pasar.
Polytron melihat ada celah yang berbeda di pasar laptop dibandingkan smartphone. Menurut Tekno Wibowo, persaingan di pasar laptop enggak se-agresif di pasar smartphone, terutama soal kecepatan pengembangan prosesor.
“Tapi untuk di laptop ini, saya pikir ceritanya cukup berbeda. Karena kesempatan ini chipset-nya enggak seperti di mobile phone atau di smartphone zaman-zaman itu,” imbuhnya.
Selain itu, Polytron punya pengalaman yang cukup panjang di bidang elektronik konsumen, termasuk produksi televisi dan perangkat audio. Pengalaman ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan produk laptop yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia.
Data internal perusahaan menunjukkan bahwa pasar laptop di Indonesia tumbuh positif dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan akan perangkat komputasi untuk bekerja, belajar, dan hiburan. Polytron berharap bisa memanfaatkan momentum ini untuk merebut pangsa pasar yang signifikan.
Menurut pengamat industri teknologi, Alvin Pratama, langkah Polytron ini cukup berani. “Keputusan untuk fokus ke laptop menunjukkan bahwa Polytron sedang mencari ceruk pasar yang lebih spesifik. Pasar laptop memang memiliki dinamika yang berbeda dengan pasar smartphone, dan Polytron mungkin melihat peluang yang lebih besar di sana,” ujarnya.
Kemungkinan Kembali ke Pasar Smartphone
Meski sekarang fokus di bisnis laptop, Polytron enggak menutup pintu untuk kembali ke pasar smartphone di masa depan. Tapi, keputusan ini sangat bergantung pada kondisi pasar dan kemampuan Polytron untuk bersaing dengan merek lain.
Tekno Wibowo menyatakan bahwa Polytron akan terus memantau perkembangan teknologi dan tren pasar smartphone. “Biasanya, kami akan lihat lagi lah kalau kami punya kesempatan untuk masuk lagi,” tandasnya.
Kalau Polytron berhasil mengembangkan teknologi yang lebih inovatif dan mampu bersaing dengan merek lain, bukan enggak mungkin mereka akan kembali meramaikan pasar smartphone Indonesia. Tapi, untuk saat ini, fokus utama Polytron adalah mengembangkan bisnis laptop dan memperkuat posisinya di pasar elektronik konsumen secara keseluruhan.
Analis pasar, Rina Susanti, berpendapat bahwa kembalinya Polytron ke pasar smartphone sangat bergantung pada strategi yang diterapkan. “Polytron perlu melakukan riset pasar yang mendalam dan memahami kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Selain itu, Polytron juga perlu berinvestasi dalam R&D untuk mengembangkan produk yang inovatif dan memiliki nilai tambah yang signifikan,” jelasnya.
Kendati demikian, Rina juga mengingatkan bahwa persaingan di pasar smartphone akan semakin ketat di masa depan. Oleh karena itu, Polytron perlu mempersiapkan diri dengan matang sebelum memutuskan untuk kembali terjun ke pasar tersebut.
Sebagai informasi tambahan, Polytron baru-baru ini meluncurkan lini laptop pertamanya di Indonesia, yaitu Luxia i3, Luxia Pro i5, dan Luxia Pro Ultra 5. Langkah ini menunjukkan keseriusan Polytron dalam memasuki pasar laptop dan menawarkan alternatif bagi konsumen Indonesia.
Dengan strategi yang tepat dan inovasi yang berkelanjutan, bukan enggak mungkin Polytron akan kembali menjadi pemain penting di industri elektronik Indonesia, baik di pasar laptop maupun di pasar smartphone. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel