Negara Mana Saja yang Akan “Putus” dengan WhatsApp di 2025?
Spilltekno – Isu pemblokiran atau pembatasan WhatsApp di beberapa negara lagi ramai dibicarakan. Kabarnya, Rusia masuk daftar negara yang mulai “mengutak-atik” akses ke aplikasi pesan populer ini. Tapi, benarkah di 2025 nanti warga Rusia sudah nggak bisa lagi bebas WhatsApp-an? Kita bedah yuk, negara mana saja yang sudah ambil langkah serupa, apa alasannya, dan bagaimana sebenarnya situasi WhatsApp di Rusia saat ini.
Negara-negara yang “Memutus” atau Membatasi WhatsApp
Beberapa negara mengambil langkah tegas: blokir total atau batasi penggunaan WhatsApp. Biasanya, alasan di balik keputusan ini menyangkut urusan politik, keamanan negara, atau demi mempopulerkan aplikasi lokal. Inilah beberapa negara yang menerapkan kebijakan tersebut:
China
China jadi salah satu negara pertama yang benar-benar “memutus” akses ke WhatsApp. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 2017. Pemerintah China punya sistem penyaringan internet yang dikenal dengan nama “Great Firewall,” yang efektif memblokir lalu lintas data dari server luar negeri, termasuk WhatsApp. Sebagai gantinya, masyarakat China lebih banyak menggunakan aplikasi pesan lokal seperti WeChat, yang fiturnya mirip WhatsApp tapi diawasi ketat oleh pemerintah.
Korea Utara
Korea Utara memang terkenal dengan kontrol internetnya yang super ketat. Sejak 2016, negara ini sudah memblokir akses ke berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan populer, termasuk Facebook, YouTube, Twitter (sekarang X), dan WhatsApp. Tujuannya jelas, untuk mengontrol informasi yang masuk dan keluar dari negara tersebut.
Rusia: Cuma Fitur Panggilan yang Dibatasi
Beda dengan China dan Korea Utara yang blokir total, Rusia lebih memilih membatasi fitur tertentu di WhatsApp. Pemerintah Rusia membatasi fitur panggilan telepon via WhatsApp. Alasannya? Pemerintah merasa WhatsApp kurang responsif terhadap kasus penipuan dan terorisme yang terjadi di platform tersebut. “Ini langkah yang perlu untuk melindungi keamanan nasional dan memberantas kejahatan siber,” kata seorang sumber dari Kementerian Komunikasi Rusia yang namanya enggan disebutkan. Untungnya, pembatasan ini nggak serta merta memblokir total penggunaan WhatsApp untuk kirim pesan teks.
Uni Emirat Arab (UEA) dan Pembatasan VoIP
Uni Emirat Arab (UEA) punya kebijakan yang membatasi sebagian besar aplikasi yang menggunakan layanan Voice over Internet Protocol (VoIP), termasuk WhatsApp. Pembatasan ini berlaku sejak 2017. Layanan VoIP ini memungkinkan kita melakukan panggilan suara dan video gratis lewat internet. Meski begitu, kirim pesan teks via WhatsApp masih diperbolehkan. Nah, pada tahun 2020, Pemerintah UEA sempat memberikan kelonggaran dengan mengizinkan panggilan telepon dan video call via WhatsApp di area pameran dunia Expo Dubai.
Qatar dan Pembatasan VoIP
Qatar, mirip dengan UEA, juga nggak memblokir WhatsApp secara total. Negara ini juga membatasi panggilan VoIP melalui WhatsApp, tapi tetap membolehkan pengguna untuk mengirim pesan teks. Tujuan pembatasan VoIP ini umumnya adalah untuk melindungi pendapatan perusahaan telekomunikasi lokal.
Mesir dan Upaya Pembatasan VoIP
Mesir sebenarnya nggak punya larangan resmi terhadap fitur panggilan telepon di WhatsApp. Tapi, pemerintah Mesir pernah berupaya membatasi layanan VoIP. Tujuannya lagi-lagi untuk mengontrol komunikasi dan melindungi kepentingan bisnis perusahaan telekomunikasi lokal.
Yordania dan Pembatasan Panggilan Internet
Yordania juga menerapkan pembatasan terhadap panggilan telepon berbasis internet di WhatsApp, sama seperti UEA. Kebijakan ini kuat dugaan dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi dan regulasi terkait industri telekomunikasi di negara tersebut.
Negara yang Pernah Blokir WhatsApp (Tapi Nggak Jadi)
Selain negara-negara yang konsisten memblokir atau membatasi WhatsApp, ada juga beberapa negara yang sempat menerapkan kebijakan serupa, tapi kemudian mencabutnya. Ini beberapa contohnya:
Iran
Iran pernah memblokir WhatsApp selama beberapa tahun. Tapi, kebijakan tersebut kemudian dicabut dan sekarang WhatsApp bisa diakses oleh masyarakat Iran. Alasan pencabutan blokir ini nggak dijelaskan secara rinci oleh pemerintah.
Turki
WhatsApp sempat diblokir di Turki beberapa tahun lalu. Tapi, sekarang aplikasi tersebut bisa diakses tanpa pembatasan. Alasan pemblokiran dan pencabutan blokir juga nggak dipublikasikan secara luas.
Uganda
Uganda sempat melarang WhatsApp dan platform media sosial lainnya pada tahun 2021. Langkah ini diambil sebagai balasan atas pemblokiran beberapa akun pro-pemerintah di Facebook. Tapi, saat ini WhatsApp sudah bisa diakses lagi di Uganda.
Kuba
Kuba pernah membatasi akses ke media sosial dan platform perpesanan, termasuk Facebook dan WhatsApp, pada tahun 2021. Pembatasan ini bersifat sementara dan sekarang WhatsApp bisa diakses kembali oleh masyarakat Kuba.
Kesimpulannya: Gimana Nasib WhatsApp di Rusia pada 2025?
Melihat perkembangan terkini dan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah Rusia, kemungkinan besar pembatasan terhadap fitur panggilan di WhatsApp akan terus berlanjut sampai tahun 2025. Meskipun nggak ada pemblokiran total, pembatasan ini tentu akan memengaruhi pengalaman pengguna WhatsApp di Rusia. Pemerintah Rusia terus berupaya meningkatkan keamanan siber dan menekan angka kejahatan yang terjadi melalui platform digital. Tapi, dampak jangka panjang dari kebijakan ini terhadap kebebasan informasi dan komunikasi di Rusia masih perlu kita perhatikan. Belum ada tanda-tanda Rusia akan benar-benar memblokir WhatsApp seperti yang dilakukan China dan Korea Utara. Tapi, pengguna WhatsApp di Rusia tetap harus siap dengan kemungkinan pembatasan yang lebih ketat di masa depan. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel