Pernah nggak sih kepikiran, kenapa film Star Wars itu suaranya cetar membahana padahal lokasinya di luar angkasa yang notabene hampa udara? Jujur aja, aku juga sempat mikir kayak gitu. Filmnya sih keren abis, tapi kok agak nggak masuk akal ya kalau dipikir-pikir lagi. Ya, kita nggak bisa mendengar suara di luar angkasa, dan ini bukan cuma masalah film fiksi ilmiah doang, lho.
Kenapa kita nggak bisa denger suara di sana? Sederhana aja sih, karena suara itu butuh media buat merambat. Coba deh bayangin, kalau nggak ada udara di sekitarmu, gimana getaran suara bisa sampai ke telinga? Nggak bisa kan? Nah, di luar angkasa itu hampir vakum alias nggak ada udaranya sama sekali.
Suara itu sendiri sebenernya getaran. Getaran ini merambat melalui udara, air, atau benda padat. Makanya, kalau kamu denger musik dari speaker, sebenernya kamu denger getaran udara yang dihasilkan speaker itu. Nah, getaran ini yang masuk ke telinga dan diterjemahin jadi suara.
Di luar angkasa, getaran itu nggak bisa merambat. Jadi, mau ada ledakan dahsyat, pesawat luar angkasa beradu, atau alien nyanyi dangdut sekalipun, kita nggak bakal denger apa-apa. Sepi banget deh pokoknya. Kalau kamu kayak aku yang suka dengerin podcast pas lagi kerja, di luar angkasa kamu nggak bakal bisa denger apa-apa, kecuali pake headset.
Itu kenapa film-film luar angkasa seringkali “mengabaikan” fakta ini demi dramatisasi. Bayangin deh, kalau semua adegan di luar angkasa silent semua, pasti nggak seru kan? Tapi, secara ilmiah, ya emang harusnya begitu. Nggak ada suara sama sekali.
Terus, gimana dong caranya astronot berkomunikasi di luar angkasa? Nah, mereka pakai radio. Radio itu pake gelombang elektromagnetik buat ngirim sinyal, dan gelombang elektromagnetik ini nggak butuh media buat merambat. Jadi, mau di vakum sekalipun, sinyal radio tetep bisa nyampe.
Sebenernya, kalau ada sedikit aja partikel di luar angkasa, suara masih bisa merambat, walaupun pelan banget dan nggak akan kedengeran sama kita. Tapi ya, partikelnya dikit banget, jadi tetep aja bisa dibilang vakum.
Jadi, inget ya, kalau kamu tiba-tiba jadi astronot, jangan kaget kalau nggak denger apa-apa di luar sana. Kecuali kamu bawa speaker bluetooth dan dengerin lagu kesukaanmu. Tapi inget, jangan ganggu astronot lain ya!
Ngomong-ngomong soal suara, aku jadi inget pengalaman waktu kecil. Aku pernah nyoba bikin telepon-teleponan pake kaleng sama benang. Awalnya nggak percaya bisa berhasil, tapi ternyata beneran bisa! Walaupun suaranya kecil banget sih.
Itu bukti kalau suara butuh media buat merambat. Benang itu jadi media buat getaran suara dari kaleng yang satu ke kaleng yang lain. Kalau benangnya putus, ya nggak bisa denger apa-apa lagi. Sama kayak di luar angkasa.
Eh tapi bentar, ini menarik deh. Ada beberapa ilmuwan yang lagi nyoba bikin teknologi yang bisa “menerjemahkan” gelombang elektromagnetik jadi suara. Jadi, walaupun nggak ada udara, kita tetep bisa “denger” sesuatu di luar angkasa. Gokil nggak tuh?
Tapi ya, itu masih jauh dari kenyataan sih. Sekarang sih, kita tetep harus pake radio buat komunikasi. Atau ya, nikmatin aja kesunyian luar angkasa. Mungkin malah lebih tenang ya kan? Nggak ada suara bising kendaraan atau tetangga berisik.
Aku pernah baca artikel tentang astronot yang bilang, kesunyian di luar angkasa itu bikin dia lebih fokus dan bisa mikir lebih jernih. Kayaknya ada benernya juga sih. Kadang, kebisingan itu malah bikin kita jadi susah konsentrasi.
Tapi ya, ada juga yang bilang kesepian banget di luar angkasa. Nggak ada suara, nggak ada orang lain selain kru pesawat, ya bisa bikin stres juga sih. Makanya, astronot itu harus punya mental yang kuat banget.
Kalau dipikir-pikir sih, jadi astronot itu nggak gampang ya. Harus pinter, kuat fisik, mentalnya juga harus baja. Belum lagi harus tahan sama kesunyian di luar angkasa. Salut deh sama mereka.
Dan hasilnya? Wah, nggak nyangka sih, ternyata banyak banget yang harus dipertimbangkan kalau mau jadi astronot. Dari ilmu pengetahuan, fisik, mental, sampe ketahanan terhadap kesunyian. Keren banget emang.
Sebenarnya ini nggak terlalu penting sih, tapi kadang malah itu yang bikin beda. Jadi, next time kalau kamu nonton film luar angkasa dan denger suara ledakan, inget aja ya, itu cuma fiksi. Di dunia nyata, nggak ada suara di luar angkasa.
Intinya sih kayak… ya gitu, kamu pasti ngerti maksudnya deh. Bahwa suara itu butuh media buat merambat, dan di luar angkasa itu vakum alias nggak ada udaranya sama sekali. Jadi, nggak mungkin ada suara di sana.
Oke deh, gue udahan dulu nulisnya. Kalau kamu ada pengalaman beda, kabarin ya—penasaran juga. Siapa tau kamu punya teori konspirasi tentang suara di luar angkasa. Hehehe. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!