Spilltekno – Sarjana jebolan ITB ini bikin heboh! Bukannya ngantor di gedung bertingkat, ia malah asyik nge-sate di kampung halamannya, Yogyakarta. Kisahnya yang diunggah ke media sosial langsung viral dan banjir pujian. Netizen terinspirasi semangatnya dalam berwirausaha.
Kenapa Sate, Bukan Karier Mentereng?
Alasan di Balik Pilihan yang Tak Biasa
Pasti banyak yang bertanya-tanya, kenapa sih lulusan ITB yang punya potensi karier bagus malah pilih berkutat dengan asap sate? Ternyata, alasannya sederhana tapi menyentuh banget. Ia ingin buka lapangan kerja di kampungnya dan ikut memajukan ekonomi lokal.
“Saya lihat kuliner, khususnya sate, punya potensi besar. Saya pengen bikin sesuatu yang unik dan disukai banyak orang, sekaligus bantu warga sekitar dapat kerja,” katanya dalam wawancara virtual yang kemudian diunggah ulang di mana-mana. Padahal, tawaran kerja dari perusahaan gede bejibun, tapi hatinya lebih sreg bangun bisnis sendiri dari nol.
Balik Jogja, Mulai dari Nol
Setelah dipikir masak-masak, ia mantap balik ke Yogyakarta dan mulai mewujudkan mimpinya. Modal pas-pasan, resep sate warisan keluarga jadi bekal utama. Awalnya tentu enggak gampang. Nyari lokasi strategis, ngurus izin, dan meyakinkan pelanggan itu tantangan berat. Tapi, berkat tekad kuat dan dukungan keluarga, ia berhasil melewati masa-masa sulit itu.
Kisah Sukses “Sate Pedas Mataram”
Viral di TikTok, Banjir Dukungan
Warung satenya yang diberi nama “Sate Pedas Mataram” akhirnya buka. Lokasinya memang di pinggir jalan dan sederhana, tapi justru itu yang jadi daya tarik. Pelan-pelan, warungnya mulai dikenal warga sekitar. Tapi, popularitasnya meroket setelah videonya diunggah ke TikTok dengan akun @sate.mataram dan viral di berbagai media sosial. Videonya nunjukkin kesehariannya, mulai dari buka warung, bersih-bersih, sampai ngipasin sate di atas bara api. Kesederhanaan dan ketulusannya bikin banyak orang kagum.
“Gak nyangka video saya bakal viral kayak gini. Awalnya cuma pengen berbagi kegiatan sehari-hari aja. Tapi ternyata, banyak yang terinspirasi,” ujarnya. Komentar positif dari netizen pun membanjiri kolom komentar. Banyak yang ngasih dukungan, pujian, bahkan ada yang pengen nyobain satenya.
Ramai Pembeli, Apa Istimewanya?
Efek viralnya video itu kerasa banget. Warung “Sate Pedas Mataram” sekarang selalu rame pembeli. Bahkan, sering antreannya panjang banget. Apa sih yang bikin sate ini istimewa? Selain rasanya yang pedas dan nikmat, yang jadi ciri khasnya, sate ini juga dibuat dari bahan-bahan berkualitas dan diolah pakai resep tradisional.
“Kami selalu pakai daging segar pilihan dan bumbu rempah yang berkualitas. Kami juga pertahanin resep keluarga biar cita rasanya tetap otentik,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya jaga kebersihan dan kualitas pelayanan biar pelanggan puas.
Reaksi Netizen dan Inspirasi dari Kisah Ini
Semangat Wirausaha yang Memukau
Kisah sukses sarjana ITB jualan sate ini bener-bener menginspirasi. Di tengah tren yang mengagungkan karier di perusahaan besar, keputusannya ini jadi angin segar. Netizen beramai-ramai muji semangat wirausahanya dan keberaniannya keluar dari zona nyaman.
“Salut banget sama Masnya. Lulusan ITB tapi gak malu jualan sate. Ini baru namanya entrepreneur sejati,” tulis seorang netizen di kolom komentar. “Inspiratif banget! Semoga sukses terus usahanya,” timpal netizen lainnya.
Pendidikan Penting, Pola Pikir Juga
Kisah ini juga ngingetin kita tentang pentingnya pendidikan dan pola pikir yang beda. Pendidikan itu bukan cuma buat nyari kerjaan gaji tinggi, tapi juga buat ngembangin potensi diri dan ngasih kontribusi positif ke masyarakat.
“Mau berakhir di manapun. Orang gak kuliah dibanding sama yang kuliah itu pola pikirnya beda jadi jangan pernah menganggap remeh pendidikan. Semangat bang…,” ungkap salah seorang netizen, nunjukkin kalau pendidikan membentuk pola pikir yang strategis dalam ngelola usaha.
Jangan Malu Jadi Pengusaha!
Lebih jauh lagi, kisah ini menginspirasi banyak orang buat gak malu jadi pengusaha. Seringkali, ada stigma negatif buat pekerjaan yang dianggap “gak bergengsi”. Padahal, semua pekerjaan itu sama nilainya asalkan dilakuin jujur dan sungguh-sungguh.
“Gak usah malu mau kamu lulusan sarjana terus buka usaha, malu itu kalau kamu nganggur cuma bisa ngandelin warisan orang tua, nahh itu yang bikin malu,” ujar seorang netizen, nyuarain semangat kemandirian dan kerja keras.
Kisah sarjana ITB yang pilih jualan sate ini jadi bukti kalau sukses itu gak cuma diukur dari gelar atau jabatan, tapi juga dari keberanian buat mewujudkan mimpi dan ngasih manfaat buat orang lain. Kisahnya ini jadi inspirasi buat generasi muda buat gak takut berwirausaha dan berkontribusi buat kemajuan bangsa. Kedepannya, ia berencana buat ngembangin bisnisnya dengan buka cabang di beberapa lokasi lain dan memberdayakan lebih banyak warga lokal. Ia juga berharap kisahnya ini bisa memotivasi lebih banyak sarjana buat berani ngambil jalan yang beda dan nyiptain lapangan kerja di daerah masing-masing.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





