Scroll untuk baca artikel
Sains

Jenis-Jenis Satelit Berdasarkan Ketinggian Orbitnya

81
×

Jenis-Jenis Satelit Berdasarkan Ketinggian Orbitnya

Sebarkan artikel ini
Jenis-Jenis Satelit Berdasarkan Ketinggian Orbitnya

Spilltekno – Jenis-jenis satelit berdasarkan orbitnya menjadi landasan penting dalam pemahaman teknologi satelit modern.

Dengan beragam ketinggian orbit yang dimilikinya, seperti Low Earth Orbit (LEO), Medium Earth Orbit (MEO), Geostationary Orbit (GEO), Sun-Synchronous Orbit (SSO), dan Geostationary Transfer Orbit (GTO), setiap jenis orbit memiliki fungsi dan aplikasi khusus yang mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi satelit.

Dalam pembahasan ini, kita akan menjelajahi masing-masing jenis orbit secara mendalam, memahami karakteristiknya, serta peran pentingnya dalam kemajuan teknologi dan kehidupan sehari-hari.

Orbit Bumi Rendah (LEO)

Satelit yang berada di Orbit Bumi Rendah atau Low Earth Orbit (LEO) terletak pada ketinggian antara 160 hingga 1.500 kilometer di atas permukaan Bumi.

LEO memiliki periode orbit yang singkat, sekitar 90 hingga 120 menit, memungkinkan satelit untuk mengelilingi Bumi hingga 16 kali sehari.

Kecepatan ini membuat LEO sangat ideal untuk penginderaan jauh, observasi Bumi resolusi tinggi, dan penelitian ilmiah.

Contoh Satelit LEO

Salah satu contoh terkenal dari satelit LEO adalah Starlink, proyek ambisius dari SpaceX yang bertujuan menyediakan internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia.

Satelit Starlink dapat mengirim dan menerima data dengan cepat, menjadikannya pilihan utama untuk layanan internet global.

Orbit Bumi Menengah (MEO)

Orbit Bumi Menengah atau Medium Earth Orbit (MEO) terletak pada ketinggian antara 5.000 hingga 20.000 kilometer.

Satelit di orbit ini biasanya digunakan untuk layanan penentuan posisi dan navigasi, seperti GPS, serta komunikasi data latensi rendah.

Baca Juga:  Samsung Galaxy A06, Smartphone Terjangkau, tapi Keren Abis!

Manfaat Satelit MEO

Satelit MEO menawarkan keseimbangan yang baik antara cakupan area dan kecepatan transmisi data, dengan periode orbit antara 2 hingga 12 jam.

Hal ini membuat MEO cocok untuk konstelasi satelit yang memerlukan cakupan area yang lebih luas dibandingkan LEO namun dengan latensi yang lebih rendah dibandingkan GEO.

Orbit Geostasioner (GEO)

Orbit Geostasioner atau Geostationary Orbit (GEO) terletak pada ketinggian 35.786 kilometer di atas permukaan Bumi, tepat di atas garis khatulistiwa.

Satelit di orbit ini tampak stasioner dari permukaan Bumi karena periode orbitnya yang sama dengan rotasi Bumi.

Kelebihan Satelit GEO

Satelit GEO sangat cocok untuk layanan komunikasi yang membutuhkan koneksi terus-menerus, seperti televisi dan telepon satelit.

Selain itu, GEO juga digunakan dalam meteorologi untuk pengawasan cuaca secara real-time.

Namun, kelemahan utama dari satelit GEO adalah penundaan sinyal yang lebih lama akibat jaraknya yang jauh dari Bumi.

Contoh Satelit GEO

Satelit Satria-1 adalah contoh dari satelit GEO yang digunakan untuk menyediakan layanan internet di daerah terpencil di Indonesia, membantu menjembatani kesenjangan digital.

Orbit Sinkron Matahari (SSO)

Orbit Sinkron Matahari atau Sun-Synchronous Orbit (SSO) adalah orbit yang memungkinkan satelit melintasi wilayah kutub dengan ketinggian antara 600 hingga 800 kilometer.

Satelit di SSO selalu melintasi lokasi tertentu pada waktu Matahari setempat yang sama, memastikan kondisi pencahayaan yang konsisten untuk pencitraan.

Keunggulan Satelit SSO

Konsistensi pencahayaan ini sangat ideal untuk observasi Bumi dan pemantauan lingkungan.

Citra satelit SSO digunakan untuk mendeteksi perubahan jangka panjang, seperti penggundulan hutan, perubahan garis pantai, serta memantau dan mencegah bencana alam seperti kebakaran hutan dan banjir.

Orbit Transfer Geostasioner (GTO)

Orbit Transfer Geostasioner atau Geostationary Transfer Orbit (GTO) adalah orbit peralihan yang digunakan untuk memindahkan satelit dari orbit transisi ke GEO.

Baca Juga:  Cara Melacak Lokasi Nomor HP Gratis Tanpa Aplikasi

Satelit ditempatkan pada GTO oleh roket peluncur dan kemudian menggunakan mesin internal untuk mencapai orbit geostasioner akhir.

Proses Migrasi Satelit GTO

Proses ini memungkinkan peluncuran satelit ke GEO dengan sumber daya minimal, menjadikannya metode yang efisien dalam menempatkan satelit pada orbit yang diinginkan.

Jenis-jenis satelit berdasarkan orbitnya membentuk fondasi utama dalam evolusi teknologi satelit yang terus berkembang.

Dari Low Earth Orbit (LEO) yang responsif hingga Geostationary Orbit (GEO) yang menyediakan konektivitas terus-menerus, setiap jenis orbit memiliki perannya sendiri dalam mendukung berbagai aspek kehidupan modern.

Melalui pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik dan aplikasi masing-masing jenis orbit, kita dapat lebih menghargai kontribusi mereka dalam memajukan teknologi, menyediakan layanan komunikasi global, dan memantau lingkungan secara efektif.

Dengan terus mempelajari dan mengembangkan teknologi satelit, kita membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah dan terhubung secara global.

Jenis Orbit Ketinggian (km) Fungsi dan Aplikasi
Low Earth Orbit (LEO) 160-1500 Penginderaan Jauh, Observasi Bumi
Medium Earth Orbit (MEO) 5000-20000 Navigasi, Komunikasi
Geostationary Orbit (GEO) 35786 Komunikasi Terus-Menerus, Meteorologi
Sun-Synchronous Orbit (SSO) 600-800 Observasi Bumi, Pemantauan Lingkungan
Geostationary Transfer Orbit (GTO) Peralihan ke GEO Efisiensi Peluncuran

Dengan pemahaman ini, kita dapat lebih menghargai peran vital satelit dalam kehidupan sehari-hari dan kontribusi mereka dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Spilltekno

Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *