Spilltekno – Indonesia lagi on fire soal adopsi teknologi Kecerdasan Buatan (AI)! Pertumbuhannya bikin negara-negara tetangga melirik. Tapi, dengan popularitas AI yang meroket ini, ada peluang emas sekaligus tantangan yang harus diselesaikan bareng-bareng.
AI di Indonesia: Melejit Tinggi di Asia Tenggara
Pendapatan Aplikasi AI Paling Ngebut Se-Asia Tenggara
Bayangin deh, pendapatan aplikasi berbasis AI di Indonesia melonjak 127 persen hanya dalam setahun (pertengahan 2024 ke pertengahan 2025). Gokil, kan? Angka ini jauh lebih tinggi dari negara-negara tetangga, membuktikan kalau orang Indonesia memang lagi demen banget sama AI. Bisnis-bisnis juga makin banyak yang pakai, dan konsumen pun happy.
“Ini bukan sekadar tren musiman, tapi perubahan besar-besaran dalam cara bisnis jalan dan berkembang,” kata seorang analis teknologi dari lembaga riset.
Investasi besar-besaran di infrastruktur digital dan konektivitas beberapa tahun belakangan ini ternyata enggak sia-sia. Jaringan internet yang makin luas dan makin banyak orang punya smartphone bikin adopsi AI makin gampang.
Pengguna Aktif AI? Nomor Dua Terbanyak di Asia Tenggara!
Enggak cuma pendapatannya yang naik, jumlah orang Indonesia yang aktif pakai AI tiap hari juga nomor dua terbanyak di Asia Tenggara! Sekitar 80 persen pengguna rutin memanfaatkan aplikasi dan layanan AI. Mulai dari asisten virtual sampai rekomendasi film, AI udah jadi bagian dari hidup sehari-hari. Masyarakat Indonesia makin ngerasain sendiri gimana AI bisa bikin hidup lebih mudah dan efisien.
Bagaimana Kita Memanfaatkan AI?
Alasan Kenapa Orang Indonesia Gak Bisa Lepas dari AI
Ternyata, 79 persen pekerja di Indonesia pengen banget meningkatkan kemampuan mereka di bidang AI. Mereka sadar, kalau jago AI, kerjaan bisa lebih cepat, lebih efisien, dan hasilnya lebih bagus. AI juga dimanfaatkan untuk otomatisasi tugas-tugas yang membosankan, analisis data untuk pengambilan keputusan, dan pengembangan produk-produk baru yang keren.
Survei juga menunjukkan kalau alasan utama orang pakai AI itu buat hemat waktu riset (51 persen), dapat rekomendasi yang lebih personal (35 persen), dan meningkatkan keamanan (32 persen). Jadi, dengan AI, kita bisa dapat informasi yang relevan lebih cepat, saran yang sesuai dengan selera, dan data pribadi yang lebih aman.
“AI bantuin saya nyelesaiin kerjaan dengan lebih cepat dan akurat. Saya bisa fokus ke tugas-tugas yang lebih penting dan kreatif,” ujar seorang manajer pemasaran di perusahaan teknologi.
Tapi, ada juga yang khawatir AI bisa menggantikan pekerjaan manusia. Pemerintah dan perusahaan swasta harus kerja sama buat ngasih pelatihan dan pendidikan yang relevan, biar pekerja bisa beradaptasi dengan perubahan dan manfaatin AI buat ningkatin kemampuan mereka.
PR Besar untuk Ekosistem AI di Indonesia
Butuh Lebih Banyak Modal dan Startup AI!
Di balik kesuksesan ini, masih banyak tantangan yang harus diatasi biar ekosistem AI di Indonesia bisa terus berkembang. Salah satunya adalah investasi modal yang masih kurang dan jumlah startup AI yang masih sedikit dibanding potensi pasar yang gede banget.
Saat ini, baru ada 45+ startup AI di Indonesia, dan cuma nyumbang 4 persen dari total pendanaan AI di ASEAN-10. Ini nunjukkin kalau ekosistem inovasi AI di Indonesia harus digenjot lagi biar bisa memenuhi permintaan yang terus meningkat.
“Investasi lebih lanjut penting banget buat dorong pertumbuhan startup AI dan ciptain lingkungan yang kondusif buat inovasi,” kata seorang investor modal ventura yang fokus di sektor teknologi.
Pemerintah udah ngambil beberapa langkah buat dorong pengembangan ekosistem AI, kayak ngasih insentif pajak, pelatihan, dan memfasilitasi kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah. Tapi, upaya ini harus ditingkatkan dan diperluas biar ekosistemnya makin dinamis dan kompetitif.
Selain itu, masih banyak juga orang Indonesia yang belum punya keterampilan digital yang cukup. Jadi, pemerintah perlu ningkatin investasi di pendidikan dan pelatihan digital biar semua orang punya kesempatan buat ikut andil dalam ekonomi digital.
Yang enggak kalah penting, regulasi yang jelas dan adaptif juga dibutuhkan buat ngatur penggunaan AI dan ngelindungin data pribadi pengguna. Regulasi yang efektif bakal ciptain kepercayaan dan kepastian hukum bagi bisnis dan konsumen, sekaligus dorong adopsi AI yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Indonesia punya potensi besar buat jadi pusat pengembangan AI di Asia Tenggara. Dengan ngatasi tantangan dan manfaatin peluang yang ada, Indonesia bisa mewujudkan visi tersebut dan jadi pemimpin dalam inovasi AI. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus kerja sama buat ciptain ekosistem AI yang inklusif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi semua.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





