Scroll untuk baca artikel
Sains

Dinosaurus Pertama Diduga Tersembunyi di Lokasi Paling Sulit Dijangkau di Bumi

4
×

Dinosaurus Pertama Diduga Tersembunyi di Lokasi Paling Sulit Dijangkau di Bumi

Share this article
Dinosaurus Pertama Diduga Tersembunyi di Lokasi Paling Sulit Dijangkau di Bumi

Spilltekno – Fosil dinosaurus kuno pertama di dunia kemungkinan tersembunyi di lokasi yang sangat sulit untuk diteliti, menurut studi terbaru dari University College London dan Museum Sejarah Alam Inggris.

Dilansir dari Science Alert, fosil dinosaurus tertua yang diketahui saat ini berusia sekitar 230 juta tahun. Fosil tersebut ditemukan di wilayah yang pada masa lalu merupakan bagian dari Gondwana, bagian selatan benua super Pangea pada akhir era Paleozoikum. Fosil ini berada pada cabang yang cukup jauh dalam pohon keluarga dinosaurus, menunjukkan bahwa dinosaurus telah mengalami evolusi dan mungkin menyebar ke berbagai wilayah di dunia selama jutaan tahun.

Selain itu, penemuan fosil dinosaurus dari periode yang sama di wilayah utara benua super, Laurasia, memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi dinosaurus. Para ahli paleontologi kini menduga bahwa asal mula dinosaurus sebenarnya masih belum diketahui secara pasti. Mereka berspekulasi bahwa titik awal keberadaan hewan purba ini mungkin tersembunyi di tempat-tempat yang paling sulit diakses di Bumi.

Proses pembentukan fosil sendiri memerlukan kondisi tertentu. Untuk fosil jejak, seperti jejak kaki, jejak tersebut harus tertutup oleh pasir lepas yang kemudian mengeras. Sementara itu, fosil tubuh hanya dapat terbentuk jika bangkai hewan segera tertutup oleh lumpur atau sedimen halus setelah kematian, sehingga proses pembusukan dapat dicegah.

Namun, meskipun fosil terbentuk dengan sempurna, keberadaannya belum tentu dapat ditemukan, terutama di lokasi yang sulit dijangkau. Dalam penelitian yang dipimpin oleh paleontolog Joel Heath dari University College London, para peneliti mengungkapkan bahwa ekspedisi paleontologi di kawasan Amazon dan Sahara masih jarang dilakukan atau menghadapi banyak tantangan. Hal ini menjadi masalah karena di wilayah-wilayah tersebut, mereka memperkirakan terdapat petunjuk penting mengenai sejarah evolusi dinosaurus paling awal.

Baca Juga:  Menemukan Gunung yang Lebih Tinggi dari Everest

“Ekspedisi paleontologi ke daerah ini jarang terjadi karena kondisi ekstrem di Sahara dan sulitnya mengakses banyak wilayah di Amazon,” tulis para peneliti.

Mereka juga mencatat bahwa hambatan sosial-ekonomi, warisan kolonialisme, serta ketidakstabilan politik kemungkinan besar telah menghalangi penelitian di wilayah-wilayah tersebut.

Penelitian ini memodelkan penyebaran awal dinosaurus dengan menggunakan data fosil dinosaurus yang telah ditemukan, informasi taksonomi tentang dinosaurus dan kerabat reptilnya, serta rekonstruksi geografis masa lalu. Alih-alih mengasumsikan bahwa wilayah tanpa fosil berarti tidak pernah dihuni dinosaurus, area tersebut dikategorikan sebagai wilayah dengan kekurangan informasi.

Karena hubungan evolusi dinosaurus tertua yang diketahui belum sepenuhnya dipahami, para peneliti memodelkan tiga skenario berbeda berdasarkan hipotesis pohon evolusi yang ada.

Asal usul Gondwana di wilayah lintang rendah, yang kemungkinan jejaknya tersembunyi di Sahara dan Amazon, didukung terutama oleh model silesaurid—sekelompok hewan yang dianggap lebih sebagai kerabat dekat dinosaurus daripada dinosaurus itu sendiri—sebagai nenek moyang dinosaurus Ornithischia.

Ornithischia, salah satu dari tiga kelompok utama dinosaurus, anehnya tidak muncul dalam catatan fosil dinosaurus awal. Namun, jika silesaurid adalah nenek moyang mereka, ini dapat membantu menjelaskan sebagian kekosongan dalam catatan evolusi tersebut.

Menariknya, wilayah lintang rendah Gondwana juga menjadi lokasi yang berada di tengah-tengah antara fosil dinosaurus paling awal yang telah ditemukan sejauh ini.

“Hingga saat ini, belum ada fosil dinosaurus yang ditemukan di wilayah Afrika dan Amerika Selatan yang dulu merupakan bagian dari Gondwana ini,” kata Heath.

“Namun, ini mungkin disebabkan oleh belum ditemukannya lapisan batuan yang tepat, yang merupakan hasil kombinasi antara sulitnya akses dan minimnya penelitian di wilayah tersebut,” tambahnya. Spilltekno

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *