Spilltekno – Belakangan ini, panasnya bukan main! Mungkin kamu juga merasakan hal yang sama. Di mana-mana orang membicarakan soal cuaca ekstrem ini, mulai dari status media sosial sampai obrolan warung kopi. Pertanyaannya sama: kenapa bisa sepanas ini, dan sampai kapan, ya? Biar nggak bertanya-tanya terus, yuk simak penjelasan para ahli!
Kenapa Indonesia Jadi Oven Raksasa?
Suhu udara yang bikin gerah beberapa waktu terakhir ini memang bikin penasaran. Apa sih yang bikin suhu melonjak begini? Ahli meteorologi dan klimatologi punya jawabannya.
Matahari Geser, Awan Ngilang
Salah satu biang keladinya adalah pergeseran semu matahari. Jadi, posisi matahari sekarang bikin radiasinya lebih kuat ke bumi. “Saat matahari lagi dekat-dekatnya sama garis khatulistiwa, Indonesia kebagian jatah radiasi matahari lebih banyak,” kata Dr. Amelia Putri, peneliti iklim dari lembaga riset ternama.
Ditambah lagi, awan yang biasanya jadi payung alami, sekarang malah jarang muncul. Awan itu tugasnya mantulin sebagian radiasi matahari balik ke angkasa. Kalau awannya sedikit, ya jelas, makin banyak radiasi yang nyampe ke bumi dan bikin kita kepanasan.
Kata Dr. Putri lagi, El Nino juga ikut campur urusan panas ini. El Nino itu kayak pemanasan air laut di Samudra Pasifik, efeknya bisa bikin curah hujan di Indonesia berkurang. Nah, kalau hujan berkurang, ya jadi kering dan panas.
Siang Gerah, Malamnya Diguyur Hujan
Selain itu, kombinasi antara panas terik di siang hari dan hujan deras yang tiba-tiba di malam hari juga memperparah keadaan. Perubahan cuaca yang ekstrem ini bisa memicu berbagai masalah, dari masalah kesehatan sampai potensi bencana alam.
“Perbedaan suhu yang ekstrem antara siang dan malam bisa bikin tubuh stres,” jelas Dr. Budi Santoso, seorang dokter umum. “Ini bisa bikin sakit kepala, demam, bahkan gangguan pencernaan.” Belum lagi kalau hujan deras datang setelah panas-panasan, bisa memicu banjir dan tanah longsor, apalagi di daerah yang rawan.
Sampai Kapan Gerah Banget, Nih?
Ini dia pertanyaan yang paling sering muncul: kapan sih panasnya selesai? Pastinya semua berharap cuaca segera balik normal.
Kata BRIN dan BMKG…
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) coba memberikan perkiraan. Dari hasil analisis dan perhitungan mereka, cuaca panas ini diperkirakan masih akan bertahan sampai akhir Oktober atau awal November.
“Kami memperkirakan puncak musim kemarau terjadi di bulan September dan Oktober,” kata seorang pejabat BMKG. “Setelah itu, curah hujan mulai naik dan suhu udara pelan-pelan turun.” Tapi, ingat ya, perkiraan cuaca itu bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi, tetap pantau info cuaca terbaru dari sumber yang terpercaya.
Prof. Dr. Erma Yulihastin dari BRIN menambahkan, pola cuaca ekstrem seperti ini, dengan panas menyengat di siang hari dan hujan deras di malam hari, diperkirakan masih akan terjadi sampai akhir Oktober. “Masyarakat perlu waspada dengan perubahan cuaca yang cepat dan bersiap menghadapi dampak negatifnya,” tegasnya.
Daerah Mana yang Paling Kena Imbas?
Ternyata, nggak semua wilayah di Indonesia merasakan panas yang sama. Ada beberapa daerah yang suhunya lebih tinggi dari yang lain. Data menunjukkan beberapa daerah mencatatkan suhu maksimum harian yang cukup tinggi di pertengahan Oktober ini.
Menurut data BMKG, daerah-daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38.2°C), Majalengka, Jawa Barat (37.6°C), Boven Digoel, Papua (37.3°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37.0°C). Suhu-suhu ini lebih tinggi dari rata-rata suhu maksimum harian pada periode yang sama.
Ini menunjukkan kalau dampak cuaca panas nggak merata. Ada daerah yang lebih rentan karena faktor geografis dan kondisi lingkungan setempat.
Pesan Penting dari BMKG
Melihat cuaca yang nggak pasti dan potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Pantau terus informasi cuaca terbaru dari sumber yang terpercaya dan ambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
“Masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang,” kata juru bicara BMKG. “Selain itu, waspadai juga potensi gelombang laut tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia.”
BMKG juga menyarankan untuk menjaga kesehatan dan hindari aktivitas di luar ruangan saat suhu udara lagi tinggi-tingginya. Jangan lupa minum air yang cukup dan pakai pakaian yang longgar dan berwarna terang untuk melindungi diri dari sengatan matahari. Dengan waspada dan siap siaga, kita bisa meminimalkan dampak negatif dari cuaca ekstrem ini.
Kondisi cuaca yang lagi nggak karuan ini mengingatkan kita betapa pentingnya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim perlu terus ditingkatkan demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan kita semua.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel