Spilltekno – Sore nanti hujan nggak ya? Kayaknya kita perlu siap-siap deh!
Prediksi cuaca hari ini kasih “kode” nih, buat lebih aware sama perubahan cuaca yang bisa ekstrem. Siang bolong bisa panasnya nyengat, eh sore atau malamnya malah potensi hujan deres plus petir dan angin kencang. Biar nggak kaget, yuk simak info lengkapnya!
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Lagi Musim “Kawin” Cuaca Nih!
Jumat, 24 Oktober 2025 ini, jadi momen penting soal perubahan cuaca di Indonesia. Soalnya, prakiraan nunjukkin kita lagi ada di masa transisi musim alias pancaroba. Artinya, cuaca bisa berubah-ubah banget dan kita kudu waspada. Biasanya sih, pagi sampai siang hari cerah berawan dan lumayan panas. Tapi, jangan kaget kalau sore sampai malam situasinya berubah drastis.
Soalnya, sore sampai malam itu potensi awan hujan makin gede. Panas matahari yang “nampol” dari pagi sampai siang bikin air menguap banyak banget. Nah, uap air ini naik ke atas jadi awan tebal yang bisa nurunin hujan sedang sampai lebat. Inget ya, hujan pas pancaroba gini sering banget ditemani “bonus” cuaca ekstrem lain, kayak kilat atau petir dan angin yang bisa bikin keder.
“Masyarakat emang harus lebih hati-hati dan siap-siap ngadepin perubahan cuaca yang cepet dan ekstrem kayak gini,” kata Dr. Andi Sudirman, pakar meteorologi dari Universitas Indonesia, wanti-wanti. “Pastikan selokan lancar, jangan neduh di bawah pohon gede pas hujan deras, dan pantau terus info cuaca terbaru.”
BMKG Udah Kasih Lampu Kuning!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) udah ngeluarin peringatan dini soal cuaca ekstrem yang diperkirakan bakal nyerang sebagian besar wilayah Indonesia. Kata BMKG, musim hujan tahun 2025/2026 ini kayaknya bakal dateng lebih awal dari biasanya. Ada sekitar 149 Zona Musim (ZOM) di seluruh Indonesia yang diprediksi udah masuk musim hujan di bulan Oktober ini.
“Kita imbau masyarakat buat aktif cari info cuaca terkini dari sumber resmi, kayak website BMKG atau aplikasi Info BMKG,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Dr. Fachri Radjab, jelasin. “Dengan tau info cuaca lebih awal, kita bisa ambil langkah pencegahan biar nggak kena dampak buruk cuaca ekstrem.”
BMKG juga bilang penting banget buat pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat buat kerja sama ngadepin potensi bencana hidrometeorologi, kayak banjir, longsor, dan puting beliung.
Kenapa Hujan Dateng Lebih Cepet?
Beberapa faktor iklim, baik yang skala global maupun regional, ikut nyumbang andil buat mempercepat datengnya musim hujan tahun ini. BMKG udah ngidentifikasi dua faktor utama: Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan suhu permukaan laut yang anget di sekitar perairan Indonesia.
Indian Ocean Dipole (IOD) Negatif
Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang lagi fase negatif ini jadi salah satu biang kerok utama yang bikin musim hujan dateng lebih awal. IOD negatif ini nunjukkin ada pasokan uap air tambahan dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia. Kondisi ini bikin atmosfer jadi lebih lembap dan dukung pembentukan awan-awan hujan.
“IOD negatif ini ibarat keran air yang dibuka lebih lebar, jadi suplai uap air ke wilayah kita jadi lebih banyak,” jelas Dr. Susan Herawati, peneliti iklim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). “Akibatnya, potensi pembentukan awan dan curah hujan meningkat signifikan.”
Suhu Permukaan Laut Hangat
Selain IOD negatif, suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia yang lebih anget dari biasanya juga ikut bikin curah hujan nambah. Laut yang anget mempercepat proses penguapan dan bikin atmosfer lebih lembap. Uap air yang banyak ini jadi “bahan bakar” utama buat pembentukan awan konvektif yang ngasilin hujan.
Dari data terbaru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), suhu permukaan laut di beberapa wilayah perairan Indonesia keliatan 1-2 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata normal. Kondisi ini diprediksi bakal terus berlangsung sampai beberapa bulan ke depan, jadi potensi curah hujan tinggi masih bakal tetep ada.
Jangan Lengah Sama Panasnya Juga!
Walaupun musim hujan udah dateng, bukan berarti panasnya bakal ilang sepenuhnya ya. Malah, suhu udara di siang hari kayaknya masih bakal kerasa cukup terik di beberapa wilayah. BMKG juga nyatet, beberapa hari terakhir ini suhu maksimum sempet nyentuh angka 38 derajat Celcius di beberapa tempat. Kondisi ini perlu diwaspadai, terutama buat yang rentan kayak anak-anak, lansia, dan pekerja lapangan.
“Masyarakat diimbau buat tetep jaga hidrasi tubuh dengan minum air yang cukup, pake baju yang longgar dan warnanya terang, serta hindarin aktivitas fisik yang berlebihan di luar ruangan pas cuaca lagi panas banget,” pesan Dr. Tania Wijaya, dokter umum dari sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
Selain itu, penting juga buat waspadain potensi kebakaran lahan dan hutan gara-gara cuaca panas dan kering. Jangan buang puntung rokok sembarangan atau ngelakuin aktivitas yang bisa nyebabin percikan api di area yang rawan kebakar. Dengan ningkatin kesadaran dan kewaspadaan, kita bisa ngurangin risiko dampak buruk cuaca ekstrem dan jaga keselamatan bareng-bareng.
Jadi, pantau terus perkembangan info cuaca dari sumber yang bisa dipercaya dan ikutin arahan dari pihak berwenang ya. Dengan persiapan yang mateng dan siaga tinggi, kita bisa minimalisir risiko dan beradaptasi sama perubahan iklim yang makin kerasa. Intinya, antisipasi dini dan tindakan preventif itu kunci utama buat ngadepin tantangan cuaca di masa depan.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





