Kompetisi ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) untuk mendukung pengembangan ilmu statistika dan sains data serta meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang tersebut.
Pembelajaran dan Kolaborasi
Dalam proses pengembangan aplikasi pendeteksi glaukoma ini, tim mahasiswa Unair memperoleh banyak wawasan tambahan mengenai statistika dan pengolahan data menggunakan machine learning dan deep learning.
“Kami mendapatkan wawasan tambahan mengenai statistika dan olah data menggunakan machine learning atau deep learning. Kami juga belajar lebih dalam mengenai penulisan karya baik dan presentasi yang menarik,” ungkap Nafisahika.
Malfa, anggota tim, menekankan pentingnya kolaborasi dalam keberhasilan proyek ini. “Harus bisa kerja sama, bisa saling membantu, back up satu sama lain, tidak sungkan untuk memberikan dan menerima masukan demi kebaikan tim.
Selain itu, kita juga harus memikirkan seberapa besar impact dari hasil analisis data yang sudah kita lakukan,” tambahnya.
Harapan dan Visi Masa Depan
Tim Unair berharap aplikasi pendeteksi glaukoma ini dapat menjadi solusi yang canggih dan efisien untuk meningkatkan kesehatan mata masyarakat. Mereka juga berharap prestasi ini menjadi langkah awal untuk meraih pencapaian yang lebih besar di masa depan.
“Kami ingin terus mengembangkan inovasi dan pengetahuan di bidang statistika dan data science untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” tandas mereka.
Teknologi di Balik Aplikasi Pendeteksi Glaukoma
Teknologi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi pendeteksi glaukoma Glo-Check berbasis convolutional neural network (CNN). Teknologi CNN memungkinkan pemrosesan gambar medis dengan akurasi tinggi, sehingga dapat mendeteksi tanda-tanda glaukoma pada tahap awal.