Jika demikian, maka air di Bumi mungkin berasal dari bahan-bahan yang terbentuk di awan molekul raksasa, dan tidak dari komet atau asteroid yang datang kemudian.
Bahan-bahan ini kemudian terakumulasi dan membentuk planet-planet, termasuk Bumi. Air di Bumi kemudian terperangkap di dalam mantel dan inti Bumi, dan keluar ke permukaan melalui aktivitas vulkanik.
Air di Bumi adalah zat yang sangat penting bagi kehidupan, tetapi juga sangat misterius. Asal-usul air di Bumi masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Salah satu teori yang populer adalah bahwa air di Bumi berasal dari komet dan asteroid yang mengandung es.
Namun, teori ini mendapat tantangan dari penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa air di Bumi mungkin lebih tua dari matahari.
Penelitian ini didasarkan pada data dari wahana antariksa Rosetta yang mengorbit komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Komet ini memiliki rasio D/H yang sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa airnya lebih tua dari matahari.
Ini menimbulkan kemungkinan bahwa air di Bumi juga lebih tua dari matahari, dan sudah ada sebelum Bumi terbentuk. Air di Bumi mungkin berasal dari bahan-bahan yang terbentuk di awan molekul raksasa, dan tidak dari komet atau asteroid yang datang kemudian. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News