Spilltekno – Apakah Anda pernah bertanya-tanya dari mana asal air di Bumi? Bagaimana air bisa ada di planet yang terletak di zona kering tata surya? Apakah air di Bumi lebih tua atau lebih muda dari matahari?
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi sebenarnya sangat sulit untuk dijawab. Air adalah zat yang sangat penting bagi kehidupan, tetapi juga sangat misterius. Air memiliki banyak sifat yang tidak biasa, seperti dapat berubah bentuk, mengembang saat membeku, dan melarutkan banyak zat.
Air juga memiliki sejarah yang panjang dan rumit di tata surya. Para ilmuwan telah mencoba menelusuri asal-usul air di Bumi dengan berbagai cara, seperti mengamati komet, asteroid, meteorit, dan planet-planet lain. Namun, belum ada kesepakatan pasti tentang bagaimana air pertama kali muncul di Bumi.
Salah satu teori yang populer adalah bahwa air di Bumi berasal dari luar tata surya, yaitu dari komet dan asteroid yang mengandung es. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa Bumi terbentuk di daerah yang terlalu panas untuk memiliki air, sehingga air harus datang dari tempat yang lebih dingin.
Namun, teori ini mendapat tantangan dari penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa air di Bumi mungkin lebih tua dari matahari.
Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of Michigan, Carnegie Institution for Science, dan University of Hawaii. Mereka menggunakan data dari wahana antariksa Rosetta yang mengorbit komet 67P/Churyumov-Gerasimenko.
Komet 67P dan Air di Bumi
Komet 67P adalah salah satu dari banyak komet yang berasal dari sabuk Kuiper, yaitu daerah di luar orbit Neptunus yang dipenuhi oleh benda-benda es. Komet ini memiliki orbit yang sangat elips, sehingga kadang-kadang mendekati matahari dan kadang-kadang menjauhinya.
Ketika komet ini mendekati matahari, es di permukaannya akan menguap dan membentuk ekor yang panjang. Ekor ini mengandung banyak partikel dan gas, termasuk air. Wahana antariksa Rosetta berhasil mengambil sampel dari ekor komet 67P dan menganalisis komposisinya.
Salah satu hal yang diteliti oleh para ilmuwan adalah rasio deuterium dan hidrogen (D/H) dalam air komet. Deuterium adalah isotop hidrogen yang memiliki satu proton dan satu neutron, sedangkan hidrogen biasa hanya memiliki satu proton. Rasio D/H adalah perbandingan antara jumlah deuterium dan hidrogen dalam suatu sampel air.
Rasio D/H dapat digunakan sebagai indikator usia air, karena deuterium lebih stabil daripada hidrogen. Air yang lebih tua cenderung memiliki rasio D/H yang lebih tinggi, karena hidrogen lebih mudah hilang atau bereaksi dengan zat lain. Air yang lebih muda cenderung memiliki rasio D/H yang lebih rendah, karena hidrogen lebih banyak tersedia.
Hasil Penelitian dan Implikasinya
Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan menunjukkan bahwa rasio D/H dalam air komet 67P adalah 5,3 kali lebih tinggi daripada rasio D/H dalam air Bumi. Ini berarti bahwa air komet 67P lebih tua daripada air Bumi, dan tidak mungkin menjadi sumber utama air di Bumi.
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rasio D/H dalam air komet 67P adalah sama dengan rasio D/H dalam air yang terdapat di awan molekul raksasa, yaitu tempat di mana bintang-bintang terbentuk. Ini berarti bahwa air komet 67P berasal dari awan molekul raksasa yang sama dengan tempat di mana matahari terbentuk.
Dengan kata lain, air komet 67P lebih tua daripada matahari, dan sudah ada sebelum matahari terbentuk. Ini menimbulkan kemungkinan bahwa air di Bumi juga lebih tua daripada matahari, dan sudah ada sebelum Bumi terbentuk.
Jika demikian, maka air di Bumi mungkin berasal dari bahan-bahan yang terbentuk di awan molekul raksasa, dan tidak dari komet atau asteroid yang datang kemudian.
Bahan-bahan ini kemudian terakumulasi dan membentuk planet-planet, termasuk Bumi. Air di Bumi kemudian terperangkap di dalam mantel dan inti Bumi, dan keluar ke permukaan melalui aktivitas vulkanik.
Air di Bumi adalah zat yang sangat penting bagi kehidupan, tetapi juga sangat misterius. Asal-usul air di Bumi masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Salah satu teori yang populer adalah bahwa air di Bumi berasal dari komet dan asteroid yang mengandung es.
Namun, teori ini mendapat tantangan dari penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa air di Bumi mungkin lebih tua dari matahari.
Penelitian ini didasarkan pada data dari wahana antariksa Rosetta yang mengorbit komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Komet ini memiliki rasio D/H yang sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa airnya lebih tua dari matahari.
Ini menimbulkan kemungkinan bahwa air di Bumi juga lebih tua dari matahari, dan sudah ada sebelum Bumi terbentuk. Air di Bumi mungkin berasal dari bahan-bahan yang terbentuk di awan molekul raksasa, dan tidak dari komet atau asteroid yang datang kemudian. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News