Spilltekno – Kunjungan kerja sejumlah anggota DPRD Padangpariaman ke Sleman, Yogyakarta, di tengah bencana banjir bandang di kampung halaman mereka, menuai badai kritik. Warga merasa miris, kok ya sempat-sempatnya wakil rakyat jalan-jalan, sementara mereka sendiri sedang pontang-panting membersihkan rumah dan menyelamatkan sisa harta benda.
Kunker DPRD Padangpariaman Saat Warga Kebanjiran
Gelombang protes makin kencang setelah foto dan video rombongan DPRD Padangpariaman asyik bertemu dengan pejabat Pemkab Sleman beredar di media sosial. Kontras banget dengan kondisi di Padangpariaman, di mana ribuan orang masih berjibaku dengan lumpur sisa banjir. Netizen pun geram.
Banjir bandang yang menerjang Padangpariaman dan beberapa wilayah lain di Sumatera Barat memang bikin porak-poranda. Infrastruktur hancur, rumah-rumah terendam, lahan pertanian rusak parah. Data dari BNPB menunjukkan lebih dari 10 ribu orang terdampak langsung, banyak yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian. Bantuan dari berbagai pihak berdatangan, tapi tetap saja, situasi ini bikin hati siapa pun terenyuh.
Alasan di Balik Kunjungan Kerja
Menanggapi kritikan pedas, Ketua Komisi IV DPRD Padangpariaman, Afredison, mencoba memberikan pembelaan. Katanya, kunjungan ke Sleman itu sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum banjir datang. Permohonan kunjungan kerja Komisi I diajukan sejak November 2025, sementara Komisi IV tanggal 28 November 2025. Tujuannya, kata dia, untuk belajar soal penanganan Dinas Sosial, kepegawaian PPPK, dan pengembangan pariwisata, termasuk strategi penanggulangan bencana.
“Ini sudah diagendakan lama. Kami ingin belajar dari Sleman tentang berbagai aspek pemerintahan, termasuk bagaimana mereka mengelola sektor sosial, kepegawaian, dan pariwisata. Soal bencana juga jadi fokus,” jelas Afredison. Ia menambahkan pula bahwa pembatalan kunjungan bisa merugikan karena semua sudah dipersiapkan dan anggaran sudah dialokasikan. Tapi, penjelasan ini kayaknya belum bisa memadamkan api kekecewaan warga.
Publik Meradang
Reaksi masyarakat terhadap kunjungan kerja ini jelas negatif. Banyak yang merasa wakil rakyatnya kurang punya empati. Di media sosial, kritik tajam bertebaran dengan tagar #DPRDTidakPeka dan #PadangpariamanBerduka. Warganet mempertanyakan prioritas para anggota dewan dan menilai kunjungan ini tidak tepat waktu dan tidak relevan dengan kondisi darurat yang sedang dihadapi masyarakat.
“Gimana bisa mereka enak-enakan jalan-jalan, sementara kami di sini susah payah bersihin rumah? Nggak masuk akal,” ujar seorang warga Padangpariaman dengan nada kesal. Yang lain menambahkan, “Seharusnya mereka bantu kami atasi dampak banjir, bukan malah liburan ke Sleman dengan alasan belajar. Sakit hati banget!”
Sindiran Halus dari Pemkab Sleman
Kritik juga datang dari internal pemerintahan. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sleman, Agung Armawanta, secara tidak langsung menyindir keputusan para anggota dewan tersebut. Agung mengatakan, seandainya dia jadi tamu (DPRD Padangpariaman), dia akan memilih membatalkan kunjungan dan fokus menangani bencana di daerahnya.
“Kalau saya di posisi mereka, ya mending bantu masyarakat yang lagi kena musibah. Kunjungan bisa ditunda, tapi nolong korban bencana itu yang utama,” kata Agung. Pernyataan ini seolah menegaskan bahwa kunjungan DPRD Padangpariaman memang kurang pas dan kurang peka.
Warganet Bereaksi Keras
Reaksi warganet di media sosial beragam, tapi sebagian besar bernada kritis. Mereka menggunakan berbagai platform, mulai dari Twitter, Instagram, sampai Facebook, untuk menyuarakan kekecewaan. Bahkan, ada yang sampai bikin meme dan video parodi untuk menyindir kunjungan tersebut.
“Ironi banget. Wakil rakyat seharusnya jadi yang terdepan bantu masyarakat, bukan malah ninggalin pas lagi susah,” tulis seorang warganet di Twitter. Yang lain menimpali, “Kunjungan ini cuma buang-buang duit rakyat. Mending dananya buat bantu korban banjir di Padangpariaman.” Kecaman-kecaman ini menggambarkan betapa kecewanya masyarakat.
Meski sudah dihujani kritik, para anggota DPRD Padangpariaman belum memberikan tanggapan lebih lanjut. Situasi ini tentu saja memperburuk citra mereka di mata publik. Masyarakat berharap para wakil rakyat bisa belajar dari kejadian ini dan lebih mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya.
Semoga ke depannya ada evaluasi menyeluruh terkait perencanaan dan pelaksanaan kunjungan kerja anggota DPRD. Tujuannya, agar lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan bencana agar penanganan dampak bencana bisa dilakukan dengan cepat, tepat, dan terpadu. Banjir bandang di Padangpariaman ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan dan kepedulian terhadap sesama. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





