Spilltekno – Otak kita ternyata lebih dinamis dari yang kita kira! Riset terbaru mengungkap bahwa alih-alih berkembang secara linear, otak manusia justru melewati lima fase penting, masing-masing dipisahkan oleh momen-momen krusial. Penemuan ini membuka tabir baru tentang perjalanan otak sepanjang hidup, dari bayi hingga lansia, serta implikasinya bagi pemahaman gangguan neurologis.
Lima Fase Perkembangan Otak Manusia
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature Communications mencoba memetakan perjalanan perkembangan otak. Para peneliti menganalisis hampir 4.000 pemindaian otak dari berbagai usia dan menemukan empat titik balik utama. Titik-titik inilah yang membagi hidup kita ke dalam lima periode perkembangan otak yang berbeda. Menurut Dr. Alexa Mousley dari University of Cambridge, yang memimpin studi ini, pemahaman ini krusial untuk mengetahui kapan jaringan otak paling rentan terhadap gangguan.
Fase 1: Lahir hingga Usia 9 Tahun – Pondasi Awal
Fase pertama ini, dari lahir sampai sekitar usia sembilan tahun, adalah masa emas untuk membangun fondasi perkembangan kognitif. Di periode ini, otak sibuk membangun jutaan koneksi antar neuron. Prosesnya melibatkan pembentukan sinapsis baru yang sangat aktif, diikuti dengan “pemangkasan” untuk mempertahankan koneksi yang paling penting dan efisien. Volume materi abu-abu dan materi putih bertambah, dan lipatan pada korteks mulai terbentuk dan menstabil. “Ini adalah periode penting saat otak meletakkan dasar bagi kemampuan belajar dan perkembangan kognitif anak,” jelas Dr. Mousley.
Fase 2: Usia 9 Tahun – Awal Remaja dan Lonjakan Kognitif
Saat memasuki usia sembilan tahun, otak memasuki fase awal masa remaja. Materi putih terus berkembang, yang meningkatkan efisiensi komunikasi antar bagian otak. Lonjakan ini berdampak pada kemampuan kognitif yang meningkat pesat. Namun, periode ini juga rentan terhadap peningkatan risiko gangguan kesehatan mental. Perubahan hormonal selama pubertas punya pengaruh besar dalam memengaruhi struktur dan fungsi otak pada periode ini. “Perubahan hormonal yang terjadi selama pubertas punya efek besar pada perkembangan otak,” kata seorang peneliti.
Fase 3: Usia 32 Tahun – Stabilisasi dan Kematangan
Titik balik penting berikutnya terjadi di usia sekitar 32 tahun. Studi ini menandai usia ini sebagai perubahan topologis paling kuat. Dr. Mousley menjelaskan bahwa meskipun pubertas menandai awal masa remaja, menentukan kapan masa remaja berakhir jauh lebih rumit. Berdasarkan struktur otak, perubahan yang menyerupai pola remaja terus berlanjut hingga awal usia 30-an. Setelah melewati usia ini, individu memasuki periode perkembangan otak yang relatif stabil.
Fase 4: Usia 32 hingga 66 Tahun – Masa Dewasa yang Mantap
Fase keempat adalah masa dewasa, yang berlangsung dari usia 32 hingga 66 tahun. Ini adalah periode terpanjang, di mana pola kepribadian, kemampuan intelektual, dan karakter seseorang cenderung sudah mapan. Perkembangan otak tidak lagi menunjukkan perubahan besar selama periode ini. Meskipun begitu, kesehatan secara umum dan gaya hidup tetap memainkan peran penting dalam menjaga fungsi otak yang optimal. Aktivitas fisik, nutrisi yang baik, dan stimulasi mental sangat penting untuk menjaga kesehatan otak selama masa dewasa.
Fase 5: Usia 66 Tahun – Reorganisasi Jaringan dan Penuaan
Memasuki usia 66 tahun, otak tidak lagi mengalami perubahan struktural yang drastis. Tetapi, penelitian menunjukkan adanya tanda-tanda reorganisasi jaringan otak. Konektivitas mulai berkurang seiring dengan degenerasi materi putih, yang merupakan bagian alami dari proses penuaan. Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi atau penyakit vaskular dapat berdampak lebih besar pada kemampuan otak di tahap ini.
Fase 6: Usia 83 Tahun – Penurunan Konektivitas dan Fungsi Kognitif
Tahap terakhir terjadi di sekitar usia 83 tahun, ketika konektivitas otak menurun lebih jauh. Bagian-bagian otak mulai bekerja lebih terpisah, tidak se-terintegrasi seperti sebelumnya. Para ilmuwan percaya bahwa kondisi inilah yang menjelaskan mengapa sejumlah fungsi kognitif melemah pada usia sangat lanjut. Meskipun demikian, pola penuaan ini dianggap sebagai bagian alami dari perjalanan otak.
Apa Artinya untuk Gangguan Neurologis?
Profesor Duncan Astle, penulis senior studi ini, menekankan bahwa pemahaman mengenai lima fase perkembangan otak ini dapat membantu ilmuwan lebih memahami berbagai gangguan neurologis dan kesehatan mental. Banyak kondisi seperti autisme, ADHD, demensia, dan depresi terkait dengan cara jaringan otak tersusun atau berubah. Dengan mengetahui kapan otak mengalami titik balik, para ilmuwan dapat mengidentifikasi periode yang paling rentan dan berpotensi mengembangkan pendekatan perawatan yang lebih tepat. “Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam memahami bagaimana otak berubah sepanjang hidup, dan bagaimana kita bisa lebih baik mengatasi gangguan neurologis,” ujar Profesor Astle. Lebih lanjut, temuan ini juga menggarisbawahi pentingnya intervensi dini dan strategi pencegahan untuk meminimalkan dampak gangguan pada perkembangan otak.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran WhatsApp Channel





