Stand Holder Phone Kelinci Cute Folding Dekstop Universal Portable
Stand HP/tablet imut dari plastik ABS, ringan & bisa diatur sudutnya. Cocok untuk nonton, meeting, atau kado. Tersedia warna pink, hitam, putih, biru.
Lihat ProdukSpilltekno – Orang tua zaman sekarang punya tantangan baru: mendampingi anak tumbuh di tengah gempuran teknologi. Gawai sudah jadi bagian hidup anak-anak, mempengaruhi cara mereka bergaul, belajar, bahkan bermain. Gimana sih caranya jadi orang tua yang tenang dan efektif di era digital ini? Kuncinya ada di pemahaman yang lebih baik tentang dunia digital anak dan pendekatan yang lebih suportif.
Kotak Penyimpanan Kabel Data Charger Pouch Keychain Mini Bag Untuk Simpan Kabel Data Charger Headset Kosmetik Miniboneka
Kotak penyimpanan silikon berwarna, ukuran ±10x6.5x3cm, ringan & praktis dengan gantungan gesper. Cocok untuk menyimpan barang kecil saat bepergian.
Lihat ProdukMemahami Dunia Digital Anak Kita
Dunia digital itu bukan lagi sekadar “tambahan” dalam hidup anak-anak. Sekarang ini, semua aspek kehidupan mereka terhubung lewat perangkat digital. Mulai dari interaksi dengan teman, belajar hal baru, sampai mencari hiburan. Jadi, langkah pertama yang perlu kita lakukan sebagai orang tua adalah memahami lanskap digital ini. Jangan cuma tahu aplikasi yang lagi ngetren, tapi juga pahami dinamika interaksi dan pengaruh konten yang mereka konsumsi.
“Jangan cuma lihat gawai sebagai alat hiburan,” kata Dr. Ani Wulandari, seorang psikolog anak yang fokus meneliti dampak teknologi pada perkembangan anak. “Tapi lihat juga sebagai jendela menuju dunia anak-anak kita.”
Data Bicara: Anak dan Media Digital
Data terbaru menunjukkan betapa “akrabnya” anak-anak dengan perangkat digital. Ada studi yang bilang, anak-anak mulai menggunakan layar di usia yang semakin muda. Hampir separuh anak usia dua tahun sudah pegang tablet, dan persentasenya terus naik seiring bertambahnya usia. Data lain menunjukkan, rata-rata anak usia 8 sampai 12 tahun menghabiskan sekitar 5,5 jam sehari di depan layar. Sementara remaja usia 13 sampai 18 tahun bisa sampai 8,5 jam!
Media sosial juga jadi “mainan” utama anak-anak. Kebanyakan remaja aktif di berbagai platform, dan sebagian besar mengaku menikmati pengalaman itu. Tapi, survei juga menunjukkan bahwa kurang dari seperlima orang tua yang aktif nonton TikTok bareng anaknya. Wah, ada kesenjangan nih dalam pendampingan.
“Angka-angka ini bukan cuma statistik,” kata Irwan Santoso, seorang pengamat teknologi dan pendidikan. “Ini adalah cerminan realita. Kita harus paham bagaimana anak-anak menggunakan teknologi, apa yang mereka cari, dan apa dampaknya bagi perkembangan mereka.”
Pendampingan, Bukan Cuma Pengawasan
Banyak orang tua yang langsung main batasi akses anak ke gawai atau aplikasi tertentu. Padahal, pendekatan yang lebih oke itu pendampingan yang suportif. Maksudnya, kita hadir secara emosional, membuka obrolan dengan anak, dan membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menjelajahi dunia digital dengan aman dan bertanggung jawab.
“Pendampingan itu bukan berarti nggak ada batasan sama sekali,” jelas Dr. Ani Wulandari. “Tapi lebih tentang membangun hubungan yang kuat dengan anak. Biar mereka merasa nyaman untuk cerita tentang pengalaman mereka di dunia digital. Dengan begitu, kita bisa bantu mereka menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.”
Penting juga bagi orang tua untuk tahu risiko apa saja yang mungkin dihadapi anak-anak di dunia maya. Misalnya, cyberbullying, konten yang nggak pantas, atau potensi penyebaran informasi pribadi. Dengan pemahaman yang baik, orang tua bisa kasih panduan yang lebih tepat dan bantu anak-anak mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik.
Tips Bikin Kebiasaan Digital yang Sehat di Rumah
Membangun kebiasaan digital yang sehat di rumah itu butuh komitmen dan konsistensi dari semua anggota keluarga. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
* Bikin aturan yang jelas dan disepakati bersama: Libatkan anak dalam membuat aturan penggunaan perangkat digital. Misalnya, batasan waktu, jenis konten yang boleh ditonton, dan konsekuensi kalau aturan dilanggar.
* Ciptakan zona bebas layar: Tentukan area di rumah yang bebas dari gawai. Contohnya, kamar tidur atau meja makan. Ini bisa membantu menciptakan suasana yang lebih nyaman untuk istirahat, ngobrol, dan makan bareng.
* Ajak anak main di luar: Dorong anak untuk aktif secara fisik, olahraga, atau melakukan hobi lain yang nggak melibatkan layar. Ini penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.
Manfaatkan aplikasi atau fitur pengawasan orang tua: Ada banyak aplikasi atau fitur pengawasan yang bisa membantu kita memantau aktivitas online* anak, membatasi akses ke konten yang nggak pantas, dan mengatur waktu layar.
Mulai dengan Rasa Ingin Tahu, Bukan Ketakutan
Daripada langsung melarang atau membatasi akses terhadap gawai, coba deh tanya ke anak: “Apa sih yang seru dari TikTok?” atau “Kamu follow siapa aja di Instagram?” Intinya, buka obrolan yang santai, bukan interogasi. Cara ini bisa membantu orang tua memahami minat dan kebutuhan anak di dunia digital. Selain itu, juga bisa membangun kepercayaan dan komunikasi yang lebih baik.
“Ketakutan sering bikin kita bereaksi berlebihan,” kata Irwan Santoso. “Dengan rasa ingin tahu, kita bisa belajar dan memahami lebih dalam. Jadi, bisa kasih pendampingan yang lebih efektif.”
Jadi Contoh yang Baik
Anak-anak itu belajar dari apa yang mereka lihat, bukan cuma dari apa yang mereka dengar. Jadi, sebagai orang tua, kita juga harus jadi contoh yang baik dalam penggunaan teknologi. Kalau kita sendiri nggak bisa lepas dari gawai, susah kan mau minta anak batasi screen time? Coba tunjukkan contoh penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Misalnya, menggunakan perangkat untuk belajar, bekerja, atau berkomunikasi dengan orang lain.
“Anak-anak melihat dan meniru perilaku orang tua,” ujar Dr. Ani Wulandari. “Kalau kita ingin anak-anak punya kebiasaan digital yang sehat, kita harus mulai dari diri sendiri.”
Dengan memahami dunia digital anak-anak, memberikan pendampingan yang suportif, dan menciptakan kebiasaan digital yang sehat di rumah, orang tua bisa lebih tenang dan efektif mendampingi anak-anak di era digital ini. Memang ada tantangannya, tapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa membantu anak-anak tumbuh jadi generasi digital yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel
AMIYO Tablet Edukasi Anak A15Pro 4/64GB 2Camera Wifi/Hotspot Only 8 inchi IPS Screen 4500MaH Tablet Anak Murah /Tablet Edukasi
Tablet edukasi Amiyo 8" Android 13, RAM cepat, kamera depan & belakang, baterai 4500mAh. Sudah termasuk case, stylus, dan konten edukatif anak.
Lihat Produk
