Spilltekno – Lagi-lagi Nintendo jadi buah bibir. Kali ini bukan soal game baru yang bikin penasaran, tapi gara-gara protes dari organisasi pembela hak-hak hewan, PETA. Masalahnya? Anting hidung yang nempel di karakter sapi dalam game Mario Kart. Menurut PETA, ini bukan sekadar aksesori, tapi simbol kekejaman terhadap hewan. Kontroversi ini langsung memicu perdebatan seru soal bagaimana hewan direpresentasikan dalam video game dan pengaruhnya ke pandangan kita.
Soal Anting Hidung Sapi di Mario Kart yang Bikin Heboh
Semua bermula dari lintasan Moo Moo Meadows di Mario Kart. Di sana ada karakter sapi yang imut, tapi hidungnya dipasangi anting. Bagi PETA, justru detail inilah yang jadi masalah besar. Mereka melihat anting hidung itu sebagai representasi alat yang dipakai di peternakan buat mengendalikan sapi.
Kenapa PETA Sampai Kritik Nintendo?
PETA melihat anting hidung itu bukan sekadar hiasan biasa. Lebih dari itu, ini adalah visualisasi praktik yang dianggap kejam di industri daging dan susu. Mereka mendesak Nintendo buat menghapus anting itu, bahkan menawarkan ide kocak: “Serahkan urusan cincin ke Sonic saja!” – sindiran buat karakter landak Sonic yang ikonik.
“Cincin kuningan di hidung sapi itu pengingat menyakitkan soal industri yang memperlakukan sapi seperti mesin,” kata perwakilan PETA dalam pernyataan resminya. Mereka juga menyoroti soal praktik penggunaan cincin berduri pada anak sapi buat mencegah mereka menyusu, yang dianggap kejam.
Anting Hidung: Simbol Kekejaman?
PETA menjelaskan, anting hidung itu ditusukkan paksa ke septum, bagian hidung sapi yang sangat sensitif. Tujuannya biar peternak lebih mudah mengendalikan sapi. Menurut mereka, representasi kayak gini di video game, meski kelihatan sepele, bisa mengirim pesan yang salah dan melegitimasi praktik yang nggak etis.
Data dari organisasi kesejahteraan hewan juga menunjukkan kalau penggunaan anting hidung memang umum di beberapa negara. Tujuannya buat memudahkan penanganan hewan, terutama saat dipindahkan atau dirawat. Tapi, praktik ini terus dikritik karena potensi rasa sakit dan stres yang dialami sapi.
Kata PETA, Video Game Membentuk Opini Publik
PETA menekankan kalau video game punya kekuatan buat membentuk pandangan masyarakat, terutama anak muda, terhadap hewan. Menampilkan alat yang diasosiasikan dengan penderitaan di game yang seharusnya menghibur, menurut mereka, bisa menormalisasi perlakuan buruk terhadap hewan.
“Kita tahu Mario Kart cuma permainan – makanya anting hidung itu perlu dihilangkan,” ujar perwakilan PETA. Mereka percaya, perubahan kecil pada desain karakter bisa berdampak besar pada persepsi publik. Menurut mereka, sapi yang imut itu pantas balapan dengan bebas, tanpa pengingat kekejaman di wajahnya.
“Ah, Cuma Game”: Tanggapan PETA
PETA sadar banyak yang beranggapan video game cuma hiburan dan nggak perlu terlalu dipikirkan. Tapi, mereka berpendapat argumen itu nggak sepenuhnya benar. Kata PETA, video game bisa menanamkan nilai-nilai dan membentuk opini, terutama pada anak-anak. Makanya, penting buat memastikan representasi hewan di video game dilakukan dengan bertanggung jawab dan nggak mempromosikan kekejaman.
“Kami nggak minta Nintendo mengubah gameplay Mario Kart secara keseluruhan,” jelas juru bicara PETA. “Kami cuma minta mereka menghilangkan anting hidung dari karakter sapi. Ini perubahan kecil yang bisa berdampak besar pada cara orang memandang hewan.”
Bukan Kali Pertama PETA “Nyentil” Nintendo
Protes soal anting hidung sapi ini bukan pertama kalinya PETA mengkritik Nintendo. Sebelumnya, mereka juga pernah protes soal kostum Tanooki di Super Mario 3D Land, yang dianggap mempromosikan kekerasan terhadap hewan. Mereka bahkan bikin parodi game kayak Pokémon Black and Blue yang mengkritik konsep pertarungan monster.
“Kami selalu berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat soal perlakuan terhadap hewan,” kata perwakilan PETA. “Kami percaya Nintendo, sebagai perusahaan hiburan besar, punya tanggung jawab buat menggunakan platform mereka untuk mempromosikan pesan-pesan positif soal kesejahteraan hewan.”
Dampaknya? Perdebatan Sengit!
Kampanye PETA ini memicu perdebatan seru di kalangan gamer dan masyarakat umum. Ada yang mendukung PETA dan menganggap protes mereka valid. Mereka setuju kalau representasi hewan di video game harus dilakukan dengan bertanggung jawab dan nggak mempromosikan kekejaman. Tapi, ada juga yang menganggap PETA lebay dan video game cuma hiburan. Menurut mereka, nggak perlu terlalu mempermasalahkan detail kecil kayak anting hidung.
“Menurutku PETA terlalu sensitif,” kata seorang gamer di forum online. “Ini cuma game. Orang-orang perlu santai.” Sementara itu, seorang aktivis hak-hak hewan berkomentar, “Saya mendukung PETA. Kita perlu lebih sadar soal bagaimana kita memperlakukan hewan, bahkan di video game.”
Perdebatan ini menyoroti betapa kompleksnya isu representasi hewan dalam media dan pengaruhnya ke opini publik. Sampai sekarang, Nintendo belum memberikan tanggapan resmi soal protes PETA ini. Belum jelas apakah mereka akan mengubah desain karakter sapi di Mario Kart atau nggak. Yang pasti, kontroversi ini bakal terus jadi topik hangat di kalangan gamer dan aktivis hak-hak hewan.
Sebagai informasi, lebih dari 150 juta kopi game Mario Kart sudah terjual di seluruh dunia. Ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh game ini dan pentingnya memastikan representasi dalam game dilakukan secara bertanggung jawab dan etis. Masa depan karakter sapi di Mario Kart masih abu-abu, tapi perdebatan yang muncul sudah meningkatkan kesadaran soal pentingnya kesejahteraan hewan dan dampak representasi visual dalam media. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel