Spilltekno – Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sedang bergejolak. Bukan sekadar riak kecil, tapi gelombang demonstrasi besar yang bikin jagat maya ikut panas. Satu nama santer disebut-sebut: Bupati Pati, Sudewo, yang didesak mundur dari kursi jabatannya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Aksi Massa dan Riuhnya Dunia Maya
Rabu (13/08/2025), ribuan warga Pati turun ke jalan. Mereka berkumpul di depan kantor Bupati dan gedung DPRD, menyuarakan satu kata: kecewa! Kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dianggap mencekik leher rakyat. Tapi, aksi ini nggak cuma soal demo fisik. Dunia maya pun ikut bergejolak.
“Pati” Jadi Trending Topic di X
Platform X (dulu Twitter) mendadak ramai dengan tagar “Pati”. Lebih dari 110 ribu cuitan dalam 24 jam terakhir membahas isu ini. Nggak cuma “Pati”, tagar seperti “Sudewo”, “Mundur”, sampai “#PatiMelawan” juga ikutan nangkring di daftar trending. Total, lebih dari 250 ribu cuitan menyoroti apa yang sedang terjadi di Pati. Gila, kan?
Kenapa Warga Ngamuk? Ternyata Soal PBB dan… Sikap Bupati?
Biang keroknya adalah kebijakan kenaikan PBB yang mencapai 250 persen! Warga merasa ini nggak masuk akal, apalagi kondisi ekonomi belum pulih betul pasca pandemi. “Kenaikan PBB ini sangat tidak masuk akal. Kami rakyat kecil merasa sangat terbebani,” keluh Anto, salah satu demonstran. Tapi, bukan cuma itu. Pernyataan Bupati Sudewo yang dianggap arogan juga bikin bensin menyala. Kabarnya, Bupati sempat menantang 50 ribu warga untuk demo kalau nggak setuju dengan kebijakannya. Eh, beneran kejadian, dan jumlah demonstran malah lebih banyak dari yang dia kira!
Minta Maaf Tak Cukup? Kemarahan Terus Membara
Menyadari situasi makin panas, Bupati Sudewo akhirnya minta maaf. Uniknya, permintaan maaf ini disampaikan dari atas kendaraan taktis polisi. “Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya akan berbuat yang lebih baik, terima kasih,” ujarnya. Tapi, maaf saja ternyata nggak cukup. Tagar “Mundur” masih terus menggema di X. Bahkan, ada video viral yang menunjukkan demonstran melempar sandal ke arah Bupati sebagai bentuk kekecewaan. Wah, parah!
Polisi Ikut Terseret, Situasi Makin Runyam
Dalam mengamankan demo, polisi diterjunkan. Tapi, beberapa oknum malah bertindak represif. Video yang beredar di media sosial menunjukkan polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran, termasuk seorang ibu bernama Yati. Tindakan ini langsung dikecam banyak pihak. “Polisi seharusnya mengayomi masyarakat, bukan malah menindas,” kritik Dr. Budi Santoso, pengamat sosial dari Universitas Diponegoro.
Suara Netizen Bergema: Bupati Harus Tanggung Jawab!
Media sosial menjadi arena bagi netizen untuk menyuarakan pendapat mereka. Banyak yang mengecam tindakan represif polisi dan mendukung tuntutan agar Bupati Sudewo mundur. Akun @rulakgaul menulis, “Mereka gak akan mundur sebelum bupatinya mundur. Tangan sudah terlanjur terkepal. Pati sudah terusik oleh ‘raja kecil’ yang merasa dirinya tak akan dapat digulingkan.” Akun @ansura20167 menambahkan, “Polisi seharusnya melindungi warga yang melakukan protes, bukan menyerang mereka dengan gas air mata #PatiMelawan.”
Sampai sekarang, situasi di Pati masih belum adem. Demo diperkirakan akan terus berlanjut. Kita tunggu saja, bagaimana pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan turun tangan menyelesaikan masalah ini. Semoga saja, solusi yang adil dan transparan bisa segera ditemukan, demi menghindari konflik yang lebih besar. Dan, tentu saja, kita berharap polisi bisa lebih bijak dalam mengamankan demonstrasi, bukan malah jadi bagian dari masalah. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel