Spilltekno – Roblox, dunia game yang digandrungi anak-anak, lagi jadi perbincangan hangat nih. Bukan soal keseruannya, tapi karena kekhawatiran konten negatif yang gampang banget diakses. Bahkan, wacana pemblokiran platform ini mulai muncul, didorong oleh potensi bahaya kekerasan dan konten dewasa yang bisa dengan mudah ditemukan di sana. Platform yang seharusnya jadi wadah kreatifitas ini, kini jadi perhatian serius pemerintah dan para pemerhati anak, memicu debat panjang soal bagaimana melindungi anak-anak di dunia digital.
Roblox dan Bayang-Bayang Konten Negatif
Kenapa sih Roblox jadi rame diperbincangkan? Gara-gara makin banyak laporan soal konten yang dianggap gak pantas buat anak-anak. Roblox itu kan platform yang memungkinkan penggunanya bikin game sendiri, nah di sinilah masalahnya. Celahnya jadi kebuka lebar buat konten yang mengandung kekerasan, eksploitasi, atau bahkan materi pornografi. Pemerintah dan lembaga perlindungan anak khawatir banget karena pengawasan kontennya kayaknya kurang greget, jadi anak-anak bisa dengan mudah mengakses konten berbahaya tanpa filter yang memadai.
“Kami khawatir banget sama dampak negatif konten yang gak sesuai pada perkembangan anak,” kata seorang pejabat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (26/07/2024). “Pengawasan yang lebih ketat dan kerja sama dengan Roblox itu penting banget buat jamin keamanan anak-anak kita di dunia maya.”
Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga nunjukkin peningkatan laporan terkait konten negatif di game online, termasuk Roblox, dalam beberapa tahun terakhir. Ini bikin makin khawatir soal perlunya aturan yang lebih ketat buat lindungin anak-anak dari konten yang bisa ngerusak mental dan emosional mereka.
Sementara itu, dari pihak Roblox sendiri bilang mereka berkomitmen untuk menjaga keamanan platform mereka. Kata perwakilan Roblox, mereka terus mengembangkan sistem moderasi konten yang lebih canggih dan ngasih kesempatan ke pengguna buat laporin konten yang melanggar aturan.
“Keamanan komunitas kami, terutama anak-anak, itu prioritas utama kami,” tegas juru bicara Roblox. “Kami terus investasi di teknologi dan sumber daya manusia buat pastiin Roblox tetap jadi platform yang aman dan positif buat semua.”
Tapi, beberapa ahli teknologi dan keamanan siber bilang upaya Roblox aja kayaknya gak cukup. Mereka menekankan perlunya kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, platform game, orang tua, dan guru buat nyiptain lingkungan online yang aman buat anak-anak.
Bahaya Kekerasan di Roblox: Anak adalah Peniru Ulung
Salah satu kekhawatiran terbesarnya adalah pengaruh negatif dari konten kekerasan dalam game terhadap perilaku anak-anak. Psikolog anak bilang anak-anak itu cenderung niru apa yang mereka lihat, apalagi di lingkungan yang mereka anggap asik dan menyenangkan. Kalau mereka sering lihat adegan kekerasan, ada risiko mereka bakal nganggep perilaku agresif itu wajar dan malah ngelakuinnya di kehidupan nyata.
“Anak-anak itu masih dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional,” jelas Dr. Amanda Surya, seorang psikolog anak. “Mereka belum bisa bedain antara fantasi dan kenyataan. Jadi, kalau sering lihat konten kekerasan, perkembangannya bisa keganggu dan risiko perilaku agresifnya meningkat.”
Dr. Surya juga nambahin, penting banget buat orang tua mantau aktivitas online anak-anak mereka dan ngejelasin dengan benar perbedaan antara dunia game dan dunia nyata. Komunikasi yang terbuka dan edukasi yang berkelanjutan itu penting banget buat bantu anak-anak ngerti dampak dari konten yang mereka lihat.
Berdasarkan studi terbaru dari Universitas Indonesia, ada hubungan antara sering lihat konten kekerasan dalam game online dan peningkatan perilaku agresif pada anak-anak usia sekolah. Studi itu nunjukkin kalau anak-anak yang sering main game yang ada unsur kekerasannya cenderung lebih gampang marah, sering berantem, dan suka nge-bully.
Tapi, studi itu juga bilang pengaruh konten kekerasan itu gak mutlak. Ada faktor lain juga yang berpengaruh, kayak lingkungan keluarga, pendidikan, dan dukungan sosial, yang juga berperan penting dalam membentuk perilaku anak-anak.
Roblox: Potensi Jadi Sarang Pornografi dan Predator Anak?
Selain kekerasan, kekhawatiran lainnya adalah potensi Roblox jadi tempat ngumpulnya pornografi dan predator anak. Walaupun Roblox punya aturan yang ngelarang konten seksual eksplisit, celahnya tetep ada karena pengguna bisa bikin dan bagiin konten yang mengarah ke eksploitasi anak.
“Kami nerima laporan soal adanya upaya predator buat deketin anak-anak lewat platform game online, termasuk Roblox,” kata seorang perwakilan dari organisasi nirlaba yang fokus pada perlindungan anak. “Penting buat orang tua ngajarin anak-anak soal bahaya interaksi sama orang asing di dunia maya dan gimana cara ngelindungin diri mereka sendiri.”
Polisi juga ngimbau orang tua buat lebih waspada dan laporin semua aktivitas mencurigakan yang mereka temuin di platform game online. Mereka menekankan pentingnya kerja sama antara penegak hukum, platform game, dan masyarakat buat berantas kejahatan seksual terhadap anak di dunia maya.
Tapi, gak semua pengguna Roblox ngalamin hal negatif kok. Banyak juga yang nikmatin platform ini sebagai tempat buat berkreasi, belajar, dan berinteraksi sama teman-teman mereka secara positif. Jadi, ngeblokir total kayaknya bukan solusi yang pas.
“Kami percaya solusi yang lebih efektif adalah dengan ningkatin pengawasan konten, ngasih orang tua alat yang tepat, dan ngasih edukasi yang komprehensif ke anak-anak soal keamanan online,” ujar seorang pakar keamanan siber.
Ke depannya, semoga ada aturan yang lebih ketat dan kerja sama yang lebih erat antara semua pihak terkait buat nyiptain lingkungan online yang aman dan positif buat anak-anak. Pemerintah lagi mikirin berbagai opsi, termasuk ningkatin pengawasan konten, ngewajibin verifikasi usia, dan ningkatin literasi digital buat orang tua dan anak-anak. Tujuannya adalah buat ngelindungin anak-anak dari bahaya konten negatif tanpa ngehalangin potensi positif dari platform kayak Roblox. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel