Spilltekno – Di tengah tantangan yang kerap menghantui para petani garam, muncul secercah harapan: sebuah inovasi teknologi yang menawarkan solusi “komplit” – menghasilkan garam berkualitas tinggi, air bersih, dan bahkan listrik, semuanya dalam satu paket. Inovasi ini bukan lagi sekadar angan-angan, tapi sudah menjadi kenyataan berkat kolaborasi apik antara para akademisi dengan kebutuhan masyarakat. Ini membuktikan bahwa kampus punya peran penting dalam pembangunan.
Teknologi Poligenerasi: Solusi Lengkap untuk Petani Garam
Industri garam, apalagi di daerah pesisir seperti Madura, seringkali dihadapkan pada masalah yang bikin pusing. Mulai dari cuaca yang sulit diprediksi, kualitas air laut yang kurang oke, sampai cara produksi yang masih kurang efisien. Alhasil, produksi garam seringkali jeblok dan kualitasnya pun kurang bisa bersaing. Kondisi ini jelas berdampak langsung pada kesejahteraan petani garam dan juga perekonomian di daerah tersebut.
Nah, teknologi poligenerasi ini hadir sebagai jawaban untuk mengatasi masalah-masalah tadi. Bayangkan, teknologi ini adalah sebuah sistem terintegrasi yang memungkinkan kita menghasilkan garam, air bersih, dan listrik sekaligus, semuanya di lahan yang sama! Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada seoptimal mungkin, teknologi poligenerasi diharapkan bisa mendongkrak produktivitas, efisiensi, dan kualitas garam. Selain itu, juga bisa menyediakan sumber energi dan air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir. Keren, kan?
Program “Kampus Berdampak” dan Kembalinya Peran Penting Perguruan Tinggi
Inovasi ini bukan muncul begitu saja. Ini adalah perwujudan nyata dari program “Kampus Berdampak” yang digagas oleh Kemendiktisaintek. Tujuannya sederhana: mendorong perguruan tinggi agar lebih aktif terlibat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat melalui penelitian dan pengembangan teknologi yang bisa langsung diterapkan.
“Harapan besarnya, kita ingin kampus-kampus ini punya peran strategis dan bisa memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan atau persoalan yang dihadapi bangsa ini,” ujar Prof. Fauzan, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu.
Program “Kampus Berdampak” ini jadi momentum penting bagi perguruan tinggi untuk keluar dari “menara gading” mereka dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. Dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, industri, dan masyarakat, perguruan tinggi diharapkan bisa menghasilkan inovasi-inovasi yang relevan dan memberikan dampak positif yang signifikan.
“Harvesting Hope”: Terobosan Teknologi di Madura
Proyek “Harvesting Hope” di Madura adalah salah satu contoh sukses dari implementasi program “Kampus Berdampak”. Melalui proyek ini, para peneliti dari Universitas Trunojoyo Madura mengembangkan dan menerapkan teknologi poligenerasi untuk membantu petani garam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.
“Ini adalah sebuah terobosan teknologi yang sangat menjanjikan bagi petani garam di Madura,” kata Dr. Budi Santoso, ketua tim peneliti proyek “Harvesting Hope”. “Dengan teknologi poligenerasi, kita tidak hanya menghasilkan garam yang berkualitas, tetapi juga air bersih dan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari dan pengembangan usaha.”
Proyek “Harvesting Hope” ini membuktikan bahwa jika akademisi, pemerintah, dan masyarakat bersinergi, kita bisa menghasilkan solusi inovatif yang berkelanjutan. Harapannya, keberhasilan proyek ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan teknologi serupa yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal.
Cara Kerja Teknologi Poligenerasi
Teknologi poligenerasi ini bekerja dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara maksimal, yaitu air laut dan energi matahari. Proses produksinya dilakukan secara terintegrasi dalam satu lahan, sehingga menghasilkan garam, air bersih, dan listrik secara bersamaan.
Sumber Energi Mandiri: Panel Surya dan Rankine Cycle
Salah satu keunggulan teknologi poligenerasi adalah kemampuannya untuk menghasilkan energi sendiri. Sistem ini menggunakan panel surya untuk menangkap energi matahari yang berlimpah di daerah pesisir. Energi panas yang dihasilkan kemudian diubah menjadi listrik melalui teknologi Rankine Cycle, sebuah sistem termodinamika yang efisien.
Listrik yang dihasilkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam proses produksi garam dan air bersih, serta menyediakan listrik bagi masyarakat sekitar. Dengan begitu, teknologi poligenerasi bisa mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional dan menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan.
Proses Produksi Terintegrasi: Satu Lahan, Banyak Manfaat
Air laut, sebagai bahan baku utama, diproses melalui beberapa tahapan secara simultan dalam satu lahan terpadu. Pertama, air laut dipompa ke dalam kolam-kolam evaporasi untuk proses penguapan secara alami. Proses ini dibantu oleh energi matahari yang ditangkap oleh panel surya.
Selama proses penguapan, air laut mengalami peningkatan konsentrasi garam. Air dengan konsentrasi garam yang tinggi kemudian dipindahkan ke kolam kristalisasi untuk menghasilkan garam. Air sisa dari proses kristalisasi kemudian diolah lebih lanjut melalui proses desalinasi untuk menghasilkan air bersih. Proses desalinasi ini menggunakan teknologi membran yang efisien dan ramah lingkungan.
Dengan sistem produksi terintegrasi ini, teknologi poligenerasi mampu menghasilkan garam berkualitas tinggi, air bersih, dan listrik secara bersamaan dalam satu lahan. Hal ini meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan sumber daya, serta mengurangi dampak lingkungan.
“Kami sangat bangga dengan teknologi ini. Ini adalah solusi yang berkelanjutan dan terintegrasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam dan masyarakat pesisir,” kata Assoc. Prof. Wahyudi Agustiono, ketua tim pengembang teknologi poligenerasi dari Universitas Trunojoyo Madura.
Keberhasilan implementasi teknologi poligenerasi di Madura membuka peluang besar untuk diterapkan di daerah-daerah pesisir lain di Indonesia yang punya potensi serupa. Dengan dukungan dari pemerintah dan kerja sama dengan berbagai pihak, teknologi ini bisa menjadi solusi efektif untuk meningkatkan produktivitas garam, menyediakan air bersih dan listrik, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir secara berkelanjutan. Saat ini, beberapa perguruan tinggi sedang melakukan studi kelayakan untuk implementasi di wilayah lain, dengan harapan bisa segera direalisasikan. Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel