Spilltekno – Wah, makin ke sini makin ngeri ya perkembangan AI. Dulu kayaknya cuma buat bantu-bantu aja, sekarang udah mulai ngancem posisi kita di dunia kerja. Tapi beneran semua profesi bakal digantiin robot? Nah, ada nih hasil penelitian yang ngebahas soal profesi mana aja yang rentan dan mana yang aman dari serbuan AI. Penasaran kan? Yuk, simak!
Kata Peneliti, Ini 3 Profesi yang Akan dan Tidak Bisa Tergantikan oleh AI
Profesi yang Diprediksi Akan Tergantikan AI
Telemarketer
Oke, yang pertama ini mungkin nggak terlalu mengejutkan. Telemarketer. Siapa sih yang suka ditelepon di tengah hari cuma buat ditawarin kartu kredit atau asuransi? Nah, AI dengan kemampuannya memproses data dan meniru suara manusia, bisa banget nih ngegantiin tugas mereka. Bahkan mungkin lebih efektif, karena nggak perlu istirahat dan nggak gampang bosen. Jujur aja, kadang kasihan juga sama telemarketer, tapi ya gimana lagi, zaman udah berubah.
Akuntan
Selanjutnya, ada akuntan. Waduh, ini lumayan krusial nih. Tapi, dipikir-pikir lagi, kerjaan akuntan kan banyak yang repetitive dan berbasis data. Ngitung, bikin laporan, analisis keuangan… itu semua bisa diotomatisasi sama AI. Software akuntansi sekarang aja udah canggih banget, apalagi nanti. Mungkin akuntan yang fokusnya ke strategi dan konsultasi masih aman, tapi yang cuma ngurusin pembukuan harian, siap-siap aja.
Customer Service
Ini dia, customer service. Pasti sering kan, kamu chat sama CS tapi jawabannya kayak robot? Nah, itu dia, AI udah mulai masuk ke ranah ini. Chatbot dan virtual assistant bisa jawab pertanyaan umum, ngasih solusi standar, bahkan ngelayanin komplain. Memang sih, kadang kesel juga kalo jawabannya nggak nyambung, tapi lama-lama pasti makin canggih kok. Jadi, jangan kaget ya kalo nanti CS beneran diganti robot semua.
Profesi yang Diprediksi Tidak Akan Tergantikan AI
Perawat
Nah, sekarang yang aman nih. Pertama, perawat. Pekerjaan ini butuh banget sentuhan manusia, empati, dan kemampuan untuk memahami kondisi pasien secara holistik. AI mungkin bisa bantu monitoring kesehatan, tapi nggak bisa ngegantiin peran perawat dalam memberikan dukungan emosional dan perawatan langsung. Lagian, siapa juga yang mau disuntik sama robot, kan?
Guru
Lanjut, ada guru. Sama kayak perawat, guru juga butuh kemampuan interpersonal yang tinggi. Nggak cuma ngajarin materi, tapi juga ngebentuk karakter, memotivasi, dan memahami kebutuhan individual siswa. AI mungkin bisa jadi asisten guru, nyediain materi belajar, atau ngoreksi tugas, tapi nggak bisa ngegantiin peran guru sebagai mentor dan inspirasi. Percaya deh, interaksi manusia itu penting banget dalam pendidikan.
Psikolog
Terakhir, psikolog. Ini juga profesi yang aman dari serbuan AI. Kenapa? Karena psikolog fokusnya ke kesehatan mental, emosi, dan perilaku manusia. Mereka harus bisa membangun kepercayaan, memahami perasaan klien, dan memberikan solusi yang personal. AI mungkin bisa mendiagnosis masalah kesehatan mental berdasarkan data, tapi nggak bisa memberikan terapi dan dukungan emosional yang dibutuhkan klien. Ya, masa curhat sama robot?
Oke, jadi intinya, profesi yang berhubungan sama sentuhan manusia, kreativitas, dan problem solving kompleks kayaknya masih aman dari ancaman AI. Tapi, bukan berarti kita bisa santai-santai aja. Kita tetep harus upgrade skill, adaptasi sama perubahan, dan jangan lupa belajar hal-hal baru. Siapa tahu, nanti kita malah bisa kerja bareng AI, bukan malah digantiin. Gimana menurutmu? Spilltekno
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Saluran Whatsapp Channel