Scroll untuk baca artikel
Sains

Sains di Balik Kilat dan Petir

4
×

Sains di Balik Kilat dan Petir

Share this article

Oke, siap! Mari kita ngobrol santai soal kilat dan petir. Pernah nggak sih kamu lagi asik-asikan di rumah, terus tiba-tiba… DUAR! Gede banget suaranya. Bikin kaget, kan? Nah, itu dia, petir. Tapi, pernah nggak sih kamu kepikiran, itu semua kok bisa kejadian ya? Apa emang beneran dewa yang lagi marah? Atau ada penjelasan ilmiahnya?

Well, tenang aja, nggak ada hubungannya sama dewa marah kok. Semua itu ada sainsnya, dan jujur aja, sains di balik kilat dan petir ini seru banget buat diulik. Bayangin deh, energi dahsyat yang bisa bikin pohon tumbang atau bahkan lebih parah dari itu, ternyata bisa dijelasin pakai rumus-rumus fisika. Keren, kan?

Jadi, gini ceritanya. Awalnya, semua berawal dari awan. Awan-awan yang kayak kapas lembut itu, ternyata isinya macem-macem. Ada air, es, partikel debu, dan banyak lagi. Mereka semua saling bergesekan karena ditiup angin. Nah, gesekan inilah yang bikin muatan listrik statis numpuk di dalam awan.

Muatan listrik ini nggak diem aja. Mereka terus bertambah dan bertambah, kayak lagi nabung di bank. Sampai akhirnya, muatan ini udah nggak kuat lagi ditampung sama awan. Ibaratnya, udah penuh sesak dan pengen buru-buru keluar. Nah, di sinilah drama dimulai.

Muatan negatif yang numpuk di bagian bawah awan, mulai nyari jalan keluar. Mereka ngincar permukaan bumi yang biasanya bermuatan positif. Bayangin aja kayak magnet yang beda kutub, langsung narik satu sama lain. Seru, kan?

Tapi, udara itu kan isolator, alias nggak gampang menghantarkan listrik. Jadi, muatan negatif ini harus nembus dulu lapisan udara yang tebel ini. Caranya gimana? Mereka bikin semacam jalur ionisasi, kayak terowongan listrik gitu deh.

Jalur ionisasi ini namanya “leader.” Bentuknya bercabang-cabang kayak akar pohon, dan geraknya nggak beraturan. Jadi, petir itu nggak langsung nyamber lurus ke bawah, tapi kayak lagi nyari-nyari jalan gitu. Lucu juga ya kalau dipikir-pikir.

Nah, pas leader ini udah deket ke tanah, biasanya ada juga muatan positif dari tanah yang naik ke atas, nyambut si leader ini. Muatan positif ini namanya “streamer.” Jadi, kayak lagi salaman gitu deh, antara awan sama bumi.

Pas leader dan streamer ketemu, BAM! Terjadilah pelepasan muatan listrik yang dahsyat. Inilah yang kita sebut kilat. Kilat ini panasnya luar biasa, bisa mencapai 30.000 derajat Celsius! Lebih panas dari permukaan matahari, lho! Ngeri ya?

Baca Juga:  Teknologi Mobil Auto Pilot, Jika Kecelakaan Siapa yang Salah?

Panas yang luar biasa ini bikin udara di sekitar jalur kilat memuai dengan sangat cepat. Pemuaian udara yang tiba-tiba ini menghasilkan gelombang kejut, dan gelombang kejut inilah yang kita dengar sebagai petir. Jadi, petir itu sebenarnya suara dari kilat.

Makanya, kita biasanya ngeliat kilat duluan baru denger petirnya. Soalnya, cahaya lebih cepat merambat daripada suara. Sama kayak kita ngeliat kembang api duluan baru denger suaranya. Fisika emang keren ya, bisa ngejelasin fenomena alam yang kayak gini.

Tapi, kenapa ya petir itu suaranya bisa macem-macem? Kadang kayak cuma gebukan keras, kadang kayak suara gemuruh panjang. Nah, itu tergantung dari jarak dan bentuk jalur kilatnya. Kalau jaraknya deket dan jalurnya lurus, suaranya biasanya lebih keras dan pendek.

Kalau jaraknya jauh dan jalurnya bercabang-cabang, suaranya bisa jadi gemuruh panjang. Soalnya, gelombang kejut dari setiap cabang kilat nyampe ke telinga kita dalam waktu yang berbeda. Jadi, kayak orkestra suara yang nggak karuan gitu deh.

Selain itu, petir juga bisa nyamber macem-macem tempat. Kadang nyamber pohon, kadang nyamber tiang listrik, bahkan kadang nyamber orang! Waduh, serem banget ya? Makanya, kita harus hati-hati pas lagi ada petir.

Sebenernya, petir itu lebih sering nyamber benda-benda yang tinggi dan runcing. Soalnya, benda-benda ini lebih gampang menarik muatan positif dari tanah. Jadi, kalau lagi di lapangan terbuka pas ada petir, mending jongkok aja deh, jangan berdiri tegak.

Terus, kenapa ya petir itu kadang warnanya beda-beda? Kadang putih, kadang biru, kadang ungu. Nah, itu tergantung dari apa yang dilalui sama kilatnya. Kalau kilatnya ngelewatin debu atau partikel lain di udara, warnanya bisa berubah.

Misalnya, kalau kilatnya ngelewatin banyak debu, warnanya bisa jadi kuning atau oranye. Kalau ngelewatin banyak air, warnanya bisa jadi biru. Jadi, warna petir itu kayak lukisan alam gitu deh, tergantung dari kondisi udaranya.

Ngomong-ngomong soal petir, inget nggak sih zaman SD dulu diajarin buat berlindung di bawah pohon pas ada petir? Nah, itu ternyata mitos! Pohon itu justru tempat yang bahaya pas ada petir. Soalnya, pohon itu tinggi dan runcing, jadi gampang banget disamber petir.

Baca Juga:  Abu Batu Bara: Limbah Beracun yang Menjanjikan

Kalau lagi di luar ruangan pas ada petir, mending cari bangunan yang kokoh buat berlindung. Kalau nggak ada bangunan, jongkok aja di tempat terbuka, tapi jangan deket-deket benda yang tinggi kayak pohon atau tiang listrik.

Terus, pernah nggak sih kamu ngedenger istilah “petir bola?” Itu lho, petir yang bentuknya kayak bola api yang melayang-layang di udara. Katanya sih, petir bola itu fenomena yang langka banget dan belum sepenuhnya dipahami sama ilmuwan.

Banyak teori sih soal petir bola ini. Ada yang bilang itu cuma halusinasi, ada yang bilang itu plasma, ada juga yang bilang itu black hole mini! Wah, serem juga ya? Tapi, belum ada bukti ilmiah yang kuat soal petir bola ini. Jadi, masih jadi misteri deh.

Nah, selain petir yang nyamber dari awan ke bumi, ada juga lho petir yang nyamber dari awan ke awan. Petir ini biasanya nggak terlalu bahaya, tapi tetep aja serem kalau ngeliatnya. Soalnya, cahayanya bisa nyebar ke seluruh langit.

Petir awan ke awan ini biasanya terjadi pas ada badai yang gede banget. Awan-awannya saling bergesekan dan bertukar muatan listrik, sampe akhirnya terjadi pelepasan muatan yang dahsyat. Jadi, kayak perang listrik di langit gitu deh.

Tapi, petir itu nggak cuma bahaya lho. Ternyata, petir juga punya manfaat buat lingkungan. Salah satunya, petir bisa membantu menyuburkan tanah. Soalnya, petir menghasilkan nitrogen oksida yang bisa diubah jadi nitrat, yaitu pupuk alami buat tanaman.

Selain itu, petir juga bisa membantu menjaga keseimbangan listrik di atmosfer. Soalnya, bumi itu selalu kehilangan elektron ke luar angkasa. Nah, petir ini membantu mengembalikan elektron yang hilang itu ke bumi. Jadi, bumi kita tetep punya muatan listrik yang stabil.

Oh iya, hampir lupa. Ada juga lho penelitian yang bilang kalau petir bisa membantu menciptakan kehidupan di bumi. Soalnya, petir bisa menghasilkan asam amino, yaitu bahan dasar protein. Jadi, petir mungkin berperan penting dalam evolusi kehidupan di bumi. Gila, ya?

Baca Juga:  Para Ilmuwan Khawatir Gunung Es Terbesar di Dunia Menabrak Pulau

Tapi, terlepas dari semua manfaatnya, petir tetep aja bahaya. Makanya, kita harus selalu waspada dan hati-hati pas lagi ada petir. Jangan panik, tetep tenang, dan cari tempat berlindung yang aman. Jangan lupa berdoa juga ya, biar dilindungi sama Tuhan.

Ngomong-ngomong soal berdoa, aku jadi inget dulu pas kecil sering banget disuruh ngumpet di bawah meja pas ada petir. Katanya sih, biar nggak kesamber petir. Tapi, sebenernya itu nggak ngaruh juga sih. Yang penting, jangan deket-deket jendela atau pintu pas ada petir.

Terus, kalau lagi naik motor pas ada petir, gimana dong? Nah, ini juga bahaya banget. Soalnya, motor itu kan terbuat dari logam, jadi gampang banget narik petir. Mending berhenti dulu deh di tempat yang aman, kayak di bawah jembatan atau di SPBU.

Atau, kalau lagi nyetir mobil pas ada petir, gimana? Nah, ini lumayan aman sih. Soalnya, mobil itu kayak sangkar Faraday, yaitu ruang yang bisa melindungi kita dari medan listrik. Jadi, kalau petir nyamber mobil, listriknya bakal ngalir di permukaan mobil aja, nggak masuk ke dalam.

Tapi, tetep aja jangan pegang bagian logam mobil pas ada petir ya. Soalnya, listriknya tetep bisa nyetrum kita kalau kita nyentuh bagian yang dialiri listrik. Mending diem aja deh di dalam mobil, sampe petirnya reda.

Nah, sekarang kamu udah tau kan sains di balik kilat dan petir? Ternyata, fenomena alam yang menakutkan ini bisa dijelasin secara ilmiah. Jadi, nggak perlu lagi deh percaya sama mitos-mitos yang nggak jelas. Lebih baik percaya sama sains, karena sains itu pasti dan teruji.

Tapi, inget ya, sains itu nggak selalu sempurna. Masih banyak hal tentang kilat dan petir yang belum sepenuhnya kita pahami. Jadi, jangan pernah berhenti belajar dan bertanya. Siapa tau, kamu yang nanti bisa memecahkan misteri-misteri petir yang belum terpecahkan.

Oke deh, segitu dulu aja ya obrolan kita soal kilat dan petir. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu. Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik soal petir, jangan ragu buat share di kolom komentar ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Memuat judul video...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *