Spilltekno – India telah menorehkan prestasi baru dalam eksplorasi ruang angkasa dengan peluncuran misi Aditya-L1, misi pengamatan matahari pertamanya di luar angkasa. Misi ini dilengkapi dengan tujuh instrumen canggih, termasuk Visible Emission Line Coronagraph (Velc), yang mampu menangkap data penting tentang fenomena matahari yang disebut letusan massa korona (CME).
Misi Aditya-L1 India: Menyingkap Misteri Matahari
Deteksi CME yang Tepat Waktu
Velc berhasil mendeteksi letusan korona pada 16 Juli 2023, memberikan para ilmuwan data berharga untuk memperkirakan waktu pasti dimulainya peristiwa ini. CME adalah bola api raksasa yang dapat mencapai kecepatan luar biasa, berpotensi menimbulkan dampak signifikan pada Bumi dan teknologi kita.
Dampak CME pada Bumi dan Luar Angkasa
CME dapat mempengaruhi cuaca Bumi, menyebabkan gangguan pada medan magnet kita. Dampak yang paling ringan adalah aurora yang indah, namun CME yang lebih kuat dapat menyebabkan gangguan listrik, kerusakan satelit, dan kekacauan komunikasi.
Dalam beberapa kasus yang ekstrem, CME dapat menyebabkan “peristiwa nyaris berbahaya,” di mana partikel bermuatan dari CME melewati orbit Bumi tetapi tidak berdampak langsung. Peristiwa seperti ini berpotensi menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur penting seperti jaringan listrik dan jaringan komunikasi.
Manfaat Misi Aditya-L1
Misi Aditya-L1 memungkinkan para ilmuwan India untuk memantau Matahari secara terus-menerus, bahkan saat gerhana atau okultasi. Coronagraph Velc memberikan pandangan yang jelas tentang korona Matahari, memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari dan memprediksi CME dengan lebih baik.
Dengan menggabungkan data dari Aditya-L1 dengan observatorium berbasis darat di India, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang Matahari dan aktivitasnya. Pengetahuan ini sangat penting untuk melindungi Bumi dan teknologi kita dari potensi bahaya yang berasal dari luar angkasa. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News