Spilltekno – Keberadaan hewan purba memang selalu mengejutkan, terutama dari segi ukuran yang luar biasa besar dibandingkan dengan makhluk-makhluk modern. Tidak hanya dinosaurus dan pterosaurus, tapi ternyata bahkan kecebong purba pun punya ukuran yang jauh lebih besar dari kecebong yang kita kenal sekarang.
Temuan Fosil Kecebong Raksasa dari 161 Juta Tahun Lalu
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan fosil kecebong purba yang diperkirakan hidup sekitar 161 juta tahun lalu. Ukuran kecebong ini benar-benar mengejutkan: mencapai panjang sekitar 16 cm, hampir lima kali lipat lebih besar dari rata-rata panjang kecebong modern yang hanya sekitar 3,3 cm.
Ukuran tersebut hampir setara dengan sebuah pisang berukuran sedang! Temuan ini memecahkan rekor fosil kecebong sebelumnya, yang diperkirakan berusia sekitar 145 juta tahun.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Mariana Chuliver Pereyra dari La Plata National University menunjukkan bahwa habitat alami kecebong purba ini mungkin adalah kolam dangkal yang sering mengalami kekeringan berkala.
Kondisi lingkungan yang bervariasi ini membuat banyak kecebong mati sebelum sempat berubah menjadi katak dewasa, apalagi karena kolam sering kali mengering.
Proses Fosilisasi yang Luar Biasa
Setelah kecebong tersebut mati, tubuhnya tertimbun abu vulkanik dan lumpur yang akhirnya membentuk sedimen halus, sehingga kecebong tersebut terawetkan dengan sangat baik.
Karena proses pengendapan ini, kecebong purba tersebut terawetkan selama lebih dari 160 juta tahun, hingga menjadi fosil yang lengkap dengan kepala, sebagian besar tubuh, ekor, bahkan jejak mata dan saraf.
Gigantisme pada Kecebong N. degiustoi
Yang membuat temuan ini semakin menarik adalah adanya fenomena gigantisme pada kecebong spesies N. degiustoi ini. Spesies ini menunjukkan pertumbuhan kecebong yang jauh lebih besar dibandingkan kecebong zaman sekarang.
Para peneliti menyatakan bahwa fenomena ini mungkin terjadi pada awal sejarah evolusi katak atau anura (kelompok hewan amfibi yang mencakup katak dan kodok).
Siklus hidupnya menunjukkan fase kecebong yang besar dan pemakan saringan, yang cocok untuk lingkungan perairan dangkal dan sementara.
Penemuan ini memperkuat pandangan bahwa siklus hidup kecebong dan katak telah ada sejak jutaan tahun lalu, dan struktur bifasik yang terdiri dari fase larva (kecebong) dan fase dewasa (katak) tetap stabil sejak zaman purba.
Lingkungan dan Kematian Alami
Sebagian besar kecebong purba ini mungkin mati akibat lingkungan kolam dangkal yang sering mengering. Kondisi ini mirip dengan banyak spesies amfibi modern yang hidup di kolam dangkal musiman.
Dalam kasus fosil yang ditemukan, setelah kematiannya, abu vulkanik dan lumpur menutupi tubuhnya, sehingga kondisinya terjaga dengan baik hingga menjadi fosil yang sekarang dapat kita pelajari.
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Nature dan memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan amfibi purba dan perkembangan siklus hidup kecebong yang sudah berlangsung sejak jutaan tahun lalu.
Penemuan kecebong raksasa purba ini mengungkapkan satu lagi misteri evolusi makhluk hidup di bumi. Fenomena gigantisme yang terjadi pada spesies kecebong N. degiustoi memperlihatkan bahwa ukuran hewan purba tidak hanya besar pada dinosaurus, tetapi juga pada makhluk-makhluk lain yang mungkin sering kita anggap kecil.
Temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut untuk memahami evolusi awal dari kehidupan katak dan amfibi, serta bagaimana perubahan lingkungan berdampak pada perkembangan ukuran dan siklus hidup mereka. Spilltekno
Cek Informasi Teknologi Lainnya di Google News